JATIMTIMES - Penyakit disfonia fungsional ramai dibicarakan setelah penyakit tersebut mengakibatkan penyanyi solo asal Jepang Sayuri meninggal dunia pada Jumat (20/9/2024) lalu.
Publik pun akhirnya bertanya-tanya mengenai penyakit tersebut hingga bisa merenggut nyawa. Lantas apa sebenarnya disfonia fungsional itu?
Pengertian Disfonia Fungsional
Baca Juga : Kabar Duka, Penyanyi Ost My Hero Academia Sayuri Meninggal Dunia
Dilansir dari laman Grid Health, disfonia fungsional adalah kualitas suara yang buruk tanpa adanya kesulitan anatomis, neurologis, atau organik lainnya yang memengaruhi laring atau kotak suara. Ini juga disebut sebagai kesulitan suara fungsional.
Jenis Disfonia Fungsional
Melansir laman University Michigan Health, Jumat (27/9/2024), terdapat dua jenis disfonia fungsional, yakni hipofungsional dan hiperfungsional.
Disfonia hipofungsial biasanya disebabkan adanya penutupan pita suara atau lipatan yang tidak tuntas. Sedangkan disfonia hiperfungsional disebabkan oleh penggunaan otot laring secara berlebihan dan kadang-kadang, penggunaan pita suara palsu.
Faktor Risiko dan Penyebab Terjadinya Disfonia Fungsional
Baca Juga : Kabar Duka, Penyanyi Ost My Hero Academia Sayuri Meninggal Dunia
Umumnya, disfonia fungsional terjadi pada wanita yang berusia di atas 40 tahun. Adapun penyebab terjadinya disfonia fungsional kerap dikaitkan dengan virus dan juga stres berat. Penyakit ini memiliki ciri dan tanda yang dapat diketahui jika seseorang terjangkit penyakit ini.
Ciri Orang Menderita Disfonia Fungsional
Adapun ciri orang yang terkena disfonia fungsional yakni, suara menjadi serak dan kasar, memiliki ketidakstabilan suara, dan suara cenderung terdengar terengah-engah. Apabila ciri-ciri tersebut secara konsisten bertahan, maka disarankan untuk memeriksakan kesehatan ke dokter.