JATIMTIMES - Suasana Universitas Brawijaya (UB) belum lama ini sempat riuh. Banyak para pegawai histeris berlarian keluar dari Gedung Rektorat UB sembari melindungi kepala dengan kedua tangan. Para pegawai ini kemudian berlari ke sebuah lapangan yang ada di depan Gedung Rektorat.
Di depan Gedung Rektorat situasi sempat tenang, namun kembali riuh, terdapat kobaran api yang membara dan membakar sebuah benda yang mudah terbakar di lapangan .
Baca Juga : Unikama dan Diskominfo Kabupaten Malang Kolaborasi Dorong Optimalisasi Website Desa
Namun hal ini bukan menjadi hal yang patut dikhawatirkan. Sebab, ini merupakan rangkaian kejadian dan histerisnya mahasiswa dan pegawai ini merupakan bagian dari skenario simulasi antisipasi terjadinya bencana gempa bumi dan kebakaran.
Sekretaris Universitas Brawijaya, Tri Wahyu Nugroho mengatakan, bahwa hal ini menjadi upaya untuk memberikan dan meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan sivitas akademika UB dalam menghadapi bencana alam. Baik gempa bumi, kebakaran, dan bencana lainnya yang dapat berpotensi terjadi dimana saja dan kapan saja.
"Dengan pelatihan ini, sivitas akan lebih siap siaga dan tahu apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana," katanya.
Dengan kesiapsiagaan ini, tentunya akan dapat meminimalkan dampak-dampak negatif atau fatalitas, seperti adanya korban jiwa ataupun yang lainnya. Terlebih lagi, yang perlu juga diwaspadai adalah potensi bencana megathrust wilayah selatan Jawa, termasuk Malang. Menurutnya fenomena ini dapat memicu gempa bumi berkekuatan besar yang dampaknya sangat signifikan.
Disini, pihaknya juga menekan, bahwa lokasi lapangan rektorat, menurutnya menjadi lokasi yang aman untuk titik kumpul bilamana terjadi bencana. "Sehingga, ketika terjadi satu bencana, maka mereka tau mitigasinya, lapangan rektorat menjadi lokasi titik kumpul," jelasnya.
Kepala Divisi K3L UB, Qomariyatus Sholihah mengatakan, pentingnya kesiapsiagaan di lingkungan kampus yang memiliki jumlah civitas akademika sangat besar. Menurutnya, risiko dan potensi bahaya di perguruan tinggi cukup tinggi karena beragamnya aktivitas di dalam kampus.
“Universitas Brawijaya telah melatih 59 ahli K3 umum dari seluruh fakultas, yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. Mereka diharapkan dapat mempersiapkan dan memonitoring kegiatan di masing-masing fakultas serta berkolaborasi dengan Divisi K3L pusat," jelas Prof. Qomariyatus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Malang, Khabibah menambahkan hal yang senada. Pelatihan ini menjadi satu hal penting yang harus dipahami oemh seluruh sivitas UB. Sebab, potensi bencana dapat terjadi sewaktu-waktu. Maka, pemahaman terkait langkah mitigasi bencana harus benar-benar dipahami.
Baca Juga : Wisuda Periode 84 UIN Malang, Mayoritas Lulusan Raih Predikat Cumlaude
Untuk itu, dalam dalam hal ini BPBD Kota Malang membawa tim khusus dari divisi K3L untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada peserta. Materi yang disampaikan mencakup panduan penanganan saat terjadi gempa bumi, pengenalan peta mitigasi bencana, hingga penerapan prosedur operasional standar (SOP) untuk situasi darurat.
"UB memiliki peta mitigasi bencana dan juga SOP yang sudah berjalan. Jalur evakuasi dari gedung-gedung bertingkat juga sudah diatur. Untuk kali ini kami melaksanakan simulasi untuk bencana alam gempa agar para civitas lebih memahami bagaimana alur dan apa saja yang perlu dilakukan ketika terjadi gempa bumi," jelas Khabibah.
Simulasi yang dilakukan, para peserta mempraktekkan langsung arahan daei tim K3L bagaimana berlindung keirka terjadi bencana gempa bumi untuk menghindari resiko cidera. Mereka juga diberikan pelatihan bagaimana cara evakuasi yang cepat.
“Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah tidak perlu panik dan tergesah-gesah, lalu selanjutnya adalah melindungi bagian vital, terutama kepala, dan yang terakhir usahakan cari tempat aman, bisa ke luar ruangan, atau berlindung di bawah perlindungan yang kokoh," tegasnya.
Selain itu, para peserta juga diajarkan bagaimana tidak panik ketika melihat situasi kebakaran. Para peserta juga diajarkan untuk bagaimana cara aman memadamkan api dengan skala kecil.
"Diharapkan materi yang disampaikan bisa dipahami, sehingga teman-teman paham mitigasi bencana," pungkasnya.