JATIMTIMES - Baru-baru ini, Desa Tulungrejo di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, dikejutkan oleh fenomena alam yang jarang terjadi. Sumber air Umbul Sengkaring, yang selama ini menjadi penopang kehidupan warga, mengalami kekeringan yang signifikan.
Kondisi ini menimbulkan banyak pertanyaan karena selama lebih dari 100 tahun, sumber air tersebut tidak pernah mengalami pengeringan yang begitu drastis.
Baca Juga : Diguyur Hujan Deras, Atap Rumah Warga di Desa Sumberjo Kota Batu Ambruk
Menurut laporan dari tim SAR (Search and Rescue), sumber mata air Umbul Sengkaring benar-benar kering. Mereka menyatakan bahwa air dari mata air ini tidak lagi dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk pertanian maupun kebutuhan warga lainnya.
"Memang mata sumber Umbul Sengkaring sudah betul-betul kering dan tidak bisa sementara dipergunakan baik untuk sumber kehidupan masyarakat di Desa Tulungrejo maupun di desa sekitar," ujar tim SAR, sebagaimana dilansir YouTube Jendela Nusantara, Selasa (24/9).
Tim SAR juga menjelaskan bahwa air yang biasanya mengalir dari Gua Umbulan, yang menjadi aliran utama mata air, sepertinya telah beralih fungsi. Ada kemungkinan bahwa air tersebut mengalir ke tempat yang lebih rendah atau lebih dalam, seperti sungai besar yang berada di bawah gua. "Jalur air ini sudah beralih fungsi, mungkin mengalir ke bawah, mungkin di bawah ada sungai yang besar," tambah mereka.
Dampak dari kekeringan ini sangat dirasakan oleh warga setempat, terutama dalam hal persediaan air bersih. Menurut salah seorang warga, air dari Umbul Sengkaring selama ini menjadi sumber utama bagi kebutuhan sehari-hari warga Tulungrejo dan desa-desa tetangga.
"Dampak awalnya jelas terasa pada persediaan air bersih dan air minum bagi warga. Namun yang paling signifikan adalah dampaknya pada petani. Jika tidak segera ditangani, petani hanya bisa panen setahun sekali, dan tahun ini mereka bisa gagal panen," ujar seorang petani setempat.
Lebih dari 200 hektar lahan pertanian di sekitar Desa Tulungrejo bergantung pada air dari Umbul Sengkaring. Jika kekeringan ini terus berlanjut, banyak petani yang terancam kehilangan penghidupan mereka.
Selain itu, Umbul Sengkaring juga sering menjadi tempat penampungan air bagi desa-desa tetangga saat musim kemarau. Bahkan, beberapa kecamatan yang kesulitan air biasa mengambil air dari Umbul Sengkaring dengan menggunakan tangki.
Tidak hanya pertanian, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa ini juga sangat terdampak oleh kekeringan yang terjadi. Beberapa industri seperti produksi tahu dan tempe, yang membutuhkan banyak air dalam proses pembuatannya, mengalami gangguan serius.
Baca Juga : Tekan Angka Kemiskinan di Gresik lewat Pemberdayaan Perempuan
"Setidaknya ada 8 UMKM di Desa Sengkaring yang terdampak, termasuk industri tahu dan tempe yang memang membutuhkan banyak air," ujar salah seorang warga.
Saat ini, pihak Pemdes sudah menyelesaikan berkas administrasi terkait permasalahan ini dan tinggal menunggu eksekusi lebih lanjut untuk mencari penyebab utama mengeringnya sumber air tersebut. Warga berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan sumber air yang sangat vital bagi kehidupan mereka.
Warga setempat juga menekankan pentingnya solusi cepat agar dampak negatif tidak semakin meluas. "Kami berharap pemerintah segera menemukan solusi agar sumber air ini bisa kembali normal. Karena jika dibiarkan, kehidupan pertanian dan UMKM di desa ini akan terus terancam," kata salah satu warga.
Dalam menghadapi fenomena ini, tim SAR bersama warga setempat terus berupaya melakukan mitigasi untuk menemukan solusi yang tepat. Salah satu langkah yang diambil adalah pemetaan lokasi di sekitar sumber mata air untuk mencari tahu apakah ada perubahan aliran air yang menyebabkan kekeringan ini.
"Kita masih akan melakukan mitigasi dan pemetaan untuk mengetahui lebih jauh kemungkinan adanya tempat yang lebih rendah atau lebih dalam di area sekitar sumber air," jelas salah satu tim SAR.