free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kasus PMK Melonjak di Kabupaten Blitar: Pemerintah Bergegas Atasi Ancaman Wabah

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

02 - Jan - 2025, 18:47

Placeholder
Ilustrasi penanganan PMK. (Foto: JatimTIMES)

JATIMTIMES - Awal tahun 2025 menjadi ujian berat bagi Kabupaten Blitar dengan lonjakan signifikan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi. Dinas Peternakan dan Perikanan mencatat, hingga saat ini, 315 kasus telah terkonfirmasi, dengan 30 ekor sapi mati dan 15 lainnya harus dipotong paksa.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disiarkan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin, menyampaikan bahwa kasus PMK tersebar di hampir seluruh kecamatan. Kecamatan Panggungrejo, Nglegok, dan Gandusari menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, masing-masing mencatatkan 52, 47, dan 32 kasus. "Dari 22 kecamatan di Kabupaten Blitar, hanya tiga yang belum melaporkan kasus PMK, yaitu Bakung, Selorejo, dan Doko," ujar Nanang saat dihubungi pada Kamis (2/1/2025).

Baca Juga : Respons Cepat atas Dugaan Penjualan Miras dan Protes Warga, Pj Bupati Magetan Sidak Karaoke Sempol

Upaya pengendalian PMK menemui tantangan besar. Pasokan vaksin dari pemerintah pusat telah habis sejak Desember 2024, menyulitkan pelaksanaan vaksinasi pada ternak. Nanang menyebutkan bahwa dalam rapat koordinasi di tingkat provinsi, pemerintah pusat berencana mengupayakan kembali distribusi vaksin untuk menekan laju penyebaran.

Namun, sembari menunggu kepastian pengadaan vaksin, langkah pencegahan terus dilakukan. Pemerintah daerah mengerahkan petugas untuk melakukan disinfeksi di pasar hewan dan kendaraan pengangkut ternak. "Jika ditemukan indikasi ternak sakit, petugas akan segera melakukan terapi awal dan meminta pemilik membawa pulang hewan tersebut untuk perawatan lanjutan," tambahnya.

Lonjakan kasus PMK sebenarnya telah terdeteksi sejak Desember 2024, ketika Dinas Peternakan mencatat 180 kasus baru dalam satu bulan. Nanang menjelaskan, situasi ini memerlukan kewaspadaan lebih tinggi karena berpotensi merugikan ekonomi peternak kecil.

"Kami terus mengedukasi peternak untuk memperhatikan kebersihan kandang, membatasi interaksi antarternak, dan melapor segera jika ada gejala PMK," tegas Nanang. Gejala PMK pada sapi meliputi lepuh di mulut, air liur berlebihan, dan kesulitan berjalan.

Pemerintah Kabupaten Blitar berkomitmen memberikan perhatian penuh untuk menyelamatkan populasi ternak. Selain berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait vaksin, langkah mitigasi seperti penyemprotan disinfektan dan pemeriksaan intensif di pasar hewan akan terus diperkuat.

Baca Juga : Sepanjang 2024, Ribuan Miras Diamankan Polresta Malang

Dalam jangka panjang, pemerintah juga diharapkan mengembangkan strategi yang lebih tangguh menghadapi PMK, termasuk peningkatan fasilitas laboratorium diagnostik dan pelatihan petugas kesehatan hewan.

Kabupaten Blitar kini berada di persimpangan, di mana ketangguhan pemerintah dan kesadaran masyarakat akan menentukan seberapa cepat wabah ini dapat diredam. Masyarakat pun menunggu langkah konkret dari pemerintah pusat dalam pengadaan vaksin yang menjadi kunci utama pengendalian penyakit ini.

Wabah PMK di awal tahun ini tidak hanya menjadi tantangan teknis, tetapi juga ujian solidaritas dan kepemimpinan untuk melindungi sektor peternakan yang vital bagi kehidupan ribuan warga Blitar.


Topik

Peristiwa kabupaten blitar pmk kasus pmk nanang miftahudin



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya