JATIMTIMES - Masalah pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah di Kota Batu. Terdapat 2.433 warga Kota Batu yang masuk dalan pengangguran terbuka hingga pertengahan tahun 2024. Pemkot berupaya menekan agar terjadi penurunan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT), termasuk pengangguran baru lulusan tahun ini.
Menurut data laporan evaluasi Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai belum lama ini, Juli 2024 ada 2.433 pengangguran terbuka dari tiga kecamatan. Kecamatan Batu mendominasi dengan angka 1.084 jiwa,. Disusul Kecamatan Junrejo dengan 1.063 jiwa, dan paling sedikit Kecamatan Bumiaji dengan 286 jiwa. Namun, angka ini belum termasuk pengangguran baru dari potensi lulusan sekolah tingkat SMA sederajat dan perguruan tinggi tahun ini.
Baca Juga : Pj. Gubernur Jatim Lepas Ekspor Produk Unggulan Jatim ke Empat Negara, Totalnya Tembus Rp 1,3 Miliar
Dari data tersebut, diketahui fluktuasinya angka pengangguran sudah mengalami penurunan. Yakni setelah dalam beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan. Persentase TPT pada tahun 2019 adalah 2,42 persen, di tahun 2021 mencapai 6,57 persen, lalu tahun 2022 8,43 persen. Sedangkan terakhir akumulasi setahun 2023 tercatat 4,52 persen.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kota Batu Adiek Imam Santoso mengatakan, upaya menekan TPT terus dilakukan dengan berbagai program. Di antaranya adalah Job Fair tahunan untuk memfasilitasi kebutuhan pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
"Berdasarkan perkembangan data BPS, kita di Kota Batu memang pernah menjadi rangking pertama banyak pengangguran. Namun kita bersyukur sudah berangsur turun. Job Fair kita adakan untuk memfasilitasi kebutuhan tenaga kerja mengikuti dinamika yang ada," jelas Adiek, belum lama ini.
Pria yang disapa Dede itu menyampaikan Job Fair di Kota Batu tahun ini digelar berbeda dengan tahun sebelumnya. Yang sebelumnya diadakan di Balai Kota Among Tani sekarang di Pasar Induk Among Tani. Upaya ini diambil demi mendekatkan ke pusat ekonomi Kota Batu.
Job Fair digelar mulai 6 Agustus sampai dengan 8 Agustus 2024, hari ini. Sebanyak 2.481 lowongan pekerjaan dibuka melibatkan 19 perusahaan dan satu Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI). Menurut Dede, antusiasme masyarakat untuk ikut dalam Job Fair cukup tinggi, hingga Rabu sore terakhir tercatat ada 1.117 pendaftar Job Fair. Pendaftar didominasi lulusan SMA sederajat, dan tidak terbatas warga Kota Batu saja. Banyak peserta juga berasal dari Kota Malang dan Kabupaten Malang.
"Untuk serapan tenaga kerja yang tinggi salah satunya di ritel seperti minimarket," ungkap Dede.
Baca Juga : Festival Ekspor 2024, 5 Truk Produk Unggulan Jatim Senilai Rp 1,3 Miliar Dikirim ke 4 Negara
Selain Job Fair, untuk meningkatkan serapan kerja juga diikuti peningkatan kompetensi tenaga kerja di Kota Batu dalam bentuk pelatihan. Baik di sektor formal dan informal dilakukan hingga akhir tahun untuk mengurangi jumlah pengangguran. Dikatakan, pasca pandemi lalu banyak pekerja di sektor formal masuk informal terdampak. Ia berharap agar warga Kota Batu tidak tergeser dan kehilangan kesempatan bekerja.
Dia mengakui tenaga kerja Kota Batu di berbagai bidang kadang masih kurang bersaing. Ada beragam faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Seperti halnya ketidaksediaan bekerja ditempatkan jauh dari Kota Batu atau Malang Raya.
"Kita masih kalah dalam hal tenaga kerja banyak yang gak mau kalau ditempatkan agak jauh atau di luar kota batu. Sehingga seperti Job Fair yang kita adakan di Batu, yang banyak diterima dari Kabupaten Malang dan Kota Malang," tutur Dede menyayangkan.