JATIMTIMES - Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Zainiye bersama Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) PCNU Situbondo serta Pemerintah setempat merayakan Hari Anak Nasional ke 40 di SDIT Nurul Anshar Panji, Selasa (23/7/2024).
Dalam peringatan Hari Anak Nasional yang mengambil tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" itu diikuti oleh ratusan siswa SDIT Nurul Anshar dan wali murid serta guru pengajar.
Ketua LPBHNU Situbondo, Badrus Sholeh dalam momentum hari anak ini menyampaikan jika saatnya masyakarat khususnya orang tua memanjakan anak, dalam artian melakukan sesuatu yang nantinya membuat anak merasa nyaman dan aman.
"Pada lingkungan pendidikan, kami dari LPBHNU Situbondo akan melakukan penyuluhan-penyuluhan dan pendampingan terkait dengan perlindungan anak ketika terjadi permasalahan hukum yang dialami anak," ujar Bahdrus.
Selain itu Bahdrus menjelaskan bahwa tidak harus menunggu adanya kasus. Menurutnya penyuluhan terkait kekerasan dan pendampingan serta perlindungan anak dan perempuan harus dilakukan sebagai bentuk pencegahan agar anak dapat memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di lingkungan sekitar, baik lingkungan sekolah maupun saat berada di rumah.
"Semua orang, baik anak maupun orang tua memiliki hak untuk hidup dengan aman, maka dengan adanya penyuluhan ini diharapkan dapat mencegah anak untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain," ungkapnya.
"Salah satunya kita telah melakukan program LPBHNU Go To School, dimana dalam penyampaiannya kita sesuaikan dengan bahasa anak, bukan bahasa ilmiah yang sulit untuk dimengerti anak," imbuhnya.
Hingga Juli 2024, kata Bahdrus LPBHNU sudah mendampingi beberapa kasus kekerasan terhadap anak, dimana anak yang menjadi korban.
"Beberapa kasus di polres khususnya di Unit PPA Satreskrim Polres Situbondo, kami melakukan pendampingan beberapa kasus dimana anak yang menjadi korban, kota dampingi termasuk bagaimana pendampingan psikisnya," jelasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur, Zainiye menjelaskan meskipun hingga semester pertama tahun 2024 jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak di Jawa Timur menurun namun secara kualitas kekerasan mengalami peningkatan.
"Kalau secara kuantitas memang menurun namun secara kualitas naik, maksudnya jumlahnya memang turun dari tahun kemarin 2023, namun jika dulu hanya sebatas bullying pada tahun 2024 didominasi dengan kasus kekerasan fisik," jelas Zainiye.
Oleh karena itu, lanjut Zainiye selain langka kuratif yang terpenting adalah pendekatan promotif dan preventif yang dilakukan kepada anak dan orang tua, untuk melakukan hal ini maka perlu kolaboratif tidak hanya oleh sekolah tapi juga melibatkan orang tua murid.
Baca Juga : LSM Bintara Soroti Anggaran Perjalanan Dinas DPRD Tulungagung yang Naik Fantastis
"Anak itu lebih banyak dirumah daripada disekolah, karena Orang tua itu sebagai roll model bagi pendidikan anak, maka penting komite sekolah juga difungsikan tidak hanya sebagai mediator ketika dibutuhkan untuk hal yang sifatnya insidental sekolah, tapi komite sekolah juga harus bisa mengadakan pertemuan berkala dengan orang tua murid lalu disitu ada parenting school," jelas Srikandi Partai PPP Kabupaten Situbondo itu.
Menurut Zainiye, orang tua berpendidikan tidak menjamin dapat menjadi tauladan yang baik untuk anak, karena dampak gadget atau smartphone.
"Orang tua berpendidikan hari ini lebih sibuk memikirkan bagaimana membranding dirinya sendiri daripada memikirkan bagaimana orang tua bisa menjadi tauladan untuk pendidikan anaknya," ungkap Zainiye.
Kabupaten Situbondo sebagai yang menyandang predikat sebagai Kabupaten layak anak, kata Zainiye diharapkan bisa secara maksimal dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, baik anak sebagai korban atau anak sebagai pelaku.
Kegiatan yang diadakan di SDIT Nurul Anshar Panji Situbondo itu, bukanlah tanpa Alasan berdasarkan informasi yang didapatkan jatimtimes.com, SDIT Nurul Anshar merupakan salah satu sekolah dasar yang menjadi sekolah percontohan sekolah ramah anak di kabupaten Situbondo, hal tersebut disampaikan langsung oleh kepala sekolah SDIT Nurul Anshar, Sutipyo.
"Kami sebagai sekolah ramah anak, SDIT Nurul Anshar menjadi satu-satunya sekolah dasar yang memiliki layanan psikologi atau guru Psikologi, selain itu Nurul Anshar sudah memiliki Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) sehingga kami selaku sekolah yang dekat dengan NU harus menjadi contoh untuk sekolah-sekolah lain di kabupaten Situbondo," ujar Sutipyo kepada sejumlah media.
Guna mendukung terwujudnya, Anak terlindungi demi terwujudnya Indonesia maju, SDIT Nurul Anshar kata Sutipyo terus melakukan inovasi dan melibatkan orang tua dalam semua kegiatan anak disekolah.
"Alhamdulillah kami mendapatkan penghargaan nomer 3 sebagai sekolah inovasi dalam IGA 2024 kemarin, dengan inovasi E-ASIK dan E-RINA dimana aplikasi tersebut berbasis digital online, sehingga anak bisa belajar lewat smartphone dan mengerjakan tugas, selain itu orang tua juga bisa memantau perkembangan anak di sekolah melalui aplikasi tersebut," pungkasnya.