JATIMTIMES - Pada beberapa ibu hamil, hormon kehamilan dapat membawa perubahan positif bagi fisik, misalnya kulit lebih bercahaya dan rambut yang lebih kuat. Namun, di sisi lain, hormon ini juga bisa merangsang pertumbuhan rambut dan bulu.
Untungnya, pertumbuhan ekstra ini hanya bersifat sementara. Rambut ibu biasanya akan kembali normal sekitar enam bulan setelah melahirkan. Namun saat kehamilan masih berlangsung, tentu bunda merasa tidak nyaman dengan rambut-rambut yang tumbuh tebal di tubuh. Alhasil, Bunda akan berusaha untuk menghilangkannya.
Baca Juga : Mengenal Pertusis atau Batuk Rejan dan Bahayanya Jika Tidak Segera Diobati
Biasanya, produk yang praktis digunakan untuk menghilangkan bulu adalah hair removal cream. Namun sebelum menggunakan produk, Bunda harus memperhatikan bahwa produk tersebut memang benar-benar aman digunakan oleh ibu hamil.
Lantas bolehkah jika ibu hamil menggunakan hair removal cream?
Dilansir dari laman Hellosehat, hair removal cream atau krim perontok bulu tergolong aman digunakan untuk ibu hamil. Bahan aktif kalsium tioglikolat (calcium thioglycolate) belum terbukti berbahaya selama kehamilan. Akan tetapi, kandungan bahan aktif tersebut tetap berisiko menyebabkan iritasi pada kulit.
Bahan kimia dalam hair removal cream bekerja pada zat penyusun rambut yang disebut keratin. Krim ini membuat setiap helai rambut terputus dan terpisah dari akarnya. Untuk menutupi bau bahan kimia dari hair removal cream yang menyengat, umumnya produsen menambahkan parfum atau wewangian yang kuat.
Pewangi dan bahan kimia dalam hair removal cream dapat memicu alergi dan iritasi. Hal ini berpotensi terjadi karena kulit ibu hamil cenderung lebih sensitif. Meski tergolong aman, Anda perlu berhati-hati saat memakai hair removal cream untuk menghilangkan bulu saat hamil. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan.
- Bacalah petunjuk pemakaian produk sebelum mengaplikasikan krim pada kulit.
- Hindari penggunaan krim pada area kulit yang sensitif, seperti pada wajah atau sekitar kulit yang luka.
- Sebelum penggunaan, lakukan tes reaksi dengan mengoleskan krim pada area kecil kulit. Tes ini harus dilakukan bahkan bila Anda biasa memakai produk sejenis sebelum hamil.
- Pastikan sirkulasi ruangan baik, sebab hair removal cream memiliki bau yang tajam sehingga dapat menyebabkan mual pada ibu hamil.
- Jangan membiarkan krim terlalu lama pada permukaan kulit. Gunakan jam atau timer untuk mengatur berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi krim untuk bekerja.
Baca Juga : Sikapi Pernyataan Mundur Krisdayanti dari Pilkada, DPC PDIP Kota Batu Lakukan Pembahasan Internal
- Biarkan krim bekerja dalam waktu seminimal mungkin atau sesuai dengan petunjuk penggunaan. Segera bersihkan kulit Anda setelah selesai menggunakannya.
Tips memilih krim penghilang bulu untuk ibu hamil
Jika Bunda sedang mencari krim penghilang bulu yang aman untuk ibu hamil, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan.
1. Pilih krim dengan bahan alami
Carilah krim penghilang bulu yang mengandung bahan-bahan alami dan bebas dari bahan kimia keras. Bahan alami seperti lidah buaya atau chamomile dapat membantu menenangkan kulit dan mengurangi risiko iritasi. Meskipun bahan alami umumnya lebih aman, Bunda tetap perlu memperhatikan reaksi kulit setelah penggunaan.
2. Periksa label dan kandungan bahan
Sebelum membeli krim penghilang bulu, selalu periksa label produk dengan seksama. Pastikan krim tersebut tidak mengandung bahan kimia yang diketahui dapat menimbulkan risiko selama kehamilan. Selain itu, pilihlah produk yang telah teruji secara dermatologis dan disetujui untuk digunakan oleh ibu hamil.
3. Gunakan produk yang dirancang khusus untuk kulit sensitif
Produk yang dirancang untuk kulit sensitif biasanya mengandung bahan-bahan yang lebih lembut dan memiliki risiko iritasi yang lebih rendah. Ini bisa menjadi pilihan yang lebih aman bagi Bunda yang kulitnya menjadi lebih sensitif selama masa kehamilan.