JATIMTIMES - Senyum warga Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, mengembang setelah ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Sidolaju. Sebagai bentuk rasa syukur dan berharap pembangunan berjalan lancar, warga menggelar selamatan dengan 30 tumpeng, dihadiri Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, pada Minggu (12/5/2024).
Jembatan yang telah ditunggu pembangunannya selama puluhan tahun, kini telah di depan mata. Setelah jembatan selesai dibangun, warga Sidolaju tak perlu lagi naik gethek menyebrangi Bengawan Solo untuk pergi ke wilayah tetangga.
Baca Juga : Kronologi Kasus Skandal Panas Sean Combs Alias P Diddy Dari Awal Hingga Berujung Penangkapan oleh FBI
Antara Sidolaju- Dlaju dua desa di Kecamatan Widodaren dipisahkan oleh aliran Bengawan Solo. Yang selama ini tak ada jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut.
Namun, nantinya Jembatan Sidolaju ini tak hanya menghubungkan secara langsung Sidolaju- Dlaju, melainkan juga mempermudah akses mobilitas warga di tiga kecamatan: Widodaren, Karanganyar, dan Pitu.
Karminto Kades Sidolaju, mengakui bahwa pembangunan jembatan ini sudah dinantikan warga Desa Sidolaju berpuluh-puluh tahun lamanya. Ia bersykur, tahun ini, pada masa pemerintahan Bupati-Wakil Bupati Ony Anwar Harsono dan Dwi Rianto Jatmiko, pembangunan Jembatan Sidolaju terealisasi.
“Kami sudah menunggu adanya jembatan ini sejak berpuluh tahun lamanya. Alhamdulillah tahun ini dapat terealisasi,” katanya, Kamis (26/9/2024).
Karminto menuturkan, selama ini warga menggunakan jembatan bambu (sesek) atau gethek (perahu bambu) untuk menyebrangi Bengawan Solo, bila hendak ke desa tetangga. Jika tak ingin menyebrangi sungai, maka warga harus memutar jauh, hingga berjarak belasan kilometer.
“Tentu harapannya agar jembatan ini dapat memberikan manfaat untuk warga Desa Sidolaju khususnya dan masyarakat Ngawi pada umumnya,” ucapnya Karminto.
Saat selamatan peletakan batu pertama Jembatan Sidolaju, sambung Karminto, saat itu Ony juga menyatakan harapannya. Kala itu, ucap dia, Ony berharap pembangunan jembatan ini, nantinya bisa membuat mobilitas perekonomian masyarakat semakin lancar, terutama sektor pertanian.
”Jadi nantinya masyarakat sekitar Sidolaju ini tidak perlu lagi memutar cukup jauh. Mobilitas ekonomi seperti angkutan pertanian tanaman pangan seperti jagung, kacang dan lainnya bisa semakin cepat,” tutur Karminto, meniru perkataan Ony.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Ngawi, Muhammad Sadli, mengatakan Jembatan Sidolaju dibangun dengan panjang konstruksi mencapai 120 meter, dengan lebar jembatan sekitar 3,5 meter. Proyek pembangunan jembatan Sidolaju menelan anggaran sekitar Rp 10 miliar, dan dikerjakan CV. Jasa Karya.
Baca Juga : Kunjungi Panti Asuhan, Cagub Luluk Diskusikan Soal Perlindungan Perempuan dan Anak di Jatim
“Masa pengerjaan 240 hari kalender. Sesuai kontrak, target penyelesaian pekerjaan pada tanggal 27 Desember, tapi kami kira bisa lebih cepat dari itu,” ujarnya.
Kabid Bina Marga DPUPR Ngawi, Rachmat Fitrianto, mengatakan ada adendum dalam pengerjaan Jembatan Sidolaju. Menurut dia, semula nilai kontrak Rp 9,94 miliar. Setelah adendum menjadi Rp 10,27 miliar, Jumat (27/09/2024).
“Ada adendum atau permintaan dana tambahan dari kontraktor. Setelah kami evaluasi, adendum kami kabulkan Rp 320 juta,” ucapnya.
Dana tambahan itu, kata dia, untuk beberapa pekerjaan kategori darurat. Semisal, penggantian material jalan menuju jembatan, dari sebelumnya direncanakan paving, tapi kemudian diganti rigid beton agar usia lebih lama. Kemudian, untuk drainase dan gorong-gorong serta sayap pengaman tebing.
Dituturkan lebih lanjut, progres pengerjaan saat ini mencapai 79,61 persen dari rencana 31,44 persen. Dengan demikian, progres pengerjaan surplus 48,17 persen.
"Awal Desember kemungkinan jembatan sudah bisa digunakan, lebih cepat dari target,’’ pungkasnya.