JATIMTIMES - Proses pencocokan dan penelitian (Coklit) di Kota Batu rampung pada 13 Juli lalu. Dari hasil coklit tersebut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Batu menyoroti temuan pemilih tidak dikenali yang mana telah dilakukan pemutakhiran data oleh Pantarlih KPU. Alhasil, Bawaslu menyarankan adanya beberapa perbaikan.
Koordinator Divisi Hukum Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Kota Batu Yogi Eka Chalid menyampaikan, pihaknya mengetahui beberapa pemilih yang tidak dikenali di sejumlah titik. Di antaranya di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu 1 pemilih, Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu 3 pemilih dan Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji 1 pemilih.
Baca Juga : Gus Nadir Soroti Kunjungan 5 Nahdliyin ke Presiden Israel: Tanpa Nama NU, Mereka Tak Mungkin Diundang
"Dari temuan itu, ditindaklanjuti Panwascam dan PKD, berkoordinasi dengan PPK dan PPS, dimana pemilih yang tidak dikenali untuk dicatat dan ditandai," ujar Yogi ketika dikonfirmasi, Senin (15/7/2024).
Masalah lain, juga ada temuan di Pondok Pesantren Assunnah. Yakni proses coklit dilakukan tidak dilakukan oleh Pantarlih tetapi dilakukan oleh ketua lingkungan dikarenakan pondok tersebut sangat tertutup.
Panwascam dan PKD dengan PPK dan PPS akhirnya harus mendampingi Pantarlih dalam melakukan coklit sesuai dengan prosedur, dengan memberikan pengertian kepada Ketua Lingkungan Pondok.
Lain lagi di Pusdik Arhanud yang merupakan Rumah Dinas Tentara, didapati beberapa pemilih yang tidak bisa ditemui karena sudah tidak bertempat tinggal di rumah dinas. Akan tetapi secara administrasi masih beralamat rumah dinas tersebut. Pantarlih melaksanakan coklit dengan cara koordinasi bersama Ketua RT setempat.
Yogi mengungkapkan, beberapa temuan juga menunjukkan rumah yang dicoklit tapi tidak ditempeli stiker. Padahal stiker sebagai penanda bahwa KK telah dicoklit dan berapa anggota KK yang memiliki hak pilih.
"Berikutnya berkaitan potensi protes dari masyarakat terkait, ada masyarakat yang tidak mau menggunakan hak pilih kalau TPS jauh dari tempat tinggal. Di Mojorejo pemilih yang berada di timur jalan tidak mau menggunakan hak pilih di barat jalan raya. Ada upaya untuk memboikot karena menyeberang jalan dan sungai. Itu juga menjadi problem potensi," kata Yogi.
Baca Juga : Wali Kota Eri Minta Semua Petugas Dishub Turun ke Lapangan Tangani Parkir Liar
Dikatakannya, Bawaslu meminta KPU melalui saran perbaikan untuk melakukan penataan ulang terhadap potensi tersebut. "Sudah disampaikan melalui saran dan perbaikan, KPU harus memetakan potensi-potensi masalah serupa yang berikutnya melakukan mapping ulang. Sehingga kemudian pelayanan pemilih bisa lebih dekat," imbuh dia.
Seperti diberitakan, jumlah TPS untuk Pilkada Kota Batu November mendatang menyusut dari 611 menjadi 302 TPS. Pengurangan itu menjadikan beberapa titik TPS dihilangkan dan dijadikan satu TPS dengan jumlah pemilih mencapai dua kali lipat dari Pemilu Februari lalu. Yakni 600 orang per TPS. Bawaslu meminta KPU untuk memastikan agar akses mudah dari rumah warga ke TPS diperhatikan.
"Jangan sampai ada penolakan karena persoalan jarak. Maka KPU harus memberikan layanan agar akses dan jarak pemilih dari rumah ke TPS harus diperhatikan," tandasnya.
