JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) mencatat neraca perdagangan Jatim selama bulan Oktober 2024 kembali mengalami penurunan kinerja. Alhasil, pada bulan Oktober 2024 terjadi defisit yaitu sebesar USD 334,74 juta.
Dengan capaian tersebut, defisit neraca dagang secara kumulatif selama periode Januari-Oktober 2024 mencapai USD 3,28 miliar. Sepanjang tahun ini, Jatim telah mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 21,46 miliar, dan transaksi impor senilai USD 24,74 miliar.
Baca Juga : Ketua Pengprov Perbasi Jatim Yakin Basket Banyuwangi Bangkit Kembali
Dari tahun ke tahun, neraca dagang kumulatif Jatim selalu mengalami defisit. Tahun ini, defisit kumulatif masih lebih kecil jika dibandingkan tahun lalu.
Jika dibandingkan dengan periode Januari-Oktober 2023, maka capaian defisit perdagangan Jatim tahun ini masih lebih baik. Selisihnya mencapai USD 2,68 miliar lebih tinggi dari neraca perdagangan kumulatif Januari-Oktober 2023 yang tercatat USD 5,96 miliar.
BPS menjelaskan, neraca dagang Jatim pada Oktober 2024 kembali defisit lantaran surplus kinerja perdagangan sektor nonmigas yang lebih kecil dibandingkan defisit nilai perdagangan pada sektor migas. Defisit perdagangan pada sektor migas mencapai USD 525,55 juta.
"Sedangkan nominal surplus perdagangan pada sektor nonmigas hanya mencapai USD 190,81 juta. Kondisi ini harus diperbaiki agar neraca perdagangan Jawa Timur dapat berubah menjadi surplus," papar BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Senin (16/12/2024).
Baca Juga : Pasar Sepi, Retribusi Pasar Tradisional di Kabupaten Blitar Jauh dari Target
Lebih lanjut, nilai ekspor Jatim pada bulan Oktober 2024 mencapai USD 2,41 miliar. BPS Jatim mencatat, angka tersebut terbilang naik sebesar 11,68 persen jika dibandingkan bulan September 2024 yang sebesar USD 2,16 miliar.
Sementara itu, nilai impor Jatim pada bulan Oktober 2024 mencapai USD 2,75 miliar. Angka tersebut terbilang naik 18,69 persen dibandingkan bulan September 2024 yang sebesar USD 2,32 miliar.