JATIMTIMES - Polisi hingga Kamis (25/7/2024) masih terus mendalami peristiwa ditemukannya jasad seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) di kawasan Pasar Sumedang, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Dugaan sementara, korban meninggal akibat serangan jantung ketika melayani pelanggan.
Perkembangan hasil penyelidikan kepolisian tersebut disampaikan Kapolsek Kepanjen AKP Moh Lutfi, saat dikonfirmasi JatimTIMES, Kamis (25/7/2024).
Baca Juga : Bus Rombongan Dosen Unpam Kecelakaan di Tol Cipali Majalengka, 1 Orang TewasÂ
"Dia (korban) memang memiliki sakit jantung, tapi ini nanti masih menunggu hasil visum resminya turun," ujarnya.
Dugaan bahwa PSK tersebut tewas akibat memiliki riwayat sakit jantung dikuatkan dengan temuan polisi di tempat tinggal korban. Di mana, polisi menemukan banyak obat-obatan sakit jantung yang rutin dikonsumsi oleh korban semasa hidupnya.
"Memang di rumahnya itu banyak obat-obatan sakit jantung," terang Perwira Polri dengan pangkat tiga balok ini.
Identitas korban yang ditemukan tewas tersebut berinisial NT (43) warga Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam tersebut ditemukan tewas di samping Gedung Korpri. Tepatnya di kawasan Pasar Sumedang, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada Senin (22/7/2024) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Kalau hasil pemeriksaan visum secara resmi belum, tapi hasil pemeriksaan dokter sementara, itu tidak ada tanda-tanda kekerasan sama sekali, baik fisik maupun seksual," ujar Lutfi.
Peristiwa penemuan jasad seorang PSK tersebut dilaporkan oleh wanita berinisial SN. Pelapor yang kini berusia 39 tahun tersebut merupakan warga Desa Permanu, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Sementara itu, kronologi bermula pada Senin (22/7/2024). Malam itu, sekitar pukul 19.00 WIB, pelapor mengantar korban berangkat dari rumah kontrakan menuju ke Pasar Sumedang, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang untuk bekerja sebagai PSK.
Setibanya di warung kopi tempat korban biasa mangkal, pelapor pamit pulang lebih dulu untuk membeli obat karena sakit gigi. Beberapa saat kemudian, yakni pada kisaran pukul 21.30 WIB, pelapor kembali ke warung kopi setelah minum obat sakit gigi.
Setibanya di warung kopi, pelapor tidak mendapati keberadaan korban. Berselang sekitar 30 menit kemudian, saksi sekaligus pelapor tersebut memilih pindah lokasi ke warung kopi yang ada di depan Gedung Korpri. Tujuannya untuk mencari keberadaan korban.
Namun, lantaran pada saat itu korban tidak ada di warung tersebut, pelapor akhirnya memilih untuk memesan minuman di warung depan Gedung Korpri tersebut. Sekitar pukul 23.00 WIB, pelapor mendapat informasi dari seseorang yang telah menemukan korban terkapar di sebelah utara Gedung Korpri.
"Korban saat itu ditemukan dalam posisi terlentang tanpa memakai busana secara utuh," ucap Lutfi.
Mendapat informasi tersebut, pelapor beserta sejumlah saksi lainnya mengecek ke lokasi yang dimaksud. Di sana, mereka menemukan korban dalam posisi terlentang tanpa mengenakan pakaian di bagian bawah alias tak mengenakan celana.
Baca Juga : 10 Ribu Lebih Data Pemilih di Madiun Masih TMS, KPU pun Gelar Bimtek
Sementara itu, pakaian bagian atas yakni kaos yang dikenakan korban dalam keadaan tersingkap ke atas.
Mengetahui korban yang tidak bergerak, pelapor kemudian mencoba untuk membangunkan korban yang dia kira pingsan. Namun, saat diperiksa pada bagian pipi, leher, dan pergelangan tangan, pelapor dan para saksi tidak menemukan denyut nadi korban.
Di sisi lain, tubuh korban pada saat diperiksa oleh pelapor dan saksi sudah dalam keadaan dingin dan mulai kaku. Sementara itu, pada bagian mulut terlihat pucat, sehingga pelapor dan saksi menduga jika korban sudah meninggal.
Jasad korban kemudian oleh saksi ditutup menggunakan sarung serta menata tangan dan kaki korban yang sebelumnya dalam posisi telentang. Yakni kedua tangan terbuka ke samping dan kaki sedikit mengangkang.
Setelah warga beserta para saksi melipat tangan korban ke atas dada dan merapatkan kedua kakinya, pelapor kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kepanjen. Polisi yang mendapat laporan bergegas mendatangi lokasi guna melakukan serangkaian penyelidikan.
Jika melihat posisi korban pertama kali ditemukan serta keterangan para saksi yang dihimpun polisi, diduga korban meninggal saat melayani pelanggannya.
"Informasinya demikian, tapi saat ini masih kami dalami. Jadi kami belum bisa menyimpulkan," tutur Lutfi.
Beberapa sumber menyebut, beberapa barang berharga milik korban berupa handphone (HP) serta uang dikabarkan hilang. Namun, untuk handphone milik korban sudah ditemukan polisi.
Atas pertimbangan itulah, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk mencari keberadaan dugaan adanya pelanggan korban.
"Masih pendalaman, sedangkan kalau HP ada, tapi kalau uang ini masih kami dalami," pungkas Lutfi.