free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Magis Pecut Samandiman Bangkit di BEN Carnival 2024 Kota Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

14 - Jul - 2024, 00:09

Placeholder
Sendratari Pecut Samandiman memukau penonton BEN Carnival 2024.(Foto: Aunur Rofiq/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Sabtu siang itu, BEN Carnival 2024 di Kota Blitar disulap menjadi arena magis dengan kehadiran sekelompok penari yang menarikan sendratari Pecut Samandiman. Para penari berbaju serba hitam, mengenakan pakaian tradisional yang memukau dan membawa pecut panjang serta jaranan, menciptakan sebuah teatrikal yang membuat penonton terpesona. Kehadiran mereka adalah hasil kolaborasi antara Disperindag Kota Blitar dan Pemerintah Kota Kediri, yang bertujuan untuk melestarikan serta mempromosikan seni budaya tradisional.

Penonton yang hadir di karnaval siang itu tak bisa menyembunyikan kekagumannya. “Pertunjukan ini sangat luar biasa! Saya benar-benar merasakan magisnya Pecut Samandiman.Gerakan mereka begitu anggun dan bertenaga, seolah-olah membawa kita kembali ke masa lalu," ujar Nanang, seorang penonton dengan mata berbinar.

Asal Usul Pecut Samandiman

Baca Juga : Putus Mata Rantai Jebakan Pinjol, Para Tokoh Agama Dilibatkan Kuatkan Literasi Masyarakat

Pecut Samandiman adalah pusaka berupa cambuk yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Pusaka ini dimiliki oleh Raja Klono Sewandono dari Kerajaan Bantarangin. Klono Sewandono menggunakan pusaka ini untuk mengalahkan lawannya, Singo Barong, Raja Kerajaan Lodaya. Dalam sebuah pertempuran yang hampir membuatnya kalah, Klono Sewandono ingat akan pesan gurunya untuk menggunakan senjata pusaka tali Kolor. Dengan pusaka ini, ia berhasil mencambuk Singo Barong, menyebabkan kekalahan lawannya.

Pecut Samandiman dikenal dalam dua bentuk: lurus tegap dan lemas. Bentuk lurus tegap berwarna putih dan dihiasi untaian benang, digunakan oleh penari Klono Sewandono dengan cara disambarkan ke udara. Bentuk lemas berwarna-warni dengan panjang lebih dari 200 cm, digunakan oleh warok saat memulai pertunjukan reog atau memberi ruang gerak kepada penari.

Pecut Samandiman di Blitar

Di Blitar, Pecut Samandiman menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya kota ini. Pusaka ini dipercaya digunakan oleh KPH Sosrohadinegoro, Bupati Blitar ketiga, untuk menaklukkan amukan lahar dari Gunung Kelud. Sosrohadinegoro dikenal sebagai pemimpin yang cakap dan memiliki kesaktian, sehingga dijuluki Kanjeng Jimat.

Menurut legenda, Sosrohadinegoro mampu mengusir lahar Gunung Kelud hanya dengan sekali lecutan Pecut Samandiman. Suara pecut ini menggelegar sampai ke angkasa, membuat aliran lahar tersibak dan terbelah menjadi dua, menyelamatkan Kota Blitar dari bencana. Namun, jejak fisik dari Pecut Samandiman tidak diketahui dan banyak yang percaya bahwa pecut ini moksa setelah pemiliknya meninggal dunia.

Taman Pecut di Kota Blitar menjadi simbol dari legenda ini. Terletak di jantung kota, taman ini bukan hanya tempat rekreasi tetapi juga menyimpan cerita mistis dan sejarah. Patung tangan yang gagah memegang pecut di taman ini melambangkan kekuatan dan keberanian yang diilhami oleh Pecut Samandiman.

 Pecut Samandiman di Kediri

Di Kediri, Pecut Samandiman juga memiliki tempat penting dalam seni dan budaya lokal. Pecut ini telah didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) di Kemenkumham. Pecut Samandiman di Kediri dikenal dengan kekhasan panjangnya yang mencapai 3,5 hingga 10 meter, memerlukan teknik khusus untuk membunyikannya.

Pemerintah Kota Kediri melestarikan seni ini melalui berbagai kejuaraan, termasuk Kejuaraan Seni Pecut Samandiman yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Pecut Samandiman menjadi bagian dari seni jaranan di Kediri, dengan komunitas lokal yang aktif dalam mempromosikan dan melestarikan tradisi ini.

Pecut Samandiman di Era Modern

Baca Juga : 4 Beasiswa yang Bisa Membuat Kamu Kuliah Gratis di Universitas Terbuka

Di era modern, Pecut Samandiman terus menjadi simbol penting dalam berbagai budaya dan acara. Di Kediri, acara 1.000 Barong di Simpang Lima Gumul setiap tahun menampilkan atraksi pecut oleh komunitas Pasjar, mengenakan pakaian adat pria Ponorogo. Kegiatan ini melahirkan komunitas Pecut Samandiman yang mengenakan Penadon, pakaian adat Ponorogo.

Pecut Samandiman juga diabadikan dalam berbagai budaya modern, seperti pada lirik lagu-lagu dan tata kota. Di Ponorogo, dikenal dengan nama Taman Macan atau Blok M, terdapat patung seorang warok yang membawa Pecut Samandiman sedang menggiring macan. Di Blitar, dikenal dengan nama Taman Pecut Samandiman, terdapat patung tangan yang menggenggam pecut. Taman ini dibangun pada masa Walikota Samanhudi Anwar pada tahun 2016 dan diresmikan pada tahun 2017.

Pecut Samandiman juga mendapatkan perhatian internasional. Pada 20 Oktober 2022, perwakilan Indonesia Andina Julie membawa Pecut Samandiman dalam ajang Miss Grand International di Sentul International Convention Center. Ia mengenakan kostum tema Reog Ponorogo hasil desain Inggi Indrayana Kendran, menunjukkan bahwa pusaka ini terus menjadi bagian penting dari budaya Indonesia di panggung global.

Ketua DPRD Kota Blitar, Syahrul Alim, mengungkapkan kebanggaannya terhadap kolaborasi ini. “Kami sangat mendukung acara ini karena event seperti ini mampu menghidupkan ekonomi dan mempromosikan Kota Blitar di tingkat nasional dan internasional,” ujar Syahrul. Ia juga menekankan pentingnya pelestarian budaya melalui acara seperti BEN Carnival.

Pertunjukan sendratari Pecut Samandiman di BEN Carnival 2024 bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga pengingat akan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. “Kami berharap BEN Carnival akan semakin besar dan dikenal di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menunjukkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia,” tutup Syahrul Alim.

Dengan latar belakang mistis Taman Pecut dan kisah legendaris Pecut Samandiman, BEN Carnival 2024 berhasil menciptakan suasana siang yang penuh dengan magis dan keindahan budaya. Kolaborasi antara Disperindag Kota Blitar dan Pemerintah Kota Kediri dalam pertunjukan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang. Penonton pun pulang dengan membawa kesan mendalam, menyadari bahwa di balik setiap pertunjukan ada sejarah dan cerita yang tak ternilai harganya.


Topik

Wisata kota blitar ben carnival 2024 pecut samandiman



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya