JATIMTIMES - Pasang Calon (Paslon) Bupati - Wakil Bupati Malang nomor urut 1 HM. Sanusi - Lathifah Shohib bakal memberikan pendampingan kepada para pegiat bank sampah. Langkah tersebut disiapkan dalam rangka mengantisipasi keberadaan pegiat bank sampah agar tidak kalah bersaing dengan para pemulung.
Pernyataan tersebut disampaikan politisi yang karib disapa Nyai Lathifah ini, saat menghadiri undangan pertemuan dengan pegiat bank sampah dan dasa wisma yang berlangsung di Desa/Kecamatan Donomulyo, Senin (18/11/2024).
Baca Juga : Tim Hukum Rini-Ghoni Laporkan KPU Blitar ke DKPP Terkait Pembatalan Debat Ketiga
"Bank sampah di sini masih mandiri, sehingga gerakannya juga masih berupa gerakan sosial. Tapi kalau pembinaan insyaallah pasti ada, karena kami (Pemerintah Kabupaten Malang) punya DLH (Dinas Lingkungan Hidup)," ungkap Nyai Lathifah.
Jika memang diberikan amanah untuk memimpin Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, diakui Nyai Lathifah, Paslon Salaf akan segera melakukan pengkajian. Langkah tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan pembinaan kepada para pegiat bank sampah.
"Kewenangan Bupati dan Wakil Bupati yang berkaitan hal teknis kan diserahkan kepada dinas. Maka kami akan mempelajari dulu program DLH yang ada kaitannya langsung dengan pegiat bank sampah," ujar Nyai Lathifah.
Hasil kajian bersama dinas terkait tersebut, lanjut Nyai Lathifah, nantinya akan ditindaklanjuti dengan penyediaan kebutuhan yang diperlukan. Termasuk yang berkaitan dengan anggaran.
"Kami pastikan dulu anggarannya berapa, kemudian aspirasi dari pegiat bank sampah itu bagaimana, nanti kami match-kan," imbuhnya.
Sekedar informasi, dalam pertemuan yang berlangsung hari ini, Nyai Lathifah berkesempatan untuk sharing bersama para pegiat sampah di Kecamatan Donomulyo. Pada kesempatan tersebut, puluhan pegiat bank sampah menyampaikan berbagai aspirasi kepada Nyai Lathifah. Di antaranya mengenai semangat dari para pegiat bank sampah yang seiring berjalannya waktu kian menurun.
"Gerakan sosial itu kalau kembang kempis sudah biasa. Kadang masyarakat (pegiat bank sampah) semangat, kemudian kadang malas," tuturnya.
Bukan tanpa alasan, kendornya semangat dari para pegiat bank sampah tersebut juga dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya karena dalam tanda kutip persaingan yang semakin kompetitif antara pegiat bank sampah dengan pemulung.
Baca Juga : Wamendes PDT RI Beberkan Kondisi Desa dan Daerah Tertinggal di Hadapan Kades se-Kabupaten Malang
"Apalagi sekarang pemulung itu ada yang mau membeli. Kalau dulu pemulung itukan hanya mencari di tong-tong sampah," ujar Nyai Lathifah.
Hal itulah yang memicu para pegiat bank sampah khususnya di Kecamatan Donomulyo untuk lebih memilih menjualnya langsung kepada para pemulung. "Jadi mereka (pegiat bank sampah) dari pada mengumpulkan kemudian membawa ke suatu tempat, lebih memilih untuk mereka jual ke pemulung langsung, karena pemulung itu sekarang sudah jemput bola," imbuhnya.
Dari hasil pertemuannya, disampaikan Nyai Lathifah, para pegiat bank sampah di Kecamatan Donomulyo akan mengumpulkan sampah rumah tangga berupa kardus hingga sampah plastik. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan di suatu tempat sebelum akhirnya di jual oleh pengelola pegiat bank sampah.
"Sedangkan hasilnya ditabung oleh masyarakat (pegiat bank sampah) dan akan dibagikan nanti pada saat mendekati lebaran," ujar Nyai Lathifah.
Kondisi itulah yang membuat keaktifan para pegiat bank sampah kian menurun. Sehingga Paslon Salaf berinisiasi untuk memberikan pembinaan.
"Sekarang yang mereka keluhkan terkait persaingannya (dengan pemulung). Sehingga fluktuatif, kadang semangat, kadang kurang semangat. Alhasil pasokan bahan bakunya (sampah untuk dijual) ini tidak menentu, maka perlu kami berikan pembinaan," pungkas Nyai Lathifah.