JATIMTIMES - Berbicara tentang gangguan kesehatan, salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi pada wanita adalah gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi adalah kelainan pada siklus menstruasi wanita yang dapat menyebabkan variasi gejala dan intervensi dalam proses alami menstruasi. Hal ini dapat menyebabkan nyeri hebat saat menstruasi.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Kabupaten Ciamis dengan alamat idiciamis.org merupakan salah satu organisasi kesehatan dan menjadi wadah profesi bagi para dokter di Indonesia.
Baca Juga : Kenali Gejala Osteoporosis, IDI Bogor Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Ciamis adalah organisasi profesi yang berfungsi untuk menaungi para dokter di wilayah Ciamis, Jawa Barat. IDI Ciamis bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesionalisme dokter, serta memberikan edukasi dan informasi kesehatan kepada masyarakat.
IDI Ciamis kemudian meneliti lebih lanjut gangguan menstruasi yang sering terjadi pada wanita dan remaja. Beberapa cara dan rekomendasi obat yang tepat untuk penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya gangguan menstruasi?
(Foto oleh andrei_r dari iStockphoto)
IDI Cabang Ciamis dengan alamat idiciamis.org menjelaskan gangguan menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi. Berikut adalah beberapa penyebab utama gangguan menstruasi meliputi:
1. Perubahan hormonal
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan rasa sakit pada saat menstruasi adalah perubah hormon. Ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesterone sering menyebabkan gangguan menstruasi. Perubahan hormon ini bisa terjadi pada tahun-tahun awal menstruasi atau selama menopause.
2. Penggunaan alat kontrasepsi
Gangguan menstruasi juga dapat terjadi akibat alat kontrasepsi. Kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntikan, atau implan dapat menyebabkan perubahan dalam siklus haid, termasuk perdarahan tidak teratur atau amenore (tidak haid).
3. Berat badan yang tidak stabil
Penurunan atau peningkatan berat badan yang drastis dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan mengganggu siklus menstruasi. Obesitas, misalnya, dapat meningkatkan kadar estrogen, sedangkan anoreksia dapat mengganggu ovulasi.
4. Stres secara berlebihan
Faktor terakhir yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi adalah cemas dan stres secara berlebihan. Stres akibat aktivitas sehari-hari dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Stres emosional yang berlebihan dapat mempengaruhi fungsi hormonal dan menyebabkan gangguan menstruasi. Penting bagi Anda untuk dapat mengelola stres dengan baik.
Baca Juga : Kenali Bahaya Serangan Jantung, IDI Kota Bekasi Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat
Apa saja obat yang bisa meringankan dan mengobati gangguan menstruasi?
Gangguan menstruasi dapat diobati dengan menggunakan berbagai macam obat yang berfungsi untuk menyeimbangkan kadar hormon, merangsang ovulasi, dan mengatur siklus menstruasi. Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan untuk mengatasi gangguan menstruasi meliputi:
1. Bromocriptine
Salah satu obat untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi adalah Bromocriptine. Bromocriptine termasuk dalam golongan obat ergot alkaloid. Obat ini mengatasi hiperprolaktinemia dengan cara menekan produksi hormon prolaktin dari kelenjar pituitari, yang juga sering menjadi obat agar cepat haid.
2. Gonadotropin
Obat lainnya seperti Gonadotropin dapat mengatasi nyeri hebat saat menstruasi. Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah ketidaksuburan dengan merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur yang matang.
3. Primolut
Primolut merupakan salah satu obat menstruasi terbaik untuk mengurangi rasa nyeri tak tertahankan. Obat ini dapat digunakan untuk melancarkan haid, perdarahan uterus disfungsional, amenore primer, sindrom pra-menstruasi, dan endometriosis.
Sebelum menggunakan obat-obatan tersebut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan penyebab gangguan menstruasi dan memilih pengobatan yang paling sesuai. Penggunaan obat tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan efek samping atau komplikasi kesehatan lainnya.