JATIMTIMES– Sebanyak 500 atlet pencak silat yang akan berlaga di ajang IPSI Banyuwangi Championship 4, resmi terdaftar sebagai peserta program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek). Para atlet ini kini mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan melalui Kantor Cabang BPJamsostek Banyuwangi, sebagai bentuk dukungan terhadap atlet-atlet yang mengharumkan nama Banyuwangi di tingkat nasional.
Kepala Kantor Cabang BPJamsostek Banyuwangi, Eneng Siti Hasanah, menegaskan bahwa program ini dirancang khusus untuk melindungi seluruh atlet pencak silat yang berkompetisi dalam kejuaraan tersebut. “BPJamsostek sebagai badan jaminan sosial melindungi seluruh atlet pencak silat. Para atlet adalah pejuang yang membawa nama daerah di kancah nasional, khususnya olahraga silat di bawah naungan Dispora Banyuwangi dan IPSI,” ujar Eneng dalam acara yang diselenggarakan pada 29 September 2024 di GOR Tawang Alun, Banyuwangi.
Baca Juga : Datang untuk Audiensi, Belasan PKL Jalan Sultan Agung Kecewa Belum Bisa Bertemu Pj Wali Kota Batu
Dari total 500 peserta, Eneng mengungkapkan bahwa selain atlet, program ini juga mencakup pelatih, ofisial, dan tim pendamping. Semua peserta terdaftar dalam dua program utama, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). “Kami memastikan bahwa seluruh peserta, termasuk pelatih dan ofisial, mendapatkan perlindungan penuh melalui JKK dan JKM. Program ini memberikan jaminan dasar bagi mereka yang terlibat dalam ajang ini,” ungkapnya.
Salah satu manfaat utama dari program JKK adalah jaminan pemulihan kecelakaan kerja tanpa batas biaya dan waktu. Eneng menjelaskan bahwa BPJamsostek telah menghilangkan plafon atau batas atas pembiayaan perawatan. "Sekarang sudah tidak ada lagi istilah batas biaya. Semua perawatan untuk peserta yang mengalami kecelakaan kerja sifatnya unlimited. Berapa pun biaya medis yang diperlukan untuk pemulihan, seluruhnya ditanggung BPJamsostek sampai peserta sembuh total," ujarnya.
Dalam kegiatan olahraga yang melibatkan fisik seperti pencak silat, risiko cedera cukup tinggi, sehingga program ini memberikan perlindungan yang menyeluruh. "Perlindungan ini mencakup seluruh aktivitas atlet sejak mereka keluar dari rumah, di lokasi latihan atau pertandingan, hingga kembali ke rumah," tambah Eneng. Ia juga menyebut bahwa BPJamsostek kerap menangani pemulihan atlet yang mengalami cedera, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sejauh ini, menurut Eneng, penanganan atlet yang cedera berjalan dengan baik. Para atlet mendapatkan perawatan terbaik di Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK) yang merupakan rumah sakit mitra BPJamsostek. “Kami memastikan bahwa para atlet yang cedera mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan terbaik. Kerja sama dengan rumah sakit mitra berjalan sangat baik, sehingga proses pemulihan atlet dapat berlangsung tanpa kendala,” jelasnya.
Eneng berharap dengan adanya perlindungan dari BPJamsostek, para atlet silat yang berlaga di IPSI Banyuwangi Championship 4 dapat tampil maksimal dan fokus pada pertandingan tanpa khawatir dengan risiko cedera. “Setelah terdaftar sebagai peserta program BPJamsostek, kami berharap para atlet bisa lebih tenang dan percaya diri saat bertanding di event ini maupun event-event berikutnya,” harapnya.
Baca Juga : Pengasuh Ponpes di Muncar Ajak Dukung Ipuk-Mujiono: Melanjutkan Yang Baik
Tidak hanya itu, Eneng juga mengapresiasi peran Event Organizer (EO) Sayap Rajawali yang dipimpin oleh Moh. Rendy Adna Ardiansyah, yang terus mendukung atlet-atlet Banyuwangi melalui program ini. “EO Sayap Rajawali selalu mendukung penuh para atlet, baik di cabang olahraga pencak silat maupun cabang olahraga lainnya. Kami berterima kasih atas komitmen mereka dalam melindungi atlet melalui program BPJamsostek,” tambahnya.
Dengan perlindungan sosial ini, diharapkan seluruh atlet silat IPSI Banyuwangi dapat berlaga dengan penuh semangat dan membawa hasil terbaik untuk daerah. Program ini diharapkan juga menjadi contoh bagi cabang olahraga lainnya dalam memberikan perlindungan bagi para atlet yang berjuang di berbagai ajang kompetisi.