JATIMTIMES - Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) Jawa Timur untuk pertama kalinya menyelenggarakan Santri Premire Charity Golf Tournament pada Sabtu (24/8) di Taman Dayu Golf Corse, Pasuruan.
Turnamen yang diikuti 120-an pegolf dari berbagai latar belakang profesi ini dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan pesantren dalam upaya pengembangan ekonomi syariah, khususnya wisata ramah muslim.
Baca Juga : HUT Bank Jatim Ke-63, Pecahkan Rekor MURI hingga Bantuan ke Penyandang Disabilitas
Penanggung jawab program, K.H Faiz AHZ menjelaskan latar belakang diselenggarakannya kegiatan ini terinspirasi dari Muslim Golf Association (MGA).
“Ya kami terinspirasi dari situ (MGA) dengan slogannya Making Golf Halal, karena kami melihat dengan pendekatan olahraga golf ini dapat menjadi sarana yang cukup efektif untuk mempromosikan wisata ramah muslim," ujarnya.
Foto bersama pegolf Santri Premire Charity Golf Tournament. (Foto: istimewa)
Lebih lanjut, pria yang akrab dipanggil Gus Faiz ini menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan gagasan dan langkah nyata pesantren mendukung pengembangan wisata ramah muslim di Indonesia berbasis olahraga.
“Tujuan kami salah satunya adalah mendorong partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan di Jawa Timur dalam upaya pengembangan wisata ramah muslim dimana ada keterlibatan entitas pesantren di dalamnya," tegasnya.
Selain turnamen golf, dalam kegiatan ini juga turut dilaksanakan literasi keuangan yang melibatkan Kementerian Agama, Bank Indonesia, OJK, industri perbankan syariah, dan Bursa Efek Indonesia IDX.
Melalui kegiatan ini juga diharapkan adanya berbagi pengalaman dan penguatan jaringan untuk dapat saling menjajaki potensi bisnis yang dapat dikolaborasikan antar para pemangku kepentingan, utamanya pemerintah.
Dengan demikian, pembangunan ekosistem ekonomi pesantren melalui Hebitren, ke depan dapat berperan lebih maksimal yang didukung dengan terciptanya kerja sama yang baik dengan pemerintah.
Salah satu program yang dapat dikolaborasikan adalah swasembada untuk mewujudkan kemandirian pangan dan makanan halal lagi bergizi, karena hal ini sejalan dengan semangat pesantren yang salah satunya untuk mencegah stunting.
Baca Juga : Service Advisor Perwakilan MPM Honda Jatim Terbaik di Technical Skill Contest 2024
Untuk diketahui, saat ini Badan Usaha Milik Pesantren sudah banyak bergerak dibidang pertanian, perikanan, dan perkebunan. Sesuai Undang-undang Pondok Pesantren, diamanatkan seluruh pesantren dapat membentuk dan memperkuat Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) dengan melakukan penyesuaian potensi dan ekosistem serta iklim bisnis.
Di sektor perikanan, Jawa Timur berpeluang besar dalam mendukung program pemerintah dalam mendukung SDM berkualitas menuju Indonesia Emas 2045 karena merupakan penghasil ikan terbaik. Cita-cita ini juga sejalan dengan semangat Hebitren “Membangun Indonesia dari Pesantren menuju Indonesia yang Digdaya”.
Selain itu, untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini dalam memperkuat ekosistem bisnis pesantren, diperlukan langkah strategis untuk mendukung upaya digitalisasi yang diyakini dapat memperluas pasar global melalui marketplace dan kemudahan pembayaran digital melalui QRIS.
Hebitren berharap, ke depan pemerintah dapat melibatkan SDM pesantren dalam hilirisasi digital untuk mendukung bisnis pesantren yang sudah terbentuk, salah satunya dalam pembuatan whitepaper sehingga dapat membuat blockchain sendiri. Mewujudkan cita-cita tersebut, perlu dilakaukan pemerataan penguatan kualitas SDM dengan memfasilitasi pelatihan terkait jaringan, protocol, cybersecurity, database dll.
Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) merupakan asosiasi yang menaungi badan usaha milik pesantren untuk mewujudkan semangat kemandirian ekonomi pesantren.
Sejak deklarasi pembentukan pada November 2019, Hebitren menunjukan perkembangan yang pesat. Hingga saat ini jaringan kepengurusan telah terbentuk di lebih dari 16 provinsi, salah satunya di Jawa Timur yang diketuai oleh KH Faiz AHZ, M.Fi.