free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

PILKADA KOTA BLITAR 2024

Program Pertanian Modern Ibin-Elim untuk Mewujudkan Swasembada Pangan di Kota Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

16 - Nov - 2024, 16:54

Placeholder
Ibin-Elim berkomitmen mewujudkan swasembada pangan melalui pertanian modern di Kota Blitar.

JATIMTIMES - Debat pamungkas dalam Pilkada Kota Blitar 2024 yang digelar pada Rabu, 13 November 2024, di Gedung Kesenian Aryo Blitar, menampilkan paslon Ibin-Elim dengan program ambisius mereka: mewujudkan swasembada pangan. Debat ini mencuri perhatian tak hanya karena isi pemaparan yang tajam, namun juga karena untuk pertama kalinya, sesi terakhir debat tersebut menggunakan bahasa Jawa, mencerminkan kedekatan mereka dengan tradisi dan budaya lokal.

Pada Pilkada Kota Blitar 2024, dua pasangan calon utama bersaing ketat. Paslon Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro, yang didukung oleh koalisi besar partai, berhadapan dengan pasangan Syauqul Muhibbin (Ibin) dan Elim Tyu Samba, yang didukung gabungan partai seperti PKB, Partai NasDem, PAN, Partai Demokrat, dan PKN. Masing-masing paslon memaparkan visi dan misi mereka untuk membangun kota Blitar yang lebih baik, dengan fokus pada isu-isu krusial, salah satunya adalah swasembada pangan.

Baca Juga : 704 Mahasiswa Diwisuda, Unisba Blitar Cetak Generasi Berdaya Saing Global

Dalam debat tersebut, salah satu pertanyaan utama yang menguji visi calon kepala daerah adalah tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk mewujudkan swasembada pangan di Kota Blitar, sebagai bagian dari program pembangunan yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo. Paslon Ibin-Elim menjawab dengan tegas, mengedepankan pentingnya pengelolaan pertanian dan perkebunan yang lebih modern dan intensif.

Ibin mengungkapkan bahwa Kota Blitar memiliki sekitar 2.200 petani yang mengelola lahan pertanian seluas 35 ribu hektar, dengan perkebunan mencakup 14 persen dari total luas lahan. "Salah satu masalah besar yang dihadapi petani adalah keterbatasan sarana dan prasarana, serta peralatan pertanian yang belum memadai," kata Ibin. Menurutnya, untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah harus mendukung petani dengan menyediakan akses ke teknologi pertanian modern, termasuk penggunaan pupuk yang efisien dan alat pertanian yang lebih baik.

Selain itu, Ibin juga menyoroti pentingnya keberadaan pasar agro dan pasar induk yang dapat menjadi solusi terhadap fluktuasi harga pangan. "Seringkali, petani mengalami kerugian karena harga pangan yang tidak stabil. Kami berencana untuk membuka pasar agro sebagai wadah yang menghubungkan petani dengan konsumen langsung," lanjutnya. Hal ini diharapkan dapat menjaga kestabilan harga, terutama saat musim panen, sehingga petani tidak lagi terjebak dalam kerugian.

Tanggapan dari paslon Bambang-Bayu juga tidak kalah menarik. Bayu Setyo Kuncoro menyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan swasembada pangan, sinergi antara pemerintah daerah dan pusat menjadi sangat penting. "Kami harus memastikan bahwa setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Kota Blitar bekerja dengan koordinasi yang baik, mengimplementasikan program-program yang selaras dengan visi Presiden terpilih," ungkap Bayu. Ia menekankan bahwa sinergi ini diperlukan agar program pembangunan pusat dapat sampai ke daerah dan terlaksana dengan efektif.

