JATIMTIMES - Kota Batu menjadi daerah pertama memiliki tenpat wisata yang mengusung konsep zero waste atau nol sampah, yakni di Taman Rekreasi Selecta. Seluruh sampah yang dihasilkan Selecta dikelola bernilai ekonomis tanpa ada residu yang dikeluarkan ke TPA.
Namun, upaya itu masih belum berimbang dengan pengurangan produksi sampah. Timbunan sampah dari pengunjung belum bisa ditekan.
Baca Juga : Pemkab Blitar Galakkan Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Minimarket
Sampah yang dihasilkan pengunjung destinasi wisata itu jumlahnya masih tetap tinggi. Terlebih pemilahan awal saja masih sulit untuk bisa diterapkan.
Hal tersebut dibenarkan Direktur Utama PT Selecta Sujud Hariadi. Meski sudah mengolah sampah yang didapat di taman rekreasi, di sisi lain pemilahan baru bisa ditekan dari internal Selecta.
"Untuk ditekan dari produksi sampah (pengunjung) ini yang belum bisa. Jangankan menekan, untuk memilah di tempat sampah saja sulit dilakukan," ujar Sujud, Sabtu (6/7/2024).
Pemilahan awal yang dimaksud yakni memisahkan sampah organik dan anorganik di tempat pembuangan yang disediakan. Meski begitu, internal pengelola berupaya melakukan pemilahan awal untuk memudahkan pengolahan tingkat lanjut hingga bisa menjadi berbaga produk dan pemanfaatan lain.
"Minimal dari internal dapur kita, beberapa seperti restoran. Bisa kita pilah organik dan anorganik, agar lebih gampang," katanya.
Sujud mengakui bahwa sebagai wisata keluarga, pengunjung Selecta banyak yang memanfaatkan tempat sejuk untuk dinikmati dengan membawa makanan dan minuman dari luar. Sehingga, produksi sampah pun tak bisa dihindari begitu saja.
"Dari wisatawan seperti yang di taman dan samping kolam, mereka banyak yang seperti dulu, membawa bekal menggelar tikar dan makan bersama keluarga. Karena itulah salah satu yang menyebabkan volume banyak. Belum bisa dikurangi," ucap dia.
Untuk itu, proses reduce, reuse, dan recycle dilakukan pengelola setelah sampah dikumpulkan dari tempat wisata. Meski terkesan membutuhkan tenaga ekstra, Sujud memastikan proses tersebut akan tetap dilakukan berkelanjutan. Sebab, konsep zero waste sudah diterapkan untuk komitmen terhadap lingkungan.
Baca Juga : Begini Cara Kurangi Sampah Plastik dengan Kotoran Sapi, Benarkah Efektif?
"Maka dalam zero waste ini kita kelola yang bisa dikelola sendiri. Untuk beberapa sampah seperti botol bekas masih bisa disalurkan ke pabeik daur ulang yang kita sudah berpartner. Yang lain bisa diolah seperti paving block, alas, dan produk lain agar tidak ada yang keluar ke TPS dan TPA. Dan bernilai ekonomis," imbuhnya.
Terpisah, Staf Ahli Wali Kota Bidang Administrasi Kemasyarakatan Supriyanto menyampaikan apresiasi atas upaya pengelola destinasi wisata menerapkan pengelolaan sampah mandiri. Diharapkan dapat menjadi contoh lokasi wisata yang lain di Kota Batu untuk memperhatikan secara serius masalah produksi sampah di Kota Wisata Batu.
"Ini wujud kontribusi untuk kebersihan di Kota Batu. Kami akan sosialisasi terhadap tempat wisata yang masih belum kelola sampahnya. Kita sampaikan ke pengelola. Sebab, kalau wisata bersih dan nyaman otomatis kunjungan akan meningkat," ujar Supriyanto.
Disinggung rencana jangka panjang, skema serupa dengan zero waste di tempat wisata disebutnya akan diusulkan menjadi produk peraturan daerah. Untuk mewujudkan nol sampah dari tempat wisata. Di samping itu, ia juga mengimbau agar masyarakat Kota Batu khususnya dan wisatawan untuk ikut berkontribusi menjaga lingkungan saat berlibur ke sejumlah destinasi di Kota Batu.
"Karena masih banyak volume sampah yang dihasilkan, kami imbau masyarakat khususnya yang berwisata untuk menjaga kebersihan dan memastikan membuang sampah ke tempat yang disediakan. Salah satunya memudahkan untuk pengelolaan," tambahnya.
