JATIMTIMES - Kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes, menjadi sorotan saat laga melawan Australia pada Selasa (10/9/2024) malam di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Berkat performa gemilang Paes, Tim Garuda berhasil menahan gempuran serangan Australia.
Dalam laga tersebut, Maarten Paes mencatatkan lima penyelamatan penting yang membuat peluang Australia mencetak gol gagal berulang kali. Penampilannya yang luar biasa membuat netizen menyebutnya sebagai Man of the Match. Jika bukan karena ketangguhannya di bawah mistar, mungkin Indonesia sudah kebobolan beberapa gol.
Baca Juga : Heboh Pemotor Ngaku Kena Tilang Elektronik karena 'Bonceng Pocong', Benarkah?
Usai pertandingan, nama nenek Maarten Paes mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Ungkapan terima kasih dan apresiasi tak hanya mengalir kepada Paes, tetapi juga kepada neneknya yang dianggap memiliki peran penting dalam keputusan sang kiper untuk membela Indonesia. Bahkan, di mesin pencari Google, frasa "nenek Maarten Paes" menjadi trending hingga Rabu (11/9/2024) sore.
Salah satu komentar yang viral di platform X, misalnya, datang dari akun @struts** yang menulis, "MAN OF THE MATCH: Neneknya Maarten Paes. Makasih karena waktu itu lahirnya di Kediri bukan di Ukraina, beristirahatlah dengan tenang di atas sana, Nek."
Asal Usul Maarten Paes dan Hubungannya dengan Indonesia
Meskipun Paes tidak memiliki darah Indonesia secara langsung, ada hubungan khusus yang mengikatnya dengan Tanah Air. Nel Appels-van Heyst, nenek Paes, merupakan seorang Blijvers, sebutan untuk orang keturunan Eropa yang lahir dan menetap di Indonesia pada masa penjajahan Hindia Belanda.
Sang nenek rupanya lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur, yang menjadi salah satu alasan mengapa Paes bisa memenuhi syarat bermain untuk Timnas Indonesia.
Paes sendiri mengungkapkan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan skuad Garuda tak lepas dari pengaruh neneknya. Dalam sebuah wawancara dengan FC Dallas, ia menyatakan bahwa membela Indonesia merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang neneknya, yang telah meninggal dunia sebulan sebelum ia mengambil keputusan tersebut.
"Saya ingin bermain untuk Indonesia karena, pertama-tama, ini adalah penghormatan untuk nenek saya yang baru saja meninggal satu bulan yang lalu," ungkap Paes dalam wawancara yang dikutip dari YouTube FC Dallas, tayang Mei lalu.
Baca Juga : Gladies Larieta Raih Medali Emas ke-4, Tangisnya Pecah di Pelukan Ibunda
Maarten Paes mengaku memiliki hubungan yang sangat dekat dengan neneknya. Ia bahkan mengenang masa-masa di mana sang nenek mengajarinya cara memasak. Paes juga menceritakan percakapan terakhirnya dengan sang nenek sebelum beliau meninggal, yang menjadi salah satu momen paling emosional dalam hidupnya.
"Dia yang mengajari saya cara memasak, dan itu adalah percakapan terakhir kami sebelum dia meninggal dunia. Ketika kami membicarakan soal membela Timnas Indonesia, saya bisa melihat dari senyumnya bahwa ini sangat berarti baginya," kata Paes, sambil menahan air mata.
Paes juga mengisahkan sejarah hidup sang nenek yang penuh liku-liku. Neneknya lahir dan tinggal di Pare, Kediri, selama sekitar lima hingga enam tahun sebelum Perang Dunia II pecah. Setelah itu, nenek Paes dan keluarganya harus menghadapi masa-masa sulit, termasuk hidup di kamp-kamp tahanan Spanyol dan Jepang.
"Setelah perang, dia kembali ke Belanda dengan menaiki kapal. Tetapi sebelum itu, dia sempat merasakan masa-masa yang sangat sulit, termasuk kehilangan ibunya saat perang," jelas Paes.
Meskipun demikian, sang nenek selalu berbicara tentang Indonesia dengan penuh rasa syukur, terutama untuk waktu-waktu sebelum perang. Pengalaman hidup neneknya ini memberikan pengaruh yang sangat besar pada keputusan Paes untuk membela Indonesia.
"Dia selalu berbicara tentang Indonesia dengan rasa hormat yang tinggi. Pengalaman hidupnya menginspirasi saya, dan itu membuat keputusan saya untuk bermain di Timnas Indonesia terasa sangat istimewa. Ini seperti penghormatan terakhir untuknya," tutup Paes.
