JATIMTIMES - Pita kejut dihadirkan di Jalan Terusan Dieng, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. Sayang, hal itu menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat.
Pita kejut rupanya baru dihadirkan pada Sabtu (7/12/2024). Pita kejut ini dibuat dalam tiga gundukan. Namun, gundukan tersebut dirasa terlalu tinggi lantaran berada di jalan umum.
Baca Juga : Bupati Sanusi Subuh Keliling di Masjid Sunan Kalijogo Dau, Serahkan Bantuan Rp 20 Juta
Saat wartawan ini mendatangi lokasi, banyak pengendara yang melintas cukup kaget. Terlebih bagi mereka yang biasanya melintas di jalan tersebut dengan laju kendaraan cukup kencang.
Ada juga pengendara yang sempat terjatuh karena tidak mengetahui ada pita kejut, Minggu (8/12/2024). Salah satu korbannya adalah seorang ibu bersama anaknya. Beruntung para korban hanya mengalami syok.
Seorang ibu mengaku kaget lantaran ada pita kejut sehingga mengerem secara mendadak saat di atas pita kejut. Di waktu yang bersamaan, tepat di belakangnya ada kendaraan roda dua. Karena terlalu mepet, kecelakaan pun tak terhindarkan.
“Kaget ada polisi tidur ini. Dan yang di belakangnya juga kaget serta tak sempat mengerem. Sementara yang satunya ngerem mendadak. Sehingga, terjadi kecelakaan tersebut,” kata juru parkir Masjid Al Huda, Fredi (58).
Fredi menambahkan, hadirnya pita kejut memang baik untuk menekan kecelakaan laku lintas. Mengingat banyak kecelakaan di kawasan tersebut.
“Dari sisi negatifnya pita kejut ini ketinggian dan jumlahnya kebanyakan. Sebenarnya, dua polisi tidur saja sudah cukup dan kalau bisa dicat dengan warna yang terang dan menonjol,” imbuh Fredi di sela-sela mengatur kendaraan yang parkir.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pengguna jalan bernama Yohanes. Ia sering melewati lokasi tersebut dan juga kaget dengan adanya polisi tidur itu.
“Ini saya baru tahu kalau ada polisi tidur. Sempat kaget juga, karena setiap hari lewat sini juga. Tapi ada baiknya juga, supaya yang lewat gak kenceng,” ujar Yohanes.
