free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Budayawan dan Dosen UNU Blitar Serukan Pentingnya Merawat Petilasan Eyang Bronto Kusumo: Proklamator Desa Plandirejo

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

30 - Jun - 2024, 14:18

Placeholder
Budayawan Arif Muzayin bersama perangkat desa Plandirejo saat Diskusi Pelestarian Petilasan Eyang Bronto Kusumo.

JATIMTIMES - Raden Tumenggung Dr Arif Muzayin Shofwan Dwijodipuro MPd, seorang budayawan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sekaligus dosen di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, memberikan pesan penting mengenai pelