JATIMTIMES - Upaya menjaga lingkungan, utamanya air tanah dan keberadaan sumber mata air terus menjadi perhatian. Ketersediaan air yang lekat dengan sumber kehidupan semakin hari semakin menghadapi ancaman.
Komunitas pelestari Sapu Bersih Nyemplung Kali (Sabers Pungli) berkolaborasi dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membuat sumur resapan sebagai langkah konservasi.
Baca Juga : Khofifah Ajak Mas Ibin dan Mbak Elim Berikhtiar Maksimal di Pilkada Kota Blitar 2024
Koordinator kegiatan Sabers Pungli Doddy Eko Wahyudi mengatakan, saat ini pihaknya menjalin kolaborasi dan mendapatkan dukungan BUMN Perum Perum Jasa Tirta I (PJT I) dan PLN Nusantara Power UP Brantas. Kerja sama itu diwujudkan dengan pembangunan sumur resapan di Desa Bumiaji dan Junrejo Kota Batu.
"Ada 50 lokasi untuk pembangunan sumur resapan. 25 titik di Desa Bumiaji, 25 titik di Desa Junrejo. Sumbernya dari CSR (Corporate Social Responsibility) dua BUMN yang berkolaborasi," jelas Doddy usai agenda 'Sapto Wening Ing Tirto' Tujuh Tahun Sabers Pungli di Sumber Cinde, Desa Bumiaji, Kota Batu, Minggu (13/10/2024).
Menurut dia, kolaborasi antarlini sangat diperlukan dalam upaya melestarikan sumber daya air. Mengingat saat ini ketersediaan air yang lekat dengan sumber kehidupan mengalami ancaman. Jika tanpa ada upaya konservasi, maka bukan tak mungkin terjadinya krisis air di masa mendatang.
"Harapannya pembangunan 50 sumur resapan ini starting point atau awal kita untuk menggerakkan perusahan BUMN, BUMD, dan masyarakat agar peduli dengan kegiatan konservasi air," tambahnya.
Kepala Divisi Jasa ASA WS Brantas PJT I, Hermawan Cahyo Nugroho memaparkan, pengelolaan sumber daya air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Mulai dari konservasi vegetatif melalui gerakan penghijauan atau penanaman pohon di sekitar area resapan. Bentuk lainnya berupa konservasi sipil teknis seperti pembuatan biopori dan sumur resapan.
Ia mengatakan, gerakan konservasi sangat diperlukan agar sumber air tetap terjaga. Sehingga ketersediaan air dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Jangan sampai terjadi krisis yang ujungnya menjadikan air sebagai sumber daya yang mahal.
"Semua masyarakat bersama-sama harus turut melestarikan. Jangan sampai anak cucu kita kesulitan mendapatkan air di masa depan," ujar dia.
Hermawan menjelaskan, sumur resapan sebagai media menabung air. Yakni proses memasukkan air buangan dari aktivitas sehari-hari ke dalam tanah. Ketika kembali ke bumi, air tersimpan menjadi tabungan air saat musim kemarau. Istilah sumur resapan digunakan agar mudah dipahami.
"Intinya apa yang kami buat masih sangat kecil dibandingkan kebutuhan sumur resapan di Kota Batu. Namun ini jadi awal untuk memantik kegiatan pelesatarian air," tandas Hermawan.