JATIMTIMES - Awal bulan hijriah yang ditetapkan Nahdlatul Ulama bisa berbeda dengan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan lainnya. Bukan terjadi sekali dua kali, tetapi sudah berkali-kali. Perbedaan ini dilatari dengan ketidaksamaan pemahaman dalam melihat suatu teks nash, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits.
Paling anyar, terjadi perbedaan pada penentuan awal Hijriyah 1446 H. NU melalui Lembaga Falakiyah PBNU mengumumkan bahwa hilal tidak terlihat pada Sabtu, 6 Juli 2024, sehingga menetapkan 1 Muharram jatuh pada Senin, 8 Juli 2024.
Baca Juga : 1446 Kembang Api dan Lomba Lampion Jadi Penanda Tahun Baru Islam di Situbondo
Penetapan ini seperti tertera dalam surat Pengumuman Lembaga Falakiyah PBNU yang dirilis pada Sabtu, 6 Juli 2024 (30 Zulhijah 1445) pukul 19.30 WIB.
Sementara itu, pemerintah menetapkan 1 Muharram 1446 H pada Minggu, 7 Juli 2024, berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.
Pun demikian, Muhammadiyah juga menetapkan 1 Muharram pada 7 Juli 2024, sesuai dengan kriteria Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Sejak didirikan pada tahun 1984, Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) telah beberapa kali berbeda pendapat dengan pemerintah dalam menetapkan awal bulan hijriah. Contoh perbedaan ini dapat dilihat dalam empat peristiwa berikut, melansir NU Online:
1. Idul Fitri 1 Syawal 1412 H
LFNU memutuskan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 4 April 1992, berdasarkan pengamatan hilal di Cakung, Jakarta Timur. Pemerintah, melalui Menteri Agama Moenawir Sjadzali, menetapkan Idul Fitri pada Ahad, 5 April 1992, setelah menggenapkan bulan Ramadhan menjadi 30 hari (istikmal).
2. Idul Fitri 1 Syawal 1413 H
Pemerintah menetapkan Idul Fitri pada Kamis, 25 Maret 1993, sedangkan NU memutuskan pada Rabu, 24 Maret 1993, berdasarkan hasil rukyat yang berbeda.
3. Idul Fitri 1 Syawal 1414 H
Baca Juga : Daftar Para Atlet Indonesia yang Akan Bertanding di Olimpiade Paris 2024
NU menetapkan Idul Fitri pada Ahad, 13 Maret 1994, sementara pemerintah melalui Menteri Agama Tarmizi Taher menetapkan pada Senin, 14 Maret 1994.
4. Idul Adha 1420 H
Pada masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid dengan Menteri Agama KH M. Tolchah Hasan, terjadi perbedaan penetapan Idul Adha. NU menetapkan Idul Adha pada Jumat, 17 Maret 2000, sementara pemerintah menetapkan pada Kamis, 16 Maret 2000, berdasarkan kriteria imkanur rukyat.
Demikian beberapa perbedaan penetapan awal bulan Hijriah antara NU dan Pemerintah. Perbedaan penetapan ini menunjukkan dinamika dalam metode pengamatan dan interpretasi hilal di Indonesia.