JATIMTIMES - Program pemerintah makan bergizi gratis (MBG) telah mulai bergulir sejak Senin (6/1/2025) lalu. Namun pelaksanaannya masih belum dilakukan secara serentak. Seperti di Kota Malang, yang baru dijadwalkan bakal digelar pada 13 Januari hingga 29 Maret 2025 mendatang.
Dalam pelaksanaannya, program yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto itu didukung melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. Sedangkan pelaksanaannya, secara teknis juga akan melibatkan wali murid.
Baca Juga : Hanya Ajukan Satu Nama, DPRD Usulkan Aries Agung Paewai Lanjutkan Kepemimpinan Pj Wali Kota Batu
Di Kota Malang, pelaksanaan program MBG pertama kali akan dilangsungkan di SD Negeri 3 Lowokwaru. Informasi dihimpun, ada sebanyak 430 siswa sekolah tersebut yang akan menerima program MBG. Dan untuk pengadaannya melibatkan pelaku UMKM setempat.
"Kesepakatannya MBG nanti di jam siang, serentak mulai kelas 1-6. Jadi dilaksanakan setelah solat duhur. Di sini ada 430 siswa, cukup banyak karena di sini semuanya ada 3 rombongan belajar (rombel)," ungkap Kepala SD Negeri 3 Lowkwaru Anis Yuniati.
Sebelumnya, SD Negeri 3 Lowokwaru juga telah menjalankan uji coba program tersebut pada Agustus dan Desember 2024 lalu. Pada pelaksanaan uji coba itu, juga ada beberapa pihak yang dilibatkan.
Seperti tenaga kesehatan dari Puskesmas untuk memastikan kualitas dan standar gizi makanan. Di sisi lain, keterlibatan wali murid dalam pelaksanaan program tersebut juga mengacu pada standar operasional prosedur (SOP).
"Jadi nanti makanan dibawa ke ruangan untuk persiapan dibagikan ke kelas-kelas, nah untuk pembagian ini melibatkan wali murid yang mereka menawarkan diri untuk membantu. Karena kalau tenaga dari kami sendiri kan tidak mencukupi," terangnya.
Baca Juga : Atap Ruang Kelas SDN 2 Pakiskembar Bocor Parah, Bupati Sanusi: Segera Dibenahi
Secara umum, lanjut Anis, pelaksanaan uji coba MBG di sekolahnya telah berjalan dengan baik. Namun, ada beberapa hal yang menjadi evaluasi bagi pihak sekolah, berdasarkan pelaksanaan uji coba sebelumnya.
Salah satu poin penting yang menjadi perhatian, yaitu variasi menu makanan. Menurutnya, hal tersebut berpengaruh pada minat siswa untuk mau menerima dan mengkonsumsi menu yang disajikan dalam program tersebut.
"Namanya anak-anak, agak sulit kalau setiap hari lauknya sama. Kami sudah mengusulkan agar menunya lebih bervariasi. Usulan ini juga sudah kami sampaikan ke manajer CSR untuk diteruskan ke UMKM penyedia makanan," pungkas Anis.