JATIMTIMES - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana meluncurkan produk baru berupa Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur jenis solar. BBM ini direncanakan meluncur pada 1 September 2024.
Menanggapi hal ini, Dr. Ir. Yepy Komaril Sofi'i dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik salah satu kampus di Malang mengatakan, peluncuran BBM rendah sulfur ini kedepannya akan membawa keuntungan bagi kendaraan dengan mesin disel.
Baca Juga : Petenis Muda Kota Malang Jadi Jawara Ultra Milk Next Gen Cup 2024
Pada bagian mesin disel, terdapat bagian yang bernama Nozzle Injector. Kandungan sulfur berlebih di dalam bahan bakar, dapat menyebabkan tertutupnya semacam lubang-lubang nozzle. Hal ini membuat gerakan suplai bahan bakar yang diinjeksi akan semakin terhambat.
Dalam hal ini, pembakaran tidak sempurna meliputi motor bakar dan pembakaran industri, yang mana dari setiap pembakaran akan menghasilkan karbon monoksida (CO), uap air dan senyawa lainnya.
Kandungan Sulfur akan menghasilkan Sulfur Dioksida (SO2) yang berpengaruh pada peningkatan emisi gas. "Jadi BBM rendah sulfur ini akan lebih berdampak positif baik untuk mesin berbahan bakar diesel maupun bagi lingkungan,” tegasnya.
Lanjutnya, semakin rendah sulfur pada bahan bakar diesel, maka makin ramah lingkungan. Sehingga membuat mesin dan emisi atau gas buang lebih menurun. Sebaliknya, jika kandungan sulfur semakin tinggi, maka pembakaran ruang mesin tidak optimal atau tidak sempurna.
Untuk itu, pihaknya mendukung adanya rencana pemerintah meluncur BBM rendah sulfur ini. Diharapkan dalam distribusi BBM rendah sulfur ini tersuplai secara merata ke berbagai daerah atau tidak hanya pada wilayah tertentu saja.
Baca Juga : Bupati Malang Siapkan Lahan di Kepanjen-Turen Jadi Kawasan Industri Rokok
Peluncuran BBM rendah sulfur ini tentunya juga harus disosialisasikan secara masif terhadap industri otomotif yang menjadi produsen kendaraan dengan spesifikasi bahan bakar rendah sulfur.
"Hal ini agar terdapat kegiatan yang selaras antara kebijakan dengan praktik di lapangan," pungkasnya.