free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Bedah Buku Antologi Puisi: Eksplorasi, Apresiasi dan Kritik Perjalanan Kota Batu Lewat Karya Sastra

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : Dede Nana

10 - Oct - 2024, 17:29

Placeholder
Bedah buku Antologi Puisi Kota Batu Cahaya di Ujung Jalan yang digelar Disperpusip Kota Batu bersamaan final lomba puisi 2024.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Diskusi bedah buku antologi puisi berjudul Kota Batu Cahaya di Ujung Jalan di Hall Nawangwulan, Hotel Purnama, berlangsung gayeng, Kamis (10/10/2024). Buku kumpulan karya yang ditelurkan peserta lomba puisi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Batu tahun 2023 itu dibedah dari banyak perspektif.

Kepala Bidang Perpustakaan Disperpusip Kota Batu Ernawati Wahyuningsih menyampaikan, buku antologi yang dibedah merupakan kumpulan puisi yang dihasilkan dari Lomba Puisi 2023, mengangkat tema "Batu Dulu, Kini, dan Nanti,". Tema ini dipilih untuk mencerminkan perjalanan dan transformasi Kota Batu, serta aspirasi masyarakat dalam menggali potensi lokal dan mengekspresikan harapan mereka untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca Juga : Kebakaran Rumah Warga di Temas Kota Batu Telan Kerugian hingga Rp 100 Juta

"Dalam antologi ini, para finalis mengekspresikan beragam perspektif dan pengalaman yang berkaitan dengan Kota Batu dari tiga sudut pandang waktu. Setiap puisi menawarkan gambaran mendalam tentang keindahan alam, budaya, serta kearifan lokal yang membentuk karakter masyarakat Kota Batu," kata Erna.

Bedah buku yang digelar menghadirkan bersama tiga narasumber. Di antaranya Syamsu Samanhudi selaku Sastrawan Kota Batu, Peni Puspitasari seorang Akademisi, dan Nurlayla Ratri Pemimpin Redaksi JatimTIMES yang juga seorang penulis.

Dalam diskusi itu, Peni Puspitasari mengemukakan beberapa hal menarik dari masing-masing puisi ciptaan sekitar 50 penulis itu. Dimana di dalamnya ada kekhasan masing-masing yang dituangkan dalam banyak cara. Mulai pemilihan kata, hingga rima dan majas tertentu.

"Beberapa berusaha lewat kalimatnya mengajak untuk mengimajikan suasana. Seperti duduk di sebuah kedai kopi dan gemericik air di pedesaan Kota Batu. Seperti juga suasana dingin kota," ungkap Peni.

Beberapa judul puisi menjadi sorotannya. Dengan kalimat-kalimat yang menonjolkan imaji visual. Ia juga menyebut, dari segi struktur ada banyak ragam majas yang digunakan, dari personifikasi, hiperbola, dan metafora.

"Beberapa juga menggunakan penataan rima yang bagus. Seperti Kota Batu mencandu rindu, adiksi abadi, dan puisi Batu Buta," sebut dia.

Ia juga mengungkapkan, dengan tema besar antologi berupa Batu Dulu, Kini dan Nanti antologi tersebut kemudian terbagi menjadi beberapa tema. Dari transformasi Kota Batu, kritik sosial terhadap Kota Batu, hingga penyampaian naratif yang menggambarkan keindahan Kota Batu.

Sementara Nurlayla Ratri menyampaikan, secara prinsip banyak yang belum mencapai kedalaman kebih jauh perihal kritik sosial atas isu-isu yang diangkat. Beberapa hanya menyentuh permukaan dan akan lebih menarik dengan pendalaman isu tertentu yang menyentuh masyarakat dengan persoalan-persoalannya.

Baca Juga : Neo Historia Viral di Medsos Gara-Gara Krisis Keuangan, Begini Kronologinya!

"Ada yang memang berprinsip sastra selain indah juga berguna. Karya sastra tidak hanya dicipta indah saja tapi ada fungsi seperti merekam sejarah. Hal yang diharapkan tertuang dalam kumpulan puisi," jelas Lyla, sapaannya.

Selain diperkaya dengan berbagai perspektif, puisi juga menjadi wadah aspirasi masyarakat. Sehingga sastra bisa berkembang dengan adanya perkembangan masyarakat yang mengiringi perjalanan Kota Batu sendiri.

"Menurut dia, ada banyak permasalahan sosial seperti perdebatan pedagang pasar, adalah masalah sampah, dan yang lain, yang sangat potensial dijadikan puisi yang bernas dan bagus," tambah dia.

Ia berharap, puisi di era modern ini juga bisa dialih wahanakan dengan berbagai media. Tidak hanya sampai pada antologi puisi melalui buku fisik. Juga buku digital, karya musikalisasi yang dipadukan video hingga lagu. Sehingga masyarakat tidak menganggap puisi sebagai karya yang ketinggalan.

"Alih wahana buku digital membuat akses lebih luas dan penyebaran lebih mudah. Puisi ini juga sangat mungkin dialih wahanakan dengan cerpen, musikalisasi, lagu, dan video," imbuh Lyla.


Topik

Peristiwa bedah buku antologi puisi puisi kota batu cahay di ujung jalan disperpusip kota batu



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Prasetyo Lanang

Editor

Dede Nana