JATIMTIMES - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar seminar nasional dan peluncuran buku Seratus Tahun A. A. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Kamis (28/11/2024). Buku ini menjadi menjadi upaya dalam mengenang sastrawan Ali Akbar Navis alias A.A Navis.
Untuk diketahui, sosok Ali Akbar Navis alias A.A Navis merupakan sastrawan dengan banyak karya monumental seperti Robohnya Surau Kami, Kemarau, dan Man Robbuka. Karya-karyanya yang penuh kritik disampaikan dengan gaya satir menyentil dan menggugah banyak pembacanya. Satir dalam karya-karyanya dikenang hingga kini, melintasi tingkatan generasi.
Dan yang istimewa, dalam karya buku yang diluncurkan tersebut, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Islam Malang (Unisma), Ari Ambarwati, turut berkontribusi dalam buku Seratus Tahun A. A. Navis: Kajian Kritis, Pemikiran, dan Visi Budaya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Buku tersebut berisi 44 artikel yang ditulis oleh para penulis terpilih dari Aceh hingga Papua, serta dua karya dari penulis yang mengajar di Universitas Leiden, Suryadi, dan penulis Kevin W. Foggs dari North Carolina University Amerika Serikat.
Dalam buku tersebut, Ari Ambarwati menulis artikel berjudul Olok-olok Navis: Dari Pola Asuh Permisif hingga Sibling Rivalry. Tulisan itu mengupas tentang kecenderungan pola asuh orang tua yang permisif dalam cerpen Navis yang berjudul Anak Kebanggaan.
"Sehingga menghadirkan sosok anak dependen dan bagaimana rivalitas antarsaudara (kembar) diperuncing oleh perbedaan preferensi politik yang mengoyak relasi harmonis keluarga dalam cerpen Penumpang Kelas Tiga," jelasnya.
Lebih lanjut, bahwa kemudian situasi itu relevan dengan kondisi hari ini tentang bagaimana meritokrasi tersisih dan tergantikan oleh kleptokrasi dan plutokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan rusaknya keharmonisan keluarga akibat tajamnya perbedaan preferensi politik.
Kepala Badan Badan Bahasa, Prof. Dr. E, Aminuddin Aziz, M.A., P.hD. menyampaikan, pelaksanaan kegiatan tersebut adalah bentuk komitmen penghargaan pada karya-karya Navis yang terentang melintasi antargenerasi dan menapaki usia seratus tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodijah menyebutkan KNIU berkontribusi mengusulkan penetapan hari lahir A.A. Navis ke UNESCO untuk diperingati pada 2024, mengingat karya-karyanya yang memberi warna kuat pada dunia kesastraan Indonesia.
Sementara Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum, Ketua Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (HISKI) mengungkapkan kebanggaannya karena kolaborasi penulisan dan peluncuran buku seratus tahun A.A. Navis didukung penuh oleh Badan Bahasa.
Baca Juga : Dijamu Madura United, Persebaya Usung Target Perpanjang Hasil Positif
"Kerjasama ini makin mengentalkan upaya Hiski untuk memasifkan kegiatan memuliakan sastra, sastrawan, kritikus sastra, serta hilirisasi hasil kajian sastra untuk kepentingan pembelajaran sastra di sekolah dan pendidikan tinggi," tuturnya.
Setelah acara peluncuran buku tersebut, dilaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT/Focus Group Discussion) yang berlangsung secara tiga hari berturut-turut, dari 27-30 November 2024. DKT tersebut memumpun pandangan, ide, saran terkait penguatan program Bahasa dan Sastra yang menjadi salah satu program unggulan Kemdikdasmen ke depan. DKT tersebut terbagi dalam tiga kelompok utama yang menghasilkan rekomendasi tentang Alih Wahana karya sastra, Teori dan Kritik Sastra, serta Pembelajaran Sastra.
Ari Ambarwati yang terhimpun dalam bidang Alih Wahana karya sastra menyampaikan strategisnya pengalihwahanaan karya sastra untuk kepentingan pembelajaran sastra di sekolah, melalui produk multimodal yang menjangkau kebutuhan dan preferensi bacaan sastra para pemelajar yang kian visual.
Kegiatan ini sekaligus menjadi puncak dari rangkaian peringatan seratus tahun A. A. Navis. Sebelumnya rangkaian perhelatan mengenang kekaryaan Navis digelar di berbagai tempat di tanah air dan di markas UNESCO, Paris.