JATIMTIMES - Sejumlah warga di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, mempertanyakan kelanjutan pengaktifan jalur kereta api dari Stasiun Kalisat, Kabupaten Jember menuju Stasiun Panarukan Kabupaten Situbondo.
Ternyata, kabar tersebut sudah pernah ramai pada tahun 2022. Namun hingga akhir tahun 2024, tak ada tanda-tanda perbaikan stasiun yang mengalami banyak kerusakan. Bahkan banyak warga yang meragukan wacana pengaktifan kembali jalur kereta Stasiun Panarukan tersebut.
Baca Juga : Angka Penurunan Stunting Tertinggi di Indonesia, Pemkab Situbondo Raih Penghargaan IGA 2024
"Katanya tahun 2022 sudah mau direnovasi, tapi tidak ada apa-apa. Tahun 2023 itu viral lagi kalau ini (jalur kereta api) mau dipakai lagi, tapi sampai sekarang sudah akhir tahun belum ada apa-apa," ungkap Saleh salah satu warga Sumberkolak Situbondo, Jumat (6/12/2024).
Saleh juga mengungkapkan bahwa proses penggunaan stasiun sangat diharapkan, karena nantinya akan banyak orang yang menggunakan kereta api untuk pulang pergi dari Jember ke Situbondo.
"Dulu ramai, apalagi kalau di Situbondo ada hiburan, yang datang kebanyakan dari orang Jember. Sebaliknya kalau di Jember ada hiburan, banyak juga yang datang ke Jember," ungkapnya.
Sementara itu, Sutik istri pensiunan masinis kereta api stasiun Panarukan, mengaku sangat mengidamkan kehadiran kereta api kembali. Naik kereta api dianggap nyaman. Sebab keselamatannya terjamin, sehingga penumpang tinggal naik duduk hingga tiba ke lokasi yang dituju.
"Naik kereta api itu terjamin keselamatannya, bayarnya murah. Semoga saja benar-benar beroperasi kembali," kata Sutik berharap.
Jika jalur kereta api benar-benar diaktifkan kembali ada dampak negatif yang akan dirasakan oleh sejumlah warga yang beredekatan dengan eks stasiun kereta api.
"Nanti kalau memang benar diaktifkan kembali, bakal banyak rumah yang dibongkar. Ini loh, banyak bangunan permanen yang berdiri di atas rel kereta api. Tapi kalau memang mau diaktifkan kok belum ada imbauan agar pemilik rumah yang menempati rel kereta api untuk pindah," tanya Sutik.
Baca Juga : Sambut Libur Nataru, PT KAI Daop 7 Madiun Siapkan Armada Tambahan untuk Rute Blitar– Pasar Senen
Lain hal yang disampaikan Paulus Margono, pria yang menempati kantin Stasiun Panarukan selama 10 tahun tidak meyakini dengan isu rel kereta api yang akan diaktifkan kembali. Alasannya, sudah banyak rel kereta api yang hilang dicuri maling.
"Tidak tahu ya, masak mau diaktifkan kembali. Ini alat-alatnya sudah rusak. Lagian sekarang kan sudah banyak kendaraan pribadi, masak masih ada orang yang mau menggunakan kereta. Mungkin saja pemerintah punya alasan yang lebih masuk akal," papar Margono.
Margono berharap jika memang akan diaktifkan kembali, ada kompensasi yang diberikan oleh pihak KAI untuk warga yang bangunannya digusur, sebab banyak warga yang menempati sekitaran jalur kereta menuju Panarukan yang membayar sewa lahan ke PT KAI.
"Kalau mau diaktifkan lagi harus ada sosialisasi, kemudian harus jelas kompensasi yang diberikan KAI kepada warga yang bangunannya digusur nantinya, karena mereka bayar sewa tanah," pungkasnya.