JATIMTIMES - Di zaman yang serba digital ini, siapapun bisa mengakses media sosial ataupun berita kapan saja dan dimana saja.
Kebebasan untuk berselancar di internet terkadang membuat beberapa orang lupa untuk memilih konten atau berita yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Baca Juga : 3 Trik Mudah Mencapai Passing Grade SKD CPNS
Terkadang, ada beberapa orang yang justru mencari berita dan konten buruk. Kebiasaan ini disebut sebagai Doomscrolling. Apa itu?
Pengertian Doomscrolling
Dikutip dari laman Alodokter yang ditinjau langsung oleh dr. Kevin Adrian, Doomscrolling adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang terus-menerus menelusuri media sosial untuk membaca berita buruk.
Alasan Orang Melakukan Doomscrolling
Dosen psikologi Universitas Hang Tuah, Lutfi Arya, MPsi, Psikolog mengungkapkan terdapat tiga alasan utama mengapa seseorang cenderung melakukan doomscrolling.
Pertama, karena manusia memiliki bias alami negatif, di mana kita lebih cenderung memperhatikan peristiwa negatif dibandingkan yang positif. Bias ini dimiliki oleh manusia sebagai mekanisme dalam bertahan hidup, yang membantu kita mendeteksi dan menghindari potensi ancaman di sekitar kita.
Kedua, banyak orang yang merasa bahwa dengan terus menerus mengikuti berita, mereka dapat mengendalikan situasi yang tidak menentu. Keyakinan ini muncul karena berpikir bahwa dengan mengetahui apa yang terjadi di dunia, mereka akan lebih siap dalam menghadapi tantangan atau mencegah dampak negatif yang mungkin timbul. Meskipun perasaan ini dapat memberikan rasa aman, tetapi lebih sering menambah kecemasan.
Ketiga, seseorang sering mencari perbandingan atau validasi sosial melalui doomscrolling. Dengan membandingkan kondisi yang dimiliki diri mereka dengan yang dimiliki oleh orang lain yang mungkin lebih buruk, mereka merasa sedikit lega atau bersyukur.
Dampak Doomscrolling
Masih dari laman Alodokter, kebiasaan Doomscrolling akan membuat mereka menjadi lebih waspada dan merasa mampu mengontrol rasa cemas. Padahal, terus-terusan membaca berita yang negatif justru dapat menimbulkan rasa cemas berlebihan dan ketakutan, lho.
Kebiasaan tidak baik ini juga bisa membuat seseorang diselimuti oleh pikiran negatif. Akibatnya, orang yang sering melakukan doomscrolling bisa menjadi sering stres, tertekan, terisolasi dan kesepian, hingga paranoid terhadap hal-hal yang ada di sekitar. Hal ini tentu bisa mengganggu aktivitas sehari-hari hingga menurunkan kualitas hidup.
Tak hanya itu, berbagai riset juga telah membuktikan bahwa kebiasaan telalu sering “mengonsumsi” berita buruk dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami berbagai gangguan mental, seperti gangguan cemas dan depresi, dan juga penyakit fisik, seperti tekanan darah tinggi, insomnia, dan penyakit jantung.
Cara Berhenti dari Doomscrolling
Dr Aditi Nerurkar dan Dr Richard Mollica dari Harvard Medical School memberikan beberapa tips yang dapat dicoba untuk berhenti dari kebiasaan doomscrolling:
1. Jauhkan Ponsel dari Tempat Tidur
Menjauhkan ponsel dari jangkauan dapat mengurangi godaan untuk memainkannya saat bangun tidur. Dr Nekrurkar mengatakan, "Cara ini bisa mengurangi godaan untuk mengambilnya saat bangun tidur."
Alih-alih langsung memeriksa ponsel, cobalah untuk melakukan rutinitas pagi seperti merapikan tempat tidur atau berolahraga.
2. Terapkan Cara ini pada Saat Kerja
Baca Juga : Han So Hee Diduga Serang Hyeri Menggunakan Second Account, Agensi Pasang Badan
Selain menjauhkan ponsel dari tempat tidur, saat bekerja juga sebaiknya jauhkan ponsel seperti simpan di laci atau tempat yang susah dijangkau selama jam kerja. dengan cara ini, akan lebih fokus pada tugas atau pekerjaan tanpa terganggu oleh notifikasi atau godaan untuk memeriksa berita.
3. Jangan Bawa Ponsel ke Meja Makan
Saat makan, letakkan ponsel jauh dari jangkauan dan atur dalam mode senyap. Hal ini akan membantu lebih menikmati waktu makan bersama keluarga atau teman dan mengurangi paparan berita negatif.
4. Atur Ponsel dalam Mode Hitam Putih
Mengubah tampilan ponsel menjadi hitam putih dan mengurangi saturasi warna pada layar dapat mengurangi ketertarikan untuk memainkan ponsel secara terus menerus. Pendapat ini didukung oleh data yang ditemukan dalam penelitian seperti yang dijelaskan oleh Dr Nerurkar.
5. Fokus pada Hal-Hal Positif
Waktu yang kita miliki dapat digunakan untuk untuk berbagai kegiatan positif, seperti menjadi relawan bencana, kelas memasak, belajar bahasa baru, atau sekedar menikmati alam.
6. Berani Berkata Tidak
Jika ada orang yang berbagi cerita atau berita yang menyedihkan dan penuh kekerasan, beranilah untuk berkata tidak dan tidak tertarik untuk melihatnya. "Dengan melakukan hal ini membuat Anda memegang kendali atas diri sendiri," ujar Dr Mollica.
7. Berbicara dengan Profesional
Jika semua cara yang telah diberikan tidak dapat menghentikan dari kebiasaan berita negatif dan mulai memengaruhi kesehatan mental, pertimbangkan untuk mengunjungi profesional seperti psikolog atau psikiater.
"Sebagian kecil orang benar-benar membutuhkan bantuan profesional supaya dapat berhenti dari kebiasaan buruk ini," ujar Dr Mollica.