JATIMTIMES - Di sebuah sudut tenang Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, terjadi tragedi memilukan pada Sabtu (10/08/24) yang mengguncang ketenangan desa. AR, seorang pria berusia 94 tahun, ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan di belakang rumahnya.
Kematian AR menyisakan duka mendalam bagi keluarganya dan mengungkapkan sebuah kisah kelam yang melibatkan anak kandungnya sendiri.
Baca Juga : Dukung Program Makan Siang Gratis, DPRD Kota Malang Anggarkan Tahun Depan
Hari itu dimulai seperti hari-hari biasa di rumah AR, yang dihuni oleh empat orang, termasuk anak kandungnya, MH yang berusia 43 tahun. Namun, ketenangan rumah tersebut berubah drastis ketika MH, yang dikenal menderita gangguan jiwa, mulai menunjukkan kemarahan yang tidak terkontrol.
Saksi mata yang berada di rumah saat itu berusaha menenangkan MH. Berhasil meredakan amarah pelaku, saksi memutuskan untuk meninggalkan rumah sejenak untuk mandi dan makan siang, berharap keadaan akan kembali normal. Namun, saat saksi kembali, pemandangan yang ditemui sangat mengejutkan dan menyedihkan.
Di teras belakang rumah, AR ditemukan tergeletak dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya berlumuran darah dan dipenuhi luka, menandakan kekerasan yang diterimanya.
“Korban ditemukan dengan luka-luka parah di tubuhnya dan berlumuran darah. Ini menunjukkan adanya kekerasan fisik yang sangat serius,” terang Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Sukamto, Minggu (11/8/2024).
Temuan lain di sekitar lokasi, yaitu sebuah cangkul berdarah, menjadi petunjuk penting dalam penyelidikan. Cangkul tersebut diduga digunakan oleh pelaku dalam penganiayaan. “Cangkul yang ditemukan di lokasi kejadian menunjukkan adanya penggunaan benda tajam dalam aksi kekerasan terhadap korban,” tambah Sukamto.
Setelah menemukan korban, saksi bersama warga setempat segera mencari pelaku yang diketahui bersembunyi di kandang ternak. Mereka berhasil menemukan MH dan membawanya ke Polsek Nglegok untuk proses lebih lanjut.
“Pelaku ditemukan di kandang ternak dan segera dibawa ke pihak kepolisian untuk proses hukum,” imbuh Sukamto.
Baca Juga : PG PAUD Unikama Bagikan Tips Parenting di PAUD Terpadu Bunda Siti Hajar
MH, anak kandung AR, kini dalam pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Gangguan jiwa yang dideritanya menjadi salah satu fokus utama dalam penyelidikan ini.
“Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan lebih lanjut untuk memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai ketentuan,” lanjut kasat Reskrim.
Kehidupan AR yang sederhana dan damai di Nglegok harus berakhir tragis akibat kekerasan dalam keluarga. Kematian ini menambah deretan kasus kekerasan dalam rumah tangga yang menyentuh kehidupan banyak orang. Keluarga AR dan warga setempat menghadapi duka mendalam dan rasa kehilangan yang mendalam.
Pihak kepolisian bekerja keras untuk memastikan kasus ini ditangani dengan adil. Penyelidikan terhadap latar belakang MH, serta pengaruh gangguan jiwanya terhadap tindakannya, merupakan bagian penting dari proses hukum.
Masyarakat berharap agar kasus ini membawa kejelasan dan keadilan bagi keluarga yang ditinggalkan serta menyadarkan akan pentingnya perhatian terhadap masalah kesehatan mental.