JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat, neraca perdagangan Jatim selama September 2024 kembali mengalami penurunan kinerja. Pada periode tersebut, terjadi defisit yaitu sebesar USD 154,34 juta.
Hal ini membuat angka defisit neraca perdagangan kumulatif selama Januari-September 2024 mencapai USD 2,9 miliar. Kendati begitu, capaian tersebut masih lebih tinggi dengan selisih USD 2,8 miliar jika dibandingkan neraca perdagangan kumulatif Januari-September 2023 sebesar USD 5,7 miliar.
Baca Juga : Cagub Risma "Reuni" di Eks Lokalisasi Dolly, Warganya Kini Mandiri dan Sejahtera
BPS Jatim menjelaskan, defisit neraca dagang September 2024 disebabkan oleh surplus kinerja perdagangan sektor nonmigas yang lebih kecil dibandingkan defisit nilai perdagangan pada sektor migas. Defisit perdagangan pada sektor migas mencapai USD 351,72 juta.
"Sedangkan nominal surplus perdagangan pada sektor nonmigas hanya mencapai USD 197,38 juta. Kondisi ini harus diperbaiki agar neraca perdagangan Jawa Timur dapat berubah menjadi surplus," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Minggu (10/11/2024).
Lebih rinci, nilai ekspor Jatim bulan September 2024 mengalami penurunan sebesar 7,34 persen dibandingkan bulan Agustus 2024, yaitu dari USD 2,33 miliar menjadi USD 2,16 miliar. Sementara dibandingkan September 2023, nilai ekspor justru mengalami peningkatan yaitu sebesar 14,95 persen.
Penurunan nilai ekspor dibanding bulan sebelumnya dipicu oleh pelemahan kinerja ekspor sektor nonmigas yang lebih dalam dibandingkan peningkatan kinerja ekspor sektor migas. "Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami penurunan yaitu sebesar 9,05 persen, yaitu dari USD 2,31 miliar menjadi USD 2,10 miliar," papar BPS Jatim.
Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut memberikan kontribusi sebesar 97,40 persen dari total ekspor September 2024. Dibandingkan dengan nilai ekspor September 2023, nilai ekspor sektor nonmigas juga mengalami peningkatan sebesar 19,86 persen.
Nilai ekspor sektor migas pada bulan September 2024 naik signifikan sebesar 211,85 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 18,01 juta menjadi USD 56,18 juta. Nilai ekspor sektor migas tersebut hanya memiliki peranan sebesar 2,60 persen terhadap total ekspor Jatim pada September 2024. Jika dibandingkan dengan September 2023, nilai ekspor migas kali ini justru mengalami penurunan yaitu sebesar 54,67 persen.
Sementara itu, impor Jatim September 2024 turun sebesar 12,80 persen dibandingkan bulan Agustus 2024, yaitu dari USD 2,66 miliar menjadi USD 2,32 miliar. Penurunan nilai impor ini dipicu oleh penurunan kinerja impor sektor migas maupun sektor nonmigas.
Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Hati-Hati 7 Penyakit ini Rentan Serang Manusia
"Impor migas bulan September 2024 ke Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 31,75 persen, yaitu dari USD 597,69 juta menjadi USD 407,89 juta," sebut BPS Jatim.
Impor migas menyumbang 17,62 persen dari total impor Jatim pada bulan September 2024. Nilai impor migas ini juga lebih rendah sebesar 35,55 persen jika dibandingkan impor migas September 2023.
"Adapun nilai impor nonmigas pada bulan September 2024 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari USD 2,06 miliar menjadi USD 1,91 miliar," tandas BPS Jatim.
Impor nonmigas tersebut menyumbang 82,38 persen dari total impor Jatim pada September 2024. Jika dibandingkan dengan nilai impor nonmigas pada September 2023, nilai impor nonmigas justru mengalami peningkatan sebesar 3,39 persen.