free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Pilkada Kota Malang 2024

Ketua KONI Kota Malang Soroti Program Paslon WALI, Butuh Anggaran Sekitar Rp 350 Miliar Tapi Berdampak Signifikan

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

27 - Oct - 2024, 11:40

Placeholder
Ketua Umum KONI Kota Malang Djoni Sudjatmoko yang turut menyoroti dampak positif signifikan pada program unggulan yang diusung Paslon Wali di Pilkada Kota Malang 2024. (Foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang Djoni Sudjatmoko turut menyoroti program unggulan Pasangan Calon (Paslon) Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI). Menurutnya, setidaknya butuh anggaran sekitar Rp 350 miliar guna merealisasikan 5 program unggulan dari Paslon WALI tersebut.

Sekedar diketahui, pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Walikota - Wakil Walikota Malang 2024, Paslon WALI menjabarkan 5 program unggulan. Di mana,  program 1.000 event yang digagas WALI dianggap bisa menjadi leading program untuk menggerakkan 4 program unggulan lainnya.

Baca Juga : Dukung WALI, Saudagar Kedungkandang Berangkatkan 32 Bus Ziarah Wali 5

Sedangkan 4 program lain yang diusung Paslon WALI tersebut meliputi dana pembangunan RT Rp 50 juta, seragam gratis, beasiswa pendidikan, serta penyelesaian banjir dan parkir. "Kalau saya hitung, totalnya mungkin sekitar Rp 350-an miliar pertahun untuk itu (merealisasikan 5 program unggulan Paslon WALI)," ungkap Djoni kepada JatimTIMES, saat dikonfirmasi Sabtu (26/10/2024).

Sebagaimana diberitakan, merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang per 2023, jumlah RT di Kota Malang sebanyak 4.315. Artinya, program dana pembangunan per-RT Rp 50 juta tersebut, diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 215,7 miliar.

Sedangkan untuk program seragam gratis diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 54 miliar. Yakni dengan estimasi Rp 300 ribu untuk satu orang pelajar.

Taksiran tersebut merujuk pada data Kemendikbud. Di mana, total jumlah pelajar di Kota Malang mencapai 180.820 orang.

Sementara itu, untuk anggaran sisanya dari total sekitar Rp 350 miliar tersebut bisa dialokasikan untuk program lainnya. Yakni untuk kebutuhan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di Kota Malang dengan persyaratan berprestasi dan dari keluarga tidak mampu. Maupun untuk menyelesaikan permasalah banjir hingga parkir di Kota Malang. Termasuk untuk mendukung program 1.000 event.

"Pertanyaannya, itu (sekitar Rp 350 miliar) uang dari mana yang itu coba saya bedah," ujar Djoni yang kini juga mengemban amanah sebagai penasehat lembaga perekonomian Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini.

Sebagaimana yang juga telah diulas pada pemberitaan sebelumnya, total anggaran sekitar Rp 350 miliar tersebut sejatinya bisa tercover melalui satu program yang disebut bisa menjadi leading program. Yakni program 1.000 event.

Saat kini menjabat sebagai Ketua Umum KONI Kota Malang, Djoni pernah mensupport event olahraga bela diri yang ia helat di Kota Malang. Pada saat itu, support yang diberikan hanya Rp 30 juta namun disebut berdampak signifikan pada perputaran uang maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang.

Pada event turnamen bela diri tersebut, juga menampilkan beragam kesenian dan budaya. Pada saat itu, ada sekitar 8 ribu orang yang terlibat. Rinciannya, sekitar 3 ribu merupakan peserta. Sedangkan 5 ribu di antaranya adalah penonton.

Sementara itu, dari 3 ribu peserta tersebut, sekitar 500 peserta di antaranya dari Kota Malang. Sedangkan 2.500 peserta lainnya dari luar Kota Malang. Di sisi lain, dari segi penontonnya, ada sekitar 1.000 penonton dari Kota Malang dan 4.000 di antaranya dari luar Kota Malang.

Djoni menyebut, jika dikalkulasikan maka ada sekitar 6.500 orang yang terlibat hanya dalam satu event bertajuk olahraga serta pentas kesenian dan kebudayaan tersebut. Lebih lanjut, jika estimasi setiap orang menghabiskan biaya Rp 1 juta untuk penginapan maupun makan dalam sehari. Maka akan ada perputaran uang sekitar Rp 6,5 miliar.

Dari perputaran uang tersebut, disampaikan Djoni, anggaplah ada pajak 10 persen dari masing-masing pajak hotel maupun restoran. Maka akan ada pemasukan dari pajak senilai Rp 650 juta per event. Jika dikalikan 1.000 event, maka pendapatan dari pajak bisa mencapai Rp 650 miliar.

"Padahal biayanya tadi kalau semua (5 program unggulan Paslon WALI) terlaksana 100 persen, itukan cuma sekitar Rp 350 miliar. Dari sini saya berpendapat, kalau ada calon (Walikota-Wakil Walikota Malang) yang program unggulannya 1.000 event, itu kecerdasannya luar biasa dan itu dibutuhkan di Kota Malang," ujar Djoni.

Sehingga, Djoni menambahkan, pemerintah dan stakeholder terkait tinggal memberikan support dalam penyelenggaraan 1.000 event. Termasuk dukungan perizinan maupun pembiayaan.

Khusus pada pembiayaan, disampaikan Djoni, juga bisa dimaksimalkan dari program dana pembangunan Rp 50 juta per-RT. "Event itukan juga untuk memajukan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), sehingga potensi di Kota Malang jadi lebih hidup," ujarnya.

Melalui program unggulan 1.000 event tersebut, ditambahkan Djoni, juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga pengentasan angka pengangguran di Kota Malang. "Ketua RT juga bisa merealisasikan program modal dari Rp 50 juta tersebut untuk usaha. Sehingga bisa mensupport 1.000 event. Masyarakat bisa jualan, laku, mereka bekerja. Dengan demikian masalah pengangguran juga bisa teratasi melalui program 1.000 event," tuturnya.

Bagi Djoni, program 1.000 event tersebut sesuai dengan karakter Malang yang juga disebut sebagai Kota Pendidikan. Melalui program 1.000 event diyakini juga bisa menunjang potensi wisata. Baik potensi kuliner maupun destinasi wisata di Malang Raya. Tanpa terkecuali potensi wisata di Kabupaten Malang dan Kota Batu.

"Batu punya potensi wisata buatan, Kabupaten Malang punya potensi wisata alam. Potensi tersebut bisa ditunjang dengan adanya program 1.000 event di Kota Malang. Sehingga nantinya Malang Raya ini menjadi daerah wisata yang sangat menarik nantinya," ujarnya.

Sementara itu, jika merujuk pada target Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, kunjungan wisatawan di tahun 2024 diharapkan mencapai 3,1 juta wisatawan.

Baca Juga : Tim Hukum Paslon Mas Ibin-Mbak Elim Gugat KPU Blitar ke DKPP, Pertanyakan Transparansi Data Visi dan Misi

"Sesuai perhitungan sebelumnya, anggap saja rata-rata satu event ada 6.500 orang luar Malang yang berkunjung ke Kota Malang. Jika dikalikan 1.000 event, maka akan ada 6,5 juta. Jadi target 3,1 juta wisatawan itu kecil dengan adanya trobosan program 1.000 event ini," beber Djoni.

Masih dari data yang dihimpun Disporapar Kota Malang, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Malang juga mengalami kelonjakan yang cukup signifikan. Pada kurun waktu Januari hingga Agustus 2024 saja, ada sebanyak 48.309 turis asing yang berwisata ke Kota Malang.

Apabila dibandingkan data tahun sebelumnya, capaian tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023. Di mana, pada tahun 2023, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Malang hanya sekitar 37 ribu.

Terkait hal itu, Djoni menyebut tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Malang juga bisa meningkat signifikan jika program 1.000 event direalisasikan. Sebagai acuan, negara Belanda bisa jadi sasaran utama agar turis asing berkunjung ke Kota Malang.

Bukan tanpa alasan, dijabarkan Djoni, dipilihnya Belanda sebagai sasaran utama tersebut lantaran tidak terlepas dari kondisi yang ada di Negara Kincir Angin tersebut.

Sekedar informasi, nama jalan di Belanda banyak yang menggunakan penamaan tokoh, pulau, atau kota di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu bukti penghormatan Belanda kepada Indonesia sebagai negara jajahannya.

"Kondisi di sana (Belanda) itulah yang perlu disambut oleh Pemerintah Kota Malang. Jadi harus fokus, tidak bisa tergesa-gesa menyasar mancanegara. Fokus ke Belanda, nanti yang lain akan mengikuti," ujarnya.

Jika istilah rumah kedua bisa diwujudkan di Kota Malang, disampaikan Djoni, tidak menutup kemungkinan wisatawan mancanegara khususnya dari Belanda akan berkunjung ke Kota Malang, Indonesia.

Potensi tersebut, sejatinya juga telah dimiliki Kota Malang. Salah satunya pada Kampoeng Heritage Kajoetangan. Data Disporapar Kota Malang menyebut, wisatawan mancanegara memang juga gemar berkunjung ke Kampoeng Heritage Kajoetangan.

"Ini adalah peluang besar, di samping kita buat event lokal, juga harus ada event Internasional yang berbau Belanda. Potensi ini akan menjadi gayung bersambut untuk memenuhi kunjungan wisatawan mancanegara. Tinggal nanti dibenahi kultur masyarakatnya untuk bisa menerima dan berbaur dengan baik," imbuhnya.

Djoni yang kini juga menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) Perumda Jasa Yasa ini menuturkan, trend wisatawan saat ini cenderung hanya singgah. Yakni datang, berwisata, kemudian pulang.

Sementara itu, jika program 1.000 event terealisasi, pihaknya optimis nantinya juga bisa berdampak signifikan pada potensi lain seperti penginapan dan kuliner. Dampak tersebut nantinya tidak hanya terjadi di Kota Malang. Sebaliknya juga akan berdampak ke Malang Raya termasuk Kabupaten Malang dan Kota Batu.

"Karena banyaknya event di Kota Malang dan potensi yang ada di Malang Raya, membuat wisatawan akhirnya menginap," ujarnya.

Jika mengacu pada data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, potensi wisata juga berdampak kepada para pengusaha hotel. Tercatat, tingkat okupansi hotel di Kota Malang disebut mencapai 60 persen. Bahkan, saat memasuki momen libur, tingkat okupansi sejumlah hotel bisa mencapai 100 persen.

"Harapannya, melalui sinergitas termasuk program 1.000 event ini juga bisa berdampak pada semua sektor termasuk perhotelan. Jika (okupansi) bisa 85-90 persen, PAD nantinya juga akan meningkat tajam," ujarnya.

Dukungan Djoni pada program 1.000 event tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, saat ini Perumda Jasa Yasa yang ia pimpin juga menaungi sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Malang. Termasuk Pantai Balekambang dan Pantai Ngliyep.

"Coba ditanyakan, penggiat seni budaya mana yang tidak senang dengan adanya 1.000 event. Penggiat olahraga hingga anak muda mana yang tidak suka dengan adanya 1.000 event. Saya pastikan mereka semua akan suka," pungkas Djoni.


Topik

Politik Pilkada Kota Malang Wahyu Hidayat Ketua KONI Kota Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Sri Kurnia Mahiruni