JATIMTIMES - Candi Penampihan adalah salah satu situs bersejarah yang terletak di Dusun Turi, Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi yang juga dikenal sebagai Candi Asmarabangun itu berada di lereng Pegunungan Wilis. Candi Penampihan merupakan kompleks percandian berundak yang terdiri dari tiga teras.
Candi ini terbuat dari bata dan batu andesit dan berdiri di atas lahan seluas 2.050,88 meter persegi serta telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Bupati Tulungagung Tahun 2019 Nomor SK 188.45/96/013/2019. Kompleks Candi Penampihan terdiri dari tiga teras utama.
Baca Juga : Mbak Cicha Dorong Tingkat Kepercayaan Diri Pelajar Lewat Festival Anak Sholeh
Di teras pertama, terdapat bangunan berbentuk lonjong yang terdiri dari sepuluh lapis bata. Di atasnya terdapat prasasti berhuruf Jawa Kuna dengan angka tahun 820 Saka atau 898 Masehi. Selain prasasti, juga ditemukan berbagai koleksi lepas seperti arca, batu tegak, dan batu bulat.
Sementara itu, teras kedua tidak memiliki bangunan atau koleksi lepas. Teras ketiga, yang dicapai melalui tangga yang cukup tinggi dan terjal, menampilkan candi induk yang unik. Candi ini menggambarkan seekor kura-kura menghadap barat yang menopang gunung dan dililit oleh ular, sebuah simbol yang terkait dengan mitologi Samudramanthana dalam agama Hindu.
Di dekat candi induk, terdapat reruntuhan bangunan yang hanya tersisa bagian dasarnya, serta dua candi perwara di depan candi induk. Relief pada candi perwara tersebut menggambarkan dua ekor gajah dan seekor kerbau yang menarik bajak yang dikendalikan oleh seorang laki-laki, serta relief lainnya seperti burung garuda dan kancil. Candi ini diduga memiliki hubungan dengan ajaran Tantrayana yang dianut oleh Kertanegara, seorang tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
Candi Penampihan memiliki dua prasasti penting. Prasasti pertama terbuat dari batu andesit yang dikeluarkan oleh Rakai Watukura pada tahun 820 Saka atau 898 Masehi. Beberapa ahli berpendapat bahwa prasasti ini merupakan tinulad, atau salinan prasasti yang dibuat untuk tujuan legitimasi kekuasaan.
Anggapan tersebut menunjukkan bahwa usia Candi Penampihan mungkin tidak setua yang ditunjukkan oleh prasasti tersebut. Prasasti kedua, yang terbuat dari tembaga, mencatat keberadaan kompleks Penampihan dengan hubungannya pada Kertanegara. Diketahui bahwa Kertanegara mengubah upacara keagamaan dan membangkitkan kembali berbagai ritual keagamaan yang telah mati, sebuah praktek yang sesuai dengan ajaran Tantrayana.
Candi ini didedikasikan untuk pemujaan Dewa Siwa dan memiliki beberapa arca, termasuk arca Siwa dan Dwarapala. Namun, karena ulah manusia yang tidak menghargai warisan budaya, beberapa arca telah hilang atau rusak. Untuk melindungi arca yang tersisa, beberapa di antaranya telah dipindahkan ke Museum Situs Purbakala Majapahit di Trowulan, Jawa Timur.
Selain itu, di kompleks candi ini juga ditemukan prasasti Tinulat yang ditulis dalam aksara Pallawa dan mengandung nama-nama raja seperti Balitung serta tokoh Mahesa Lalatian, yang masih menjadi misteri dalam sejarah. Uniknya, di kompleks Candi Penampihan terdapat dua kolam kecil yang dikenal dengan nama Samudera Mantana.
Baca Juga : Tahun Ajaran Baru Biaya Pendidikan Naik, SD dan SMP Sumbang Inflasi Terbesar
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kolam-kolam ini diyakini sebagai indikator keadaan air di Pulau Jawa. Kolam di sebelah utara mencerminkan keadaan air di Jawa bagian utara, sedangkan kolam di selatan mencerminkan keadaan air di bagian selatan. Apabila kedua kolam tersebut kering, ini menandakan kekeringan di wilayah tersebut, sementara jika kolam penuh air, berarti wilayah tersebut sedang mengalami banjir.
Pelestarian Candi Penampihan telah dilakukan melalui inventarisasi dan registrasi pada tahun 1996, serta penetapan sebagai cagar budaya pada tahun 2010. Keberadaan candi ini tidak hanya sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai tempat penting dalam memahami perjalanan spiritual dan budaya di Jawa.
Selain itu, candi ini sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur yang diwariskan melalui arsitektur dan seni ukirnya. Candi Penampihan yang kini masih berdiri kokoh di Tulungagung adalah saksi bisu dari peradaban zaman dan memperkaya khasanah sejarah budaya Jawa.