free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Apa itu Metana, Gas yang Diduga Keluar Bersamaan dengan Semburan Air di Madura?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Aug - 2024, 19:10

Placeholder
Semburan air yang deras meski tanpa pompa di Madura. (Foto: X)

JATIMTIMES - Belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh video viral yang memperlihatkan semburan air setinggi lebih dari 15 meter di Sampang, Madura. Peristiwa yang tidak biasa ini menarik perhatian warga setempat dan warganet. 

Beberapa warganet yang berkomentar di kolom akun Instagram @undercover menyebutkan ada dugaan semburan air bercampur dengan gas yang berbahaya, yakni gas metana.

"Itu air kecampur gas metana, agak bahaya," tulis @biwyoffi****.

Baca Juga : Semburan Air dari Sumur Bor di Madura Jadi Wisata Dadakan

"Madura dan Pegunungan Kapur utara Jawa Timur banyak kandungan minyaknya. Dikawatirkan itu air muncrat gegara tekanan gas yg kuat. Hati-hati. Takutnya malah kayak Lapindo," tambah @mikokalip****.

Meski demikian, semburan air yang diduga bercampur gas itu saat ini kandungannya sedang diteliti oleh Dinas ESDM Jatim.

Lantas apa sebenarnya gas metana? Berbahayakah? Metana adalah gas tanpa bau, tanpa warna, dan bersifat mudah terbakar. Senyawa ini terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen. Ketika terbakar bersamaan dengan oksigen, metana akan menghasilkan karbondioksida dan uap air.

Pembentukan metana dapat berlangsung secara natural maupun sintetis. Gas ini diproduksi oleh alam dalam proses yang disebut metanogenesis, di mana beberapa mikroorganisme atau mikroba menggunakan tahap-tahap tersebut sebagai sumber energi.

Menurut Popularmechanics.com, lahan basah adalah penyumbang alami terbesar untuk emisi metana. Di samping itu, gas ini juga bisa muncul melalui kebocoran gunung lumpur, rawa, lahan persawahan, dan serangga seperti rayap.

Sebagai salah satu jenis gas rumah kaca yang kuat, metana berkontribusi besar dalam fenomena perubahan iklim (climate change). Gas ini sudah mencapai lapisan atmosfer akibat produksinya yang berlebihan, terutama dari aktivitas manusia seperti produksi tambang, minyak bumi, dan gas alam, serta pengelolaan pupuk atau pembuangan sampah yang berlebihan.

Baca Juga : Viral, Sumur Bor di Madura Semburkan Air Setinggi 15 Meter

Meskipun metana menghasilkan lebih sedikit gas ketika terbakar dibandingkan dengan energi fosil seperti minyak dan batu bara, penggunaannya masih memiliki risiko. Gas ini mudah terbakar, meningkatkan risiko kebakaran, dan dianggap 20-30 kali lebih kuat sebagai gas rumah kaca dibandingkan dengan karbondioksida.

Paparan metana bisa berbahaya bagi manusia. Efek samping utamanya adalah rasa mual, sakit kepala, dan detak jantung lebih cepat. Selain itu, paparan metana dapat menyebabkan masalah kognitif seperti kehilangan memori, penglihatan kabur, gelisah, dan lesu. Paparan ini umumnya terjadi melalui inhalasi atau hirupan napas.

Bau kurang sedap yang kita temui di tempat pembuangan sampah juga dapat menjadi tanda paparan metana. Paparan juga bisa terjadi melalui sentuhan gas dari kotoran atau tempat-tempat seperti lubang sampah.

Menyimpan atau memanfaatkan gas metana terbilang rumit dan berpotensi memperburuk pemanasan global yang kita hadapi saat ini. Oleh karenanya, suatu tempat pembuangan sampah harus dilengkapi dengan alat penampungan metana atau metanogen untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Meski demikian, dugaan keberadaan gas metana dalam semburan air di Madura masih dalam tahap penelitian lebih lanjut oleh pihak berwenang. 


Topik

Serba Serbi Semburan Air madura gas metana



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni