JATIMTIMES - Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menuai sorotan publik setelah mengungkapkan bahwa sejumlah pihak masih skeptis mengenai kemampuan pemerintahannya dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini merupakan salah satu janji kampanyenya yang ia unggulkan dan saat ini menjadi sorotan karena banyak yang meragukan implementasinya.
Hal ini disampaikannya dalam rapat kabinet perdana di Istana Negara pada Rabu, 23 Oktober 2024. Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, Prabowo secara tegas menanggapi kritik tersebut.
"Saya masih mendengar bahwa ada tokoh-tokoh yang meragukan kemampuan kita untuk melaksanakan program ini," kata Prabowo, dikutip YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (24/10).
Prabowo menyadari bahwa program sebesar ini tidak dapat langsung berjalan sempurna sejak awal. Ia menjelaskan bahwa persiapan matang sangat diperlukan agar program tersebut dapat berjalan dengan baik. Meskipun begitu, ia tetap optimis bahwa pemerintah mampu mewujudkannya.
Untuk menggambarkan betapa sulitnya menjalankan program ini, Prabowo menggunakan analogi ‘tongkat Nabi Sulaiman.’ Ia mengatakan, “Saya tidak bilang ini bisa selesai dalam satu minggu, dua minggu, atau tiga bulan. Kita tidak punya tongkat Nabi Sulaiman.” Dengan ungkapan tersebut, Prabowo ingin menegaskan bahwa tidak ada jalan pintas dalam mencapai hasil besar.
Prabowo menambahkan, meskipun banyak tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal teknis dan logistik, ia tetap yakin program ini bisa berhasil jika dikerjakan bersama-sama. "Saya yakin dengan sepenuh hati. Saya mempertaruhkan kepemimpinan saya untuk ini. Bagi saya, makan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil adalah sesuatu yang strategis," tegasnya.
Sebagai langkah nyata, Prabowo juga telah membentuk Badan Gizi Nasional yang akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan program ini. Ia berharap agar badan tersebut dapat segera bekerja secara maksimal. Program MBG ini ditargetkan untuk menyediakan makanan gratis bagi 82,9 juta anak di Indonesia.
Lantas Apa Itu Tongkat Nabi Sulaiman?
Dalam pernyataan Prabowo, analogi ‘tongkat Nabi Sulaiman’ yang ia gunakan memiliki latar belakang kisah yang menarik. Ibnu Katsir, dalam karyanya Qashash al-Anbiya, mengisahkan bahwa Nabi Sulaiman AS memiliki tongkat yang menjadi simbol kekuasaannya.
Dikisahkan bahwa setiap hari di Baitul Maqdis, sebuah pohon akan tumbuh di hadapan Nabi Sulaiman ketika ia sedang berdoa. Nabi Sulaiman kemudian akan bertanya kepada pohon tersebut, "Siapa namamu?" dan pohon itu akan menjawab sesuai dengan jenisnya. Jika pohon tersebut adalah tanaman yang bisa diolah, maka Nabi Sulaiman akan menanamnya, sementara jika berfungsi sebagai obat, pohon tersebut akan memberi tahu untuk penyakit apa ia tumbuh.
Satu hari, tumbuhlah pohon yang disebut Kharubah (si peruntuh). Pohon tersebut mengatakan bahwa ia tumbuh untuk meruntuhkan Baitul Maqdis. Nabi Sulaiman kemudian mencabut pohon itu dan membuatnya menjadi tongkat, yang akhirnya menjadi pegangan Sulaiman selama setahun penuh.
Menurut buku Sulaiman Alaihi As-Salam fi Al-Qur'an karya Humam Hasan Yusuf Shalom, saat ajal Nabi Sulaiman tiba, ia sedang bersandar pada tongkat tersebut sambil mengawasi para jin yang bekerja di bawah perintahnya. Allah SWT kemudian memerintahkan malaikat untuk mencabut nyawa Nabi Sulaiman. Namun para jin yang bekerja tidak menyadari kematiannya karena tubuh Nabi tetap tegak bersandar pada tongkat.
Waktu berlalu, dan rayap mulai menggerogoti tongkat itu dari dalam. Hingga akhirnya, tongkat Nabi Sulaiman menjadi rapuh dan tubuhnya jatuh ke tanah. Para jin yang melihat ini kaget dan baru menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah lama meninggal. Mereka pun baru sadar bahwa mereka tidak mengetahui hal gaib seperti yang mereka kira.
Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an, Surah Saba’ ayat 14 yang berbunyi:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلٰى مَوْتِهٖٓ اِلَّا دَاۤبَّةُ الْاَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَاَتَهٗۚ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ اَنْ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوْا فِى الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۗ ١٤
“Maka ketika telah Kami tetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Ketika dia telah tersungkur, jin menyadari bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak berada dalam siksa yang menghinakan.”
Dengan menyebut ‘tongkat Nabi Sulaiman,’ Prabowo ingin menyampaikan bahwa tidak ada cara instan atau kekuatan ajaib yang bisa membuat programnya sukses dalam sekejap. Prabowo menegaskan bahwa semua memerlukan waktu, kerja keras, dan perencanaan yang matang.
