JATIMTIMES - Jajaran kader DPD Partai Golkar Kabupaten Jember, bakal meluruk kantor DPP Partai Golkar di Slipi Jakarta, bergabung dengan Gerakan Bela Kader (GBK) dari berbagai daerah di Indonesia yang diinisiatori oleh Lisman Hasibuan, selaku koordinator kader muda Partai Golkar.
Ketua Bapilu DPD Partai Golkar Jember Nurdiansya Rahman menyatakan, bahwa apa yang diinginkan oleh kader partai Golkar Jember, sangat masuk akal, mengingat pada pemilu tahun ini, suara Partai Golkar di Jember mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari pemilu sebelumnya yang hanya mendapat 2 kursi, pada pemilu 2024 berhasil meraih 6 kursi.
Baca Juga : Rekom PDIP Segera Turun, Nama Ini Menguat Dampingi KD di Kota Batu
"Tentu keberhasilan ini, tidak lepas dari solidnya kader partai Golkar dalam menjalankan visi Tri Sukses Partai Golkar, yakni Sukses Pileg, Sukses Pilpres dan Sukses Pilkada.
Selain itu, Pilkada 2024 harus dimaknai sebagai momentum kritis, momentum strategis dan juga momentum menumbuhkembangkan partai Golkar di masa mendatang.
"Pilkada itu harus dimaknai sebagai momentum kritis, strategis, dan untuk menumbuhkembangkan partai dalam menghadapi pemilu 2029 mendatang, jadi menempatkan Haji Karim sebagai Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati, sesuai hasil Rapimda, merupakan keputusan mutlak dan harga mati," tegas Nunung.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Lukman selalu pimpinan kecamatan (PK) asal Kalisat Jember, dimana hasil Rapimda yang digelar pada Maret 2024, memutuskan, bahwa dalam menghadapi Pilkada Jember 2024, memutuskan, DPD Partai Golkar mengusulkan kepada DPW dan DPP, agar kader Partai Golkar ikut dalam kontestasi Pilkada Jember, dengan mengusung kader terbaiknya H. Karimullah Dahrujiadi sebagai Calon Bupati atau Wakil Bupati Jember.
"Kami pimpinan kecamatan partai Golkar se Kabupaten Jember, bertekad mengamankan hasil putusan Rapimda, dengan mengusung kader partai, yakni H. Karim (Karimullah Dahrujiadi) sebagai Calon Bupati atau Wakil Bupati Jember, dan putusan ini mutlak harga mati," ujar Lukman.
Sementara Inisiator GBK Lisman Hasibuan, dalam siaran persnya menyatakan, bahwa GBK akan mengerahkan sejumlah Kader Partai Golkar melakukan Gerakan Bela Kader Partai Golkar (PG) ke Kantor DPP, terkait tidak direkomendasinya sejumlah kader potensial menjadi Cakada 2024.
"Kita akan berjuang membela kader- kader PG yang terzhalimi yang tidak diberikan amanah untuk maju di Pilkada 2024," ujar Kordinator Kader Muda Golkar ini, Sabtu (10/8/2024).
Lisman sangat menyesalkan dan akan mensomasi Ketum PG Airlangga Hartarto dan Jajaran DPP PG karena lebih memilih Cakada yang bukan kader meski di daerah tersebut potensi dan elektabilitas Kader PG jauh melebihi yang bukan kader.
"Banyak contoh misalnya di Sumut, Sulsel dan Papua, Halmahera Maluku Utara, Jawa Tengah mereka telah berjuang dengan air mata darah memenangkan PG hingga PG menang di daerahnya, tapi saat mereka ingin maju sebagai Cakada malah DPP memilih orang lain yang sedikitpun tidak ada jasa ke Golkar saat Pileg 2024, inikan zholim namanya," ujar Lisman dengan nada geram
Baca Juga : Aturan Anak Tidur Berpisah dari Orang Tua Menurut Islam, Perhatikan Hadis ini
Lisman mencontohkan kekecewaan sejumlah kader di beberapa daerah, terutama di Papua. Menurut Lisman, kader partai Golkar di Papua kecewa dengan keputusan DPP yang memberikan rekom kepada Cakada yang berasal dari kader partai.
"Contohnya di Papua,
saat ini kader dan simpatisan Golkar di Papua sangat kecewa dengan keputusan Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang memberikan rekomendasi ke Fakhiri dan Aryoko sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Papua, padahal kader Golkar yang juga Ketua Golkar Provinsi Papua Barat Paulus Waterpauw sudah lebih dahulu mendapatkan restu bahkan dapat Rekomendasi dari DPP Golkar," terangnya.
"Bahkan beliau sudah buktikan turun ke lapangan melakukan kampanye dimana mana sampai seluruh Papua ada baliho dan spanduk Paulus Waterpauw. Bahkan jika bicara survei saat ini di Papua Paulus Waterpuw punya posisi paling teratas di banding Kandidat lain sementara Fakiri selain bukan kader Golkar ditambah hasil survei juga sangat rendah, ini kan zholim namanya," lanjut Lisman.
"Demikian juga di Sumut, Sulsel, Jatim, Jabar, Jateng dan puluhan Calon Bupati dan Walikota yang nasibnya sama, berjuang menang lalu di buang," sesalnya.
"Kalau begini artinya Airlangga dan DPP secara tidak langsung mau menghancurkan Golkar di 2029, karena kita ketahui selama ini bahwa salah satu potensi kemenangan PG karena banyak punya kader yang jadi kepala daerah," tegas Lisman.
"Untuk itu, melalui media ini saya akan galang para kader- kader yang terzhalimi tersebut untuk sama- sama kita lakukan somasi dan Gerakan Bela Kader ke DPP PG menuntut Ketum agar merevisi beberapa rekomendasi yang telah diterbitkan dan menunjuk kader potensial untuk maju di Pilkada, khususnya kader potensial yang punya kemauan dan elektabilitas seperti Paulus Waterpow, Ijeck dan Taufan Pawe," lanjut Aktifis yang selama ini fokal mengkritisi di jajaran Nasional.
"Kami mengimbau agar para kader- kader PG jangan takut dan gentar membela haknya, semua kader punya hak yang sama untuk membela hak- haknya jika diperlakukan tidak adil, apalagi hanya hitungan bulan Munas akan dilaksanakan, kita akan gugat nanti di Munas jika ada kebijakan- kebijakan DPP yang tidak membela kadernya," pungkas Lisman (*)