Namun, Ibin merespons dengan menambahkan bahwa selain koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, persoalan di lapangan harus segera ditangani. "Kami tidak bisa hanya mengandalkan teori atau perencanaan dari atas. Kami harus turun langsung ke lapangan, berkomunikasi dengan petani untuk memahami tantangan yang mereka hadapi," jelas Ibin. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang hanya dibuat di atas meja tanpa memahami kondisi riil petani tidak akan berhasil. Salah satu contoh masalah yang dihadapi petani adalah kerusakan pompa irigasi dan mahalnya bahan bakar untuk mesin diesel. Oleh karena itu, menurut Ibin, salah satu solusi yang bisa diimplementasikan adalah dengan mengganti mesin pompa irigasi yang menggunakan bahan bakar lebih murah, seperti listrik.

Selain masalah infrastruktur dan peralatan, petani juga menghadapi kendala dalam hal pendanaan. "Kami perlu membuka akses kredit yang lebih mudah untuk petani, sehingga mereka bisa membeli alat dan bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil pertanian," tambah Ibin. Melalui program pembiayaan yang lebih baik, diharapkan petani dapat berinvestasi pada peralatan pertanian modern yang lebih efisien.

Tak hanya itu, pasangan Ibin-Elim juga memiliki rencana untuk memperkenalkan teknologi pertanian berbasis urban farming. "Kami sudah berbicara dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), dan mereka sudah mulai menggunakan teknologi pertanian perkotaan untuk memaksimalkan lahan yang sempit. Kami akan mendukung ini, sehingga bahkan warga kota pun bisa berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan," ujar Elim. Menurutnya, program ini juga akan memberikan kesempatan bagi masyarakat perkotaan untuk terlibat langsung dalam produksi pangan.

Baca Juga : Purnawirawan TNI AD Deklarasikan Dukungan untuk Mak Rini-Mas Ghoni: Bersih dan Visioner

Dalam sesi debat yang berlangsung dinamis, pasangan Ibin-Elim menekankan pentingnya keberpihakan pemerintah terhadap petani dan sektor pertanian. "Kami ingin pemerintah hadir, bukan hanya sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai bagian dari solusi langsung. Jika perlu, pemerintah akan turun ke lapangan untuk memahami masalah yang ada," ujar Ibin. Ia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan tidak hanya bergantung pada kebijakan, tetapi juga pada komitmen untuk menjalankan program secara nyata di lapangan.

Pernyataan tersebut mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk petani di wilayah Blitar yang merasa semakin diperhatikan. Salah seorang petani, Pak Suradi, mengatakan, "Kami berharap ada lebih banyak perhatian dari pemerintah, terutama dalam masalah pupuk dan irigasi. Jika ini teratasi, kami yakin bisa meningkatkan hasil pertanian." Ucapan ini menunjukkan adanya harapan besar dari masyarakat untuk perubahan yang lebih baik dalam sektor pertanian.

Meskipun tantangan besar dihadapi, visi paslon Ibin-Elim untuk swasembada pangan jelas mencerminkan keinginan mereka untuk memperbaiki kesejahteraan petani sekaligus meningkatkan ketahanan pangan kota Blitar. Dengan rencana program yang berbasis pada pemahaman langsung terhadap kondisi lapangan, mereka berharap bisa mewujudkan Blitar yang mandiri dalam hal pangan dan memajukan sektor pertanian yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi lokal.

Sementara itu, paslon Bambang-Bayu juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pemerintah pusat dalam merealisasikan program swasembada pangan. Namun, dengan program yang lebih berbasis pada ketahanan lokal dan keberpihakan terhadap petani, pasangan Ibin-Elim tampaknya telah menunjukkan komitmen yang lebih mendalam untuk meraih cita-cita tersebut.

Pada akhirnya, siapapun yang terpilih menjadi pemimpin di Kota Blitar, sektor pertanian akan selalu menjadi salah satu fokus utama dalam menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Program swasembada pangan yang diusung oleh pasangan Ibin-Elim menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki ketahanan pangan kota ini, yang akan sangat bergantung pada upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat.


Topik

Politik Calon wali kota Blitar Paslon ibin-elim pilkada kota Blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya