JATIMTIMES - Penemuan sebuah lubang besar di tepi sungai Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, telah menghebohkan warga sekitar. Lubang dengan diameter sekitar 1,5 meter dan kedalaman lebih dari 10 meter ini pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang memperhatikan aliran air hujan yang tak biasa, yang masuk ke dalam lubang tersebut.
Kejadian ini kemudian dilaporkan ke perangkat desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blitar. Kepala BPBD Blitar, Ivong Berttyanto, menjelaskan bahwa pihaknya segera menindaklanjuti laporan warga dengan melakukan asesmen awal di lokasi.
Baca Juga : Cawabup Blitar Mas Ghoni Terjun Langsung Bantu Operasi Katarak Gratis bagi Warga
“Kami sudah melakukan pengecekan awal dan memastikan bahwa lubang ini cukup besar dan dalam. Kami khawatir lubang ini dapat menimbulkan risiko jika tidak ditangani dengan benar,” ujarnya pada Jumat (8/11/2024).
Selain itu, BPBD juga telah menyurati Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung untuk segera melakukan penelitian. Ivong menjelaskan, tujuan dari permintaan kepada PVMBG adalah untuk mendapatkan analisis mendalam terkait penyebab munculnya lubang tersebut.
Menurutnya, PVMBG merupakan lembaga yang memiliki kompetensi teknis untuk meneliti fenomena semacam ini. "Kami meminta agar dilakukan survei dan penelitian di lapangan sebagai dasar penanganan lebih lanjut," kata Ivong.
Lubang misterius ini dilaporkan pertama kali pada 31 Oktober 2024, tepat setelah hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Blitar, termasuk Kecamatan Kademangan. Ivong menyebutkan bahwa sungai di mana lubang berada biasanya kering saat musim kemarau, tetapi aliran air akan muncul saat hujan turun.
“Ketika hujan deras terjadi, air justru masuk ke dalam lubang itu dan seolah terserap tanpa meninggalkan genangan di sekitar sungai,” tambah Ivong. Situasi lingkungan di lokasi tersebut, menurut Ivong, memang mengkhawatirkan.
Daerah perbukitan kapur ini mengalami kerusakan lingkungan yang cukup parah akibat penggundulan hutan. Tanaman semusim seperti tebu mendominasi lahan, sementara kondisi tanah mengalami kekeringan dan risiko longsor meningkat.
“Daerah Dawuhan ini memang rawan bencana, potensi longsor dan banjir cukup besar. Ditambah lagi sekarang sedang musim kering,” jelasnya. Sebagai tindakan pencegahan, BPBD Blitar telah memasang garis polisi di sekitar lubang agar warga tidak mendekat. Ivong menegaskan, garis tersebut dipasang demi keselamatan warga karena adanya potensi pergerakan tanah yang bisa membahayakan.
Baca Juga : Dua Medali di OPSI 2024, MAN 2 Kota Malang Berjaya di Kancah Nasional
"Kami ingin memastikan agar warga aman dan tidak ada yang terluka karena mendekati area lubang ini," ungkapnya. Supriyono, seorang warga Desa Dawuhan, menuturkan bahwa lubang tersebut ditemukan oleh tetangganya yang sedang menuju ladang setelah hujan lebat. Dia bercerita, temannya penasaran dengan aliran air yang mengalir ke arah yang tidak biasa.
"Saat kemarau, sungai ini kering. Tapi saat hujan deras, air mengalir dan kemudian masuk ke lubang besar ini. Teman saya kemudian melapor ke lurah dan camat, lalu lokasi itu diberi garis polisi," kata Supriyono. Ia menambahkan, warga sekitar merasa khawatir lubang tersebut bisa memicu pergerakan tanah atau bahkan longsor.
Apalagi, belum diketahui seberapa dalam dan ke mana arah lubang tersebut. “Terakhir kali dicek, kedalamannya mencapai 50 meter, tapi dasarnya belum terlihat dan arah lubangnya belum jelas ke mana,” imbuhnya.
Kekhawatiran warga akan keselamatan juga disampaikan Supriyono. Mereka berharap agar penelitian dari pihak terkait dapat segera dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai asal-usul dan dampak dari lubang ini. Warga Desa Dawuhan berharap agar hasil penelitian dari PVMBG nantinya dapat memberikan kepastian tentang keamanan di sekitar lokasi tersebut. BPBD Blitar kini menunggu kedatangan tim ahli dari PVMBG untuk melakukan survei dan pengambilan data di lapangan.
Jika hasil penelitian menunjukkan potensi bahaya, BPBD akan mengambil langkah mitigasi lanjutan guna menghindari risiko yang lebih besar bagi warga setempat.