JATIMTIMES - Debat publik terakhir Pilkada Kota Blitar 2024 berlangsung di Gedung Kesenian Aryo Blitar pada Rabu malam (13/11/2024), menciptakan suasana unik ketika sesi penutup dilakukan dalam bahasa Jawa.
Dua pasangan calon (paslon), Syauqul Muhibbin-Elim Tyu Samba (Ibin-Elim) dan Bambang Rianto-Bayu Setyo Kuncoro, memanfaatkan kesempatan ini untuk memaparkan program unggulan mereka. Salah satu isu utama yang diangkat adalah pengembangan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), yang dianggap sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan ekonomi Kota Blitar.
Baca Juga : Soroti Maraknya Penyelewengan BBM Bersubsidi di Jatim, DPR: Laporan Tak Ditindaklanjuti
Dalam sesi debat tersebut, tema penguatan UMKM dan digitalisasi menjadi fokus. Paslon Ibin-Elim menampilkan visi strategis dengan mengusung program berbasis teknologi untuk mendukung 14 ribu pelaku UMKM yang terdaftar di Kota Blitar.
“Kami akan menumbuhkembangkan UMKM melalui penerapan teknologi dan kemitrausahaan. Ini mencakup fasilitasi promosi, pemasaran hingga pengelolaan etalase UMKM yang lebih modern,” ungkap Elim.
Komitmen terhadap Peningkatan Kompetensi
Ibin-Elim menjelaskan pentingnya pelatihan digital bagi pelaku UMKM, terutama dalam mengadopsi keamanan digital yang menjadi tantangan di era modern. “Pelaku UMKM yang melek digital sebenarnya sudah pintar dan canggih. Maka, pelatihan keamanan digital sangat penting, mengingat transaksi online ini bersifat tak terlihat. Kami ingin pelaku UMKM dapat melakukan transaksi modern dengan aman,” kata Ibin.
Bambang-Bayu, di sisi lain, menyoroti masih minimnya pelaku UMKM yang memanfaatkan teknologi. “Dari 15 ribu pengusaha UMKM, hanya 2 ribu yang memanfaatkan teknologi. Maka, peran pemerintah menjadi krusial untuk memastikan teknologi dapat diakses lebih luas,” ujar Bambang.
Namun, pandangan ini dipandang kurang menyeluruh oleh Elim. Ia menekankan bahwa pemerintah tidak hanya harus hadir, tetapi juga menciptakan sistem yang memungkinkan UMKM berkembang secara mandiri. "UMKM harus didukung untuk menciptakan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional," tegasnya.
Strategi Pemasaran dan Kolaborasi
Salah satu program unggulan Ibin-Elim adalah penyelenggaraan event-event rutin sebagai platform promosi UMKM. Menurut Elim, langkah ini bertujuan memperluas jangkauan pasar dan menciptakan kolaborasi antara UMKM dengan BUMD maupun swasta. Ibin menambahkan, “Kami ingin UMKM naik kelas, menjadi bagian dari rantai pasok nasional.”
Sementara itu, Bambang-Bayu mengusulkan agar pemerintah lebih aktif sebagai fasilitator. Bambang menekankan pentingnya keterlibatan swalayan modern untuk membeli produk UMKM, selain mendampingi pelaku usaha untuk memasarkan produk hingga ke luar negeri.
Namun, pengamat politik sekaligus dosen FISIP Unisba Blitar Anwar Hakim Darajad mengingatkan agar program UMKM tidak hanya bersifat seremonial. “Pasangan calon harus memiliki roadmap yang konkret. UMKM bukan sekadar alat politik, tetapi pilar ekonomi yang membutuhkan kesinambungan kebijakan, termasuk integrasi dengan sektor teknologi dan pendanaan,” paparnya.
Menjawab Tantangan Digitalisasi
Digitalisasi UMKM menjadi salah satu isu penting dalam debat. Paslon Ibin-Elim menggarisbawahi pentingnya pembekalan teknologi kepada pelaku usaha untuk menghadapi tantangan keamanan digital. “UMKM yang mengenal digital harus dipastikan paham risiko dan manfaatnya. Oleh karena itu, pendampingan keamanan digital menjadi prioritas,” tegas Ibin.
Pandangan ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat Blitar yang semakin terhubung dengan pasar global. “Dengan digitalisasi, UMKM tidak hanya mampu menjangkau pasar domestik, tetapi juga bersaing di tingkat internasional,” tambah Elim.
Baca Juga : Asisten 1 Seskab Sampang Tekankan Ini di Apel Siaga Puncak Pengawasan Pilkada:
Sebaliknya, Bambang-Bayu melihat digitalisasi sebagai tantangan besar, terutama bagi pelaku UMKM kelas menengah ke bawah. “Pemerintah melalui Kominfo harus turun tangan membantu implementasi teknologi. Pelatihan rutin sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha,” ungkap Bayu.
Dukungan Publik dan Potensi UMKM
Publik Kota Blitar menyambut baik berbagai program penguatan UMKM yang diusulkan kedua paslon. Agus, seorang pelaku UMKM di bidang kuliner, berharap kebijakan yang dijanjikan dapat direalisasikan dengan baik. “Kami ingin pemerintah tidak hanya janji, tetapi juga turun langsung mendampingi UMKM, terutama soal pemasaran,” katanya.
Sementara itu, Lestari, pelaku usaha kerajinan, menekankan pentingnya pelatihan. “Digitalisasi memang membantu, tetapi kami juga butuh pelatihan untuk bisa benar-benar memahami manfaatnya,” ujarnya.
Menurut Anwar Hakim Darajad, UMKM memiliki potensi besar untuk menjadi penopang ekonomi Blitar. “Jika pasangan calon terpilih dapat merealisasikan program-program yang berorientasi pada teknologi dan pasar global, UMKM akan menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” ungkapnya.
Menuju Kota Blitar yang Lebih Mandiri
Sebagai kota yang dikenal dengan potensi lokalnya, Blitar memiliki peluang besar untuk mengembangkan sektor UMKM melalui dukungan kebijakan yang progresif. Dengan memanfaatkan digitalisasi dan meningkatkan kompetensi pelaku usaha, Ibin-Elim berharap dapat menciptakan ekosistem UMKM yang tangguh dan berdaya saing.
Dalam suasana debat yang berbahasa Jawa, pasangan Ibin-Elim menutup sesi dengan keyakinan penuh bahwa program UMKM mereka mampu membawa Kota Blitar ke arah yang lebih baik. “Kami tidak hanya bicara visi, tetapi juga aksi nyata untuk Blitar yang mandiri,” pungkas Elim.
Pilkada Kota Blitar 2024 menjadi ajang bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui penguatan sektor UMKM. Kini, semua mata tertuju pada pemungutan suara mendatang, yang akan menentukan arah pembangunan Kota Blitar di masa depan.