JATIMTIMES – Persaingan dalam kampanye Pilkada Kabupaten Blitar 2024 semakin memanas dengan adanya perusakan Alat Peraga Kampanye (APK) dari pasangan calon (paslon) Rini Syarifah-Abdul Ghoni yang kerap terjadi di beberapa wilayah. Menanggapi insiden ini, Ketua Tim Pemenangan Rini-Ghoni, Muhammad Rifai, mengambil langkah tegas dengan menggelar sayembara berhadiah Rp5 juta bagi siapa saja yang dapat menangkap pelaku perusakan tersebut.
Rifai menjelaskan bahwa sejak dimulainya masa sosialisasi hingga memasuki kampanye, spanduk dan baliho pasangan yang dikenal dengan julukan RINDU (Rini-Ghoni untuk Blitar Maju) sering kali ditemukan dalam kondisi rusak atau bahkan hilang. Wilayah-wilayah seperti Kecamatan Sutojayan dan Wates menjadi beberapa lokasi di mana APK tersebut dirusak.
Baca Juga : Neo Historia Viral di Medsos Gara-Gara Krisis Keuangan, Begini Kronologinya!
"Kami dari tim pemenangan RINDU merasa sangat prihatin dengan aksi-aksi perusakan yang kian sering terjadi. Oleh karena itu, kami mengadakan sayembara bagi siapa saja yang dapat menangkap perusak APK dengan bukti video. Kami akan memberikan hadiah Rp5 juta bagi yang berhasil," ujar Rifai saat memberikan pernyataannya, Rabu (10/10/2024).
Selain menawarkan imbalan uang, Rifai juga menekankan bahwa identitas dari pelapor atau pembuat video akan dirahasiakan demi keamanan mereka. "Kami ingin memastikan bahwa keamanan dan kerahasiaan identitas pelapor tetap terjamin," tambahnya.
Dalam keterangannya, Rifai menyebut bahwa perusakan APK bukan hanya soal materi kampanye yang rusak, melainkan sebuah ancaman terhadap proses demokrasi. "Ini bukan sekadar soal pengrusakan materi kampanye. Ini tindakan yang merusak demokrasi, sebuah kampanye hitam yang tidak bisa dibiarkan merajalela," tegasnya.
Rifai berharap, langkah sayembara ini akan memberi efek jera bagi pelaku dan pihak-pihak yang berniat melakukan sabotase serupa. Ia juga menegaskan bahwa tim RINDU akan selalu berupaya menjaga integritas kampanye dengan mengikuti aturan yang berlaku. Bagi mereka yang memiliki informasi terkait perusakan APK, Rifai mengajak untuk mengirimkan video ke Call Center PKB Blitar di nomor 081252285858.
Menanggapi situasi ini, Novi Catur Muspita, pengamat politik sekaligus dosen sosiologi dari Universitas Islam Balitar (Unisba), mengungkapkan bahwa fenomena perusakan APK sering kali mencerminkan ketatnya persaingan dalam pilkada.
"Perusakan alat peraga kampanye bisa menjadi sinyal bahwa persaingan politik semakin memanas. Tindakan ini tidak hanya mengganggu jalannya kampanye, tetapi juga bisa memicu ketidakpercayaan di kalangan pemilih," jelas Novi.
Baca Juga : Peduli Generasi Muda, Pj Wali Kota Kediri Buka Workshop Bina Keluarga Remaja
Menurutnya, langkah sayembara yang dilakukan tim RINI-Ghoni adalah salah satu cara efektif untuk mencegah aksi sabotase serupa. Namun, ia juga mengingatkan bahwa pengawasan dari pihak berwenang, seperti Bawaslu, tetap sangat diperlukan. "Langkah preventif ini penting, namun pengawasan lebih ketat dari Bawaslu akan sangat membantu menjaga keamanan dan kelancaran proses kampanye," tambahnya.
Pilkada Kabupaten Blitar 2024 mempertemukan dua pasangan calon yang memiliki dukungan kuat dari partai politik. Pasangan pertama adalah Rijanto-Beky Herdihansah, diusung oleh koalisi PAN, PDIP, dan Partai Nasdem. Sementara itu, pasangan petahana Rini Syarifah-Abdul Ghoni didukung oleh koalisi PSI, Demokrat, PKS, PKB, Golkar, PPP, dan Gerindra. Persaingan ketat antara kedua pasangan ini memicu perhatian besar dari masyarakat Blitar, dengan insiden seperti perusakan APK menjadi salah satu dinamika yang mewarnai jalannya kampanye.