JATIMTIMES - Rusia telah memasok rudal anti-udara ke Korea Utara sebagai imbalan atas pengiriman pasukan untuk mendukung perang Moskow di Ukraina. Hal itu diungkapkan seorang pejabat tinggi Korea Selatan pada hari Jumat (22/11).
Amerika Serikat dan Korea Selatan menuduh Korea Utara yang bersenjata nuklir telah mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Rusia memerangi Ukraina. Para ahli mengatakan Kim Jong Un ingin mendapatkan teknologi canggih dan pengalaman tempur bagi pasukannya sebagai imbalannya, sementara hal ini telah menjadi fokus perhatian yang tajam.
Baca Juga : Polres Malang Bongkar Pungli di Pantai Selatan, Dua Tersangka Diamankan
Direktur Keamanan Nasional Shin Won Sik pada program TV SBS hari Jumat menjelaskan mengenai beberapa hal yang diyakini Seoul telah diterima Pyongyang berdasarkan pertanyaan yang diajukan.
"Telah diidentifikasi bahwa peralatan dan rudal anti-pesawat yang ditujukan untuk memperkuat sistem pertahanan udara Pyongyang yang rentan telah dikirimkan ke Korea Utara." ujarnya.
Shin juga menambahkan bahwa Korea Utara telah menerima ‘berbagai bentuk dukungan ekonomi dari Rusia’ dan ‘Korea Utara telah mengerjakan teknologi terkait satelit, setelah kegagalan peluncuran pada 27 Mei’.
Seoul dan Washington khawatir akan Rusia yang mungkin mentransfer teknologi nuklir dan rudal sensitif ke Korea Utara, sementara para ahli menyebut Korea Utara kemungkinan mengincar teknologi militer seperti satelit pengintai, kapal selam, dan jaminan keamanan dari Moskow sebagai imbalan.
Baca Juga : Cara Mengetahui Pesan WhatsApp Telah Dibaca meski Centang Biru Dimatikan
Dalam laporan kepada anggota parlemen pada hari Rabu, dinas intelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa pihak Korea Utara telah melakukan pengiriman sistem artileri tambahan ke Rusia dalam waktu dekat ini. Sebulan sebelumnya, Badan Intelijen Nasional melaporkan pengiriman lebih dari 13.000 kontainer yang berisi artileri, rudal, dan berbagai senjata konvensional dari Korea Utara ke Rusia sejak Agustus 2023, guna memenuhi kebutuhan persediaan senjata Rusia yang terus berkurang.
Sementara itu, berdasarkan pemberitaan media pemerintah kedua negara, Korea Utara dan Rusia telah menyepakati perjanjian baru untuk meningkatkan kolaborasi di bidang ekonomi, menyusul serangkaian diskusi tingkat tinggi yang diselenggarakan di Pyongyang pada minggu ini.