JATIMTIMES - Dampak musim libur Natal dan tahun baru turut dirasakan Desa Wisata di Kota Batu. Angka kunjungan ikut terkerek dan mengalami kenaikan dari hari biasa. Mayoritas dikunjungi oleh kalangan keluarga baik dalam dan luar kota.
Ketua Forum Desa Wisata (Fordewi) Muhammad Dadi membenarkan hal tersebut. Beberapa desa wisata memang mengalami peningkatan kunjungan sejak menjelang musim natal 2024 dan pergantian tahun baru 2025.
Baca Juga : Tanggal 2 Januari Libur atau Tidak? Ini Aturan SKB 3 Menteri Soal Tanggal Merah Tahun Baru
"Musim Nataru ini memang berpengaruh, Alhamdulillah rata-rata kunjungannya jadi meningkat dibandingkan hari biasa. Rata-rata sekitar 40 sampai 50 persen," ungkap Dadi saat dikonfirmasi JatimTIMES, Rabu (1/1/2025).
Bahkan menurut dia, idealnya peningkatan itu bisa lebih tinggi. Yakni hingga hampir dua kali lipat hari biasa. Namun, cuaca menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelancong mengurungkan niat berlibur ke desa-desa wisata yang ada di Kota Batu.
Dadi menuturkan, bahwa banyak di antara desa menawarkan sensasi wisata alam. Meski beberapa akses dan infrastruktur sudah mulai memadai, kondisi musim penghujan tetap mempengaruhi kunjungan.
"Karena imbauan BMKG sebelumnya, memang terkait musim penghujan. Selain butuh kewaspadaan juga harus banyak persiapan. Sebab, mungkin kurang maksimal kalau menikmati alam dan ternyata cuaca tidak mendukung," katanya.
Dadi menuturkan, mayoritas kunjungan pada Nataru kali ini adalah kalangan keluarga. Mereka menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor.
Berbeda dengan musim libur lain pada umumnya, atau saat akhir pekan di pekan-pekan sebelumnya yang banyak kunjungan databg dari rombongan tertentu. Seperti tempat kerja, hingga lembaga pendidikan dan organisasi.
"Banyak yang keluarga, sejauh ini. Dibanding yang rombongan bus atau yang lain," kata dia.
Beberapa desa wisata yang cukup menarik perhatian banyak wisatawan dalam dan luar kota. Ia menyontohkan seperti Desa Wisata Tulungrejo, Punten, Sidomulyo, Sumber Brantas. Dimana mayoritas desa favorit ada di Kecamatan Bumiaji. Mereka mengandalkan obyek-obyek wisata alam, misalnya seperti Brakseng di Sumber Brantas.
Meski demikian, ia memastikan desa wisata memiliki banyak potensi lain. Sehingga bisa dimaksimalkan untuk menarik kunjungan.
"Baik itu UMKM, seperti kerajinan dan kuliner sebenarnya potensinya besar," katanya.
Baca Juga : Penutupan Jalur Pendakian Gunung Semeru Diperpanjang Hingga 19 Januari 2025
Dodi mengakui, masih ada beberapa evaluasi yang harus diperhatikan desa wisata. Terutama yang belum banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan. Ia menyebut perlu perhatian pada lembaga desa wisata, SDM pengelola dan promosi.
"Jadi, memang potensinya ada, tapi perlu perbaikan lembaga-lembaga desa wisatanya. Ada yang belum solid lembaganya, sehingga promosi-promosinya masih belum maksimal. PR-nya di situ," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Kadisparta) Kota Batu Arief As-Siddiq mengungkapkan desa wisata sudah cukup banyak yang dilirik pada momen-momen liburan seperti Nataru. Bahkan, ia mengklaim kenaikan kunjungan Nataru kali ini di desa wisata mencapai 60-70 persen.
"Naik, lumayan bagus sampai 60-70 persen. Kalau desa yang banyak menang di Bumiaji," klaimnya.
Ia mengimbau agar pengelolaan desa wisata bisa menjadi pemicu peningkatan perekonomian masyarakat. Sejumlah obyek wisata yang dikelola desa sudah tercatat menyumbangkan pendapatan desa secara tidak langsung.
Beberapa di antaranya adalah Desa Wisata Tulungrejo, Desa Wisata Oro-oro ombo, Desa Wisata Sidomulyo, Desa Wisata Pandanrejo, dan Desa Wisata Bumiaji. Potensi desa lain, kata Arief banyak datang dari inovasi wisata kuliner dan UMKM, selain juga wisata alam dan edukasi.
"Yang perlu ditingkatkan adanya paket-paket wisata yang bisa memberikan penawaran sekaligus. Sehingga yang datang tidak bingung harus kemana saja. Selain itu tentunya promosi yang digalakkan. Kami dari dinas juga membantu," imbuh Arief.