JATIMTIMES - Cina telah menyetujui pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) raksasa di Sungai Yarlung Tsangpo, Tibet, yang mampu menghasilkan energi hingga tiga kali lipat lebih besar dari Bendungan Tiga Ngarai, lapor kantor berita Xinhua pada Rabu (25/12). Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi lebih dari 1 triliun Yuan (US$137 miliar), menjadikannya proyek infrastruktur tunggal terbesar di dunia.
PLTA ini akan dibangun di salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi di daratan Cina, di mana sungai tersebut mengalir melintasi Dataran Tinggi Tibet dan membentuk ngarai terdalam di Bumi dengan perbedaan ketinggian mencapai 7.667 meter, sebelum mengalir ke India sebagai Sungai Brahmaputra. Bendungan ini direncanakan menghasilkan hampir 300 miliar kilowatt-jam listrik per tahun, jauh melampaui kapasitas Bendungan Tiga Ngarai yang mencapai 88,2 miliar kWh.
Baca Juga : Pemkot Batu Evaluasi Program Makan Bergizi, Rp15 Ribu/Orang untuk Porsi Layak
Pada tahun 2020, Yang Jiyong, yang saat itu menjabat ketua Perusahaan Konstruksi Listrik milik Negara Cina, mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga air Yarlung Zangbo adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air paling produktif di dunia.
“Daerah hilir memiliki penurunan vertikal 2.000 meter sepanjang jarak 50 km (31 mil), yang mewakili hampir 70 juta kilowatt sumber daya yang dapat dikembangkan – lebih dari tiga Bendungan Tiga Ngarai dengan kapasitas terpasang 22,5 juta kilowatt,” katanya.
Untuk membangun PLTA ini, diperlukan pengeboran empat hingga enam terowongan sepanjang 20 km menembus gunung Namcha Barwa guna mengalihkan setengah dari aliran sungai yang memiliki kecepatan sekitar 2.000 meter kubik per detik. Namun, proyek ini menghadapi tantangan karena lokasinya yang berada di sepanjang batas lempeng tektonik yang rawan gempa bumi, serta perbedaan signifikan antara geologi dataran tinggi dan dataran rendah.
Meski demikian, proyek ini tidak hanya akan memanfaatkan potensi tenaga air Sungai Yarlung Zangbo, tetapi juga akan mendorong pengembangan energi surya dan angin di area sekitarnya, menciptakan basis energi bersih yang terintegrasi.
Pembangunan PLTA ini juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal di Daerah Otonomi Xizang, Cina barat daya, sekaligus menjadi langkah penting dalam transisi menuju energi hijau dan rendah karbon di Cina.
Menurut laporan Xinhua, proyek PLTA ini akan mengutamakan perlindungan lingkungan dengan pondasi yang telah dipersiapkan. “Melalui eksplorasi geologi yang ekstensif dan kemajuan teknis, fondasi yang kokoh telah diletakkan untuk pengembangan proyek yang berbasis sains, aman, dan berkualitas tinggi,” katanya.
Baca Juga : Batas Pembelian Token Listrik dengan Diskon 50% dari PLN
Proyek ini juga akan merangsang pertumbuhan berbagai sektor industri seperti teknik, logistik, dan layanan perdagangan, serta menciptakan lapangan kerja baru. Setelah selesai, infrastruktur listrik, pemeliharaan air, dan transportasi akan semakin meningkat, memperkuat sinergi pembangunan antara Xizang dan wilayah lain.
Selain mendorong pengembangan energi surya dan angin di sekitarnya, proyek ini juga akan membantu meningkatkan sistem pemantauan ekologi lingkungan setempat dan mencapai perlindungan di seluruh wilayah, mendorong keharmonisan antara manusia dan alam.
“Hal ini juga sangat penting untuk memajukan strategi negara dalam mencapai puncak karbon dan netralitas karbon serta mengatasi perubahan iklim global.” kata laporan itu.
Meski demikian, laporan tersebut tidak menyebutkan lokasi spesifik atau waktu dimulainya pembangunan proyek ini.
