JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) mencatat, berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, pada bulan Oktober 2024 golongan perhiasan/permata (HS 71) menjadi komoditas ekspor nonmigas andalan Jatim. Komoditas tersebut mencatatkan nilai ekspor USD 344,87 juta.
Nilai tersebut turun sebesar 20,94 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai USD 436,19 juta. Kendati demikian, perhiasan/permata masih menjadi komoditas ekspor terbesar Jatim jika dibandingkan komoditas lainnya.
Baca Juga : Puluhan Perempuan di Kota Batu Mengidap Kanker Serviks
"Golongan komoditas ini berkontribusi sebesar 14,81 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Kamis (12/12/2024).
Pada Oktober 2024, perhiasan/permata asal Jatim paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai USD 146,83 juta. Adapun peringkat kedua yang terbanyak diekspor Jatim adalah golongan tembaga (HS 74).
Tembaga menyumbang nilai ekspor sebesar USD 244,43 juta. Angka itu meningkat sebesar 44,55 persen dibandingkan bulan September 2024.
"Golongan barang ini menyumbang 10,49 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur dan utamanya dikirim ke Tiongkok dengan nilai sebesar USD 78,21 juta," jelas BPS Jatim.
Selanjutnya, golongan barang peringkat ketiga adalah golongan lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15). Ekspor komoditas itu meningkat sebesar 22,28 persen dibandingkan bulan September 2024 atau dari USD 142,45 juta menjadi USD 174,19 juta.
Kelompok barang ini menyumbang 7,48 persen dari total ekspor nonmigas bulan Oktober 2024. Komoditas ini utamanya diekspor ke Tiongkok dengan nilai mencapai USD 67,19 juta.
Baca Juga : Pj. Gubernur Adhy Terima Dubes Argentina di Grahadi, Bahas Peluang Kerjasama dan Investasi di Jatim
Persentase peningkatan nilai ekspor nonmigas terbesar terjadi pada golongan tembaga (HS 74) dengan peningkatan sebesar 44,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Adapun penurunan nilai ekspor nonmigas terbesar dialami oleh golongan perhiasan/permata (HS 71) yaitu mengalami penurunan sebesar 20,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya," urai BPS Jatim.