JATIMTIMES - Isnawati Hidayah, seorang peneliti muda asal Indonesia berhasil meraih pengakuan internasional di bidang ketahanan pangan. Namanya tercantum dalam daftar perdana Top Agri-food Pioneers (TAP) yang dirilis oleh World Food Prize Foundation.
Daftar ini melibatkan 38 pionir dari 20 negara. Di mana penghargaan diberikan kepada inovator yang telah berkontribusi dalam bidang pangan dan pertanian. Isnawati dipilih karena dedikasinya dalam riset ketahanan pangan dan nutrisi, sekaligus sebagai inspirasi bagi pemuda di Indonesia.
"Dengan semakin besarnya tantangan yang dihadapi sistem pangan dunia, para inovator memainkan peran penting untuk menjamin ketahanan pangan, keberlanjutan, dan kesejahteraan masyarakat. Kami sangat senang dapat merekognisi 38 pelopor luar biasa ini dan kontribusi yang mereka lakukan," kata Terry Branstad, Presiden World Food Prize Foundation, yang menegaskan pentingnya peran Isnawati dan penerima TAP lainnya dalam mengatasi tantangan global di sektor pangan.
Momen Isnawati Hidayah menerima penghargaan TAP. (Foto: istimewa)
Isnawati diundang ke Borlaug Dialogue 2024 yang berlangsung pada 29-31 Oktober di Des Moines, Iowa, Amerika Serikat. Kehadirannya didanai oleh World Food Forum dari FAO PBB, yang juga membuka peluangnya untuk bertemu dengan tokoh dunia, akademisi, dan pengusaha di bidang pangan. Dalam pertemuan itu, Isnawati menunjukkan bagaimana kerja keras dan ketekunan dapat mengantarkan pemuda Indonesia ke panggung internasional.
Perempuan asal Salatiga yang kini berdomisili di Kabupaten Blitar ini telah menempuh perjalanan akademik yang panjang. Setelah menyelesaikan pendidikan master di Wageningen University and Research, Belanda, di bidang Ekonomi, Isnawati kini tengah menjalani studi gabungan PhD di bidang Ekonomi di Sapienza University of Rome dan Kesehatan Masyarakat di Leiden University Medical Center.
Penelitiannya berfokus pada isu keamanan pangan dan malnutrisi, dengan tujuan jangka panjang meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui ketahanan pangan.
Isnawati Hidayah foto bersama dengan 38 penerima penghargaan TAP dari 20 negara di dunia. (Foto: istimewa)
Di samping itu, Isnawati mendirikan ROTASI Institute, sebuah lembaga riset independen yang berfokus pada pemberdayaan pemuda dan masyarakat pedesaan. Bersama suaminya, Muhammad Syamsu Rizaludin, seorang peneliti mikrobiologi dan pertanian berkelanjutan, Isnawati berkomitmen mendorong kolaborasi lintas disiplin untuk membangun sistem pangan berkelanjutan.
"Penghargaan ini bukan untuk saya seorang, tapi untuk semua anak muda di dunia bahwa kalian itu berdampak dan penting," ungkap Isnawati dengan penuh semangat.
"Kita semua memiliki cara kontribusi masing-masing yang layak didengar dan diapresiasi. Mari melangkah bersama," imbuhnya.
Tak hanya melalui ROTASI Institute, Isnawati juga aktif dalam Forum Pangan Dunia di bawah naungan FAO dan terlibat dalam berbagai forum internasional. Salah satu kiprahnya adalah berbicara di FAO PBB mengenai peran penting peneliti perempuan muda dalam ketahanan pangan.
Selain itu, Isnawati juga bekerja sama dengan akademisi terkemuka, seperti Prof. Imam Mukhlis dari Universitas Negeri Malang, yang mendukung upayanya dalam memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Momen Isnawati Hidayah menunjukkan fotonya yang masuk dalam daftar penerima TAP 2024. (Foto: istimewa)
Isnawati berharap bahwa peran pemuda dapat semakin diakui dalam membentuk sistem pangan yang lebih baik. "Setiap pemuda di dunia dapat berkontribusi dengan cara inovatifnya masing-masing," tambahnya.
Melalui penghargaan ini, Isnawati Hidayah membawa harapan bahwa suara dan dedikasi anak muda Indonesia bisa berdampak pada dunia, menjadikan dirinya sebagai simbol bahwa inovasi dan kerja keras adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik.