JATIMTIMES - SMAK Kolese Santo Yusup (SMAK Kosayu) kembali menggelar program Sister School bersama Bunbury Catholic College (BCC), Australia Barat. Selama sepekan, dari 10 hingga 16 Desember 2024, sebanyak 11 siswa BCC bersama dua guru pendamping, Dai Tonai dan Debora Garbutt, menjalani pengalaman tak terlupakan di lingkungan SMAK Kosayu, Kota Malang.
Kunjungan ini menjadi kesempatan berharga bagi siswa BCC untuk mengenal budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia lebih dalam.
Baca Juga : Siapa Daniel Klein? Pesepakbola Asal Jerman yang Disebut Akan Gabung Timnas Indonesia
Dengan persiapan matang selama dua bulan, tim SMAK Kosayu, dipimpin oleh guru Bahasa Inggris Jessica Gloriana, menyusun serangkaian kegiatan yang mempertemukan siswa BCC dengan budaya lokal, mulai dari seni, bahasa, hingga pengalaman hidup bersama keluarga Indonesia.
"Kami ingin siswa BCC membawa pulang pengalaman unik tentang budaya Indonesia sembari membangun hubungan erat dengan siswa kami," kata Jessica.
Foto bersama seluruh peserta program Sister School bersama Bunbury Catholic College (BCC), Australia Barat. (Foto: istimewa)
Salah satu fokus program ini adalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Selama tiga hari, siswa BCC mengikuti kelas intensif di bawah bimbingan guru Ade Setiawan, yang mencakup kegiatan interaktif seperti perkenalan diri dan simulasi berbelanja di pasar tradisional.
Selain itu, siswa BCC juga diperkenalkan dengan seni tradisional Indonesia, seperti membuat tie-dye di tote bag, mengenali motif topeng khas Malang, dan memainkan gamelan. Belajar gamelan sangat berkesan bagi mereka. Dalam waktu singkat, siswa BCC mampu memainkan lagu Jawa dengan baik.
Selama kunjungan, siswa BCC tinggal bersama keluarga siswa SMAK Kosayu melalui program homestay. Tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Meskipun beberapa siswa sempat merasa homesick, namun mereka berusaha menyesuaikan diri dengan makanan lokal dan kebiasaan keluarga host.
Wakil Kepala Sekolah SMAK Kosayu, Agustinus Yohan Kristian, mengingatkan para host parents untuk tetap menyajikan makanan sehari-hari dengan memperhatikan alergi siswa. "Pengalaman tinggal bersama keluarga lokal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan pribadi siswa BCC, terutama kemampuan adaptasi mereka." ungkapnya.
Momen para siswa Bunbury Catholic College (BCC) saat belajar gamelan. (Foto: istimewa)
Baca Juga : Dukungan Bank Jatim Blitar Meriahkan Turnamen Golf Abah Hariyanto 2024 : Syiar Islami di Lapangan Hijau
Tak hanya di dalam kelas, siswa BCC juga diajak menjelajahi keindahan alam Indonesia, salah satunya Gunung Bromo. Guru pendamping, Dai Tonai, mengungkapkan antusiasme siswa. "Di Australia, tidak ada gunung berapi aktif. Melihat Gunung Bromo adalah pengalaman luar biasa bagi siswa kami," tuturnya.
Program Sister School ini telah berlangsung sejak tahun 2010 dan tetap berlanjut meskipun sempat tertunda akibat pandemi. Program ini tidak hanya memberikan pembelajaran akademik, tetapi juga mengembangkan soft skills seperti komunikasi, toleransi, dan kerja sama.
Kedua sekolah berharap program ini terus menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antara kedua budaya.
SMAK Kosayu juga berencana melakukan kunjungan balasan ke Bunbury Catholic College pada Juni 2025, dengan proses seleksi siswa dimulai Januari mendatang.