JATIMTIMES - Badan Gizi Nasional memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk program Makan Bergizi Gratis tahap awal akan mencapai Rp 800 miliar per hari. Jumlah tersebut setara dengan 75 persen dari total anggaran yang diproyeksikan sebesar Rp 1,2 triliun per hari jika program tersebut berjalan penuh.
Dadan Hindayana, kepala Badan Gizi Nasional, menjelaskan bahwa program ini memerlukan anggaran yang signifikan, terutama untuk membeli bahan baku makanan bergizi. "Sebanyak 75 persen dari Rp 1,2 triliun itu dialokasikan untuk intervensi makan bergizi. Artinya, sekitar Rp 800 miliar setiap hari dibutuhkan untuk membeli produk-produk pertanian dan bahan baku," kata Dadan, Kamis (10/10).
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa jika program unggulan ini sudah berjalan penuh, maka penerimanya bisa mencapai 82,9 juta orang dengan total kebutuhan anggaran sekitar Rp 400 triliun.
Namun, besarnya anggaran yang diproyeksikan untuk program ini memicu reaksi dari masyarakat. Salah satu warganet melalui akun X (sebelumnya Twitter), @bibabercerita, memberikan perbandingan yang dinilai lebih penting terkait alokasi dana yang mencapai Rp 800 miliar per hari.
"Program makan gratis bakal menelan 800 miliar per hari. Kalau dipakai untuk membayar UKT golongan tertinggi mahasiswa Soshum UNPAD, yaitu 9 juta x 8 semester = 72 juta per anak, itu bisa menjamin sekitar 11.111 anak jadi sarjana dalam sehari. Sehari aja," tulisnya.
Tak hanya itu, netizen tersebut juga membandingkan anggaran harian program makan gratis dengan gaji guru di Indonesia. "Kalau aku gak salah hitung, 800M x 20 hari (hari sekolah aktif dalam sebulan), itu udah bisa menggaji 3,2 juta guru dengan gaji rata-rata 5 juta per bulan." tambahnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Kemendikbudristek, jumlah guru di Indonesia pada tahun ajaran 2023/2024 mencapai 3,36 juta orang. Jika dihitung secara kasar, warganet tersebut menyimpulkan bahwa dana program makan gratis selama sebulan bisa memberi guru gaji sekitar Rp 4,6-4,7 juta per bulan.
Komentar tersebut menuai sorotan publik mengenai prioritas anggaran pemerintah, terutama untuk sektor pendidikan dan kesejahteraan tenaga pengajar.
Meski program Makan Bergizi Gratis bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, anggaran besar yang diperlukan membuat banyak pihak membandingkannya dengan kebutuhan mendesak lainnya seperti pendidikan dan kesejahteraan guru.
