JATIMTIMES - Bertepatan pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 9 Desember 2024, mahasiswa Kabupaten Ngawi yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) bersama Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ngawi menggelar aksi unjuk rasa. Mereka menuntut transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan dana pendidikan.
Aksi dimulai dengan long march dari Masjid Lintang Songo menuju kantor Dinas Pendidikan Ngawi. Dalam orasi, mahasiswa menuntut transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan dana pendidikan. Selain meminta Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi untuk bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Baca Juga : Pimpin Apel Peningkatan Kompetensi PTK dan Dinas Pendidikan, Ini Arahan Pj Wali Kota Kediri
Sebagai bentuk simbolis, mereka membawa peti mati yang melambangkan matinya pendidikan di Ngawi akibat korupsi. Ketua PC PMII Ngawi, Abdul Latif, menjelaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
"Aksi ini sebagai trigger supaya pengawalan kasus korupsi ini tidak terulang lagi. Kami ingin bersama-sama menguatkan Dinas Pendidikan agar ke depan bisa bekerja secara profesional, transparan, dan berintegritas. Jika tidak, masyarakat akan terus dirugikan karena pendidikan di Ngawi yang sudah memprihatinkan malah dikorupsi," tegasnya.
Selain menuntut transparansi dalam pelaksanaan anggaran sesuai Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) dan meminta klarifikasi atas kerugian negara akibat dugaan korupsi dana hibah. Terlebih terkait dugaan korupsi dana hibah tahun anggaran 2022 senilai 19,17 miliyar rupiah.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi, Sumarsono menyampaikan apresiasi atas kepedulian mahasiswa atas isu korupsi di institusinya dan menegaskan bahwa pihaknya akan berkomitmen menjalankan prinsip anti KKN, serta telah menerapkan transparansi anggaran sesuai aturan.
Baca Juga : Ungkap 42 Persen Guru Terjerat Pinjol, Gamal Albinsaid: Perlu Ada Peningkatan Kesejahteraan
"Kami akan komitmen, demi menjalankan prinsip anti KKN," tegas Sumarsono.
Dalam aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut, Polres Ngawi setidaknya menerjunkan 100 personel gabungan untuk melakukan pengamanan. Usai menyampaikan orasinya, puluhan mahasiswa langsung membubarkan diri meninggalkan Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi dengan tertib dan lancar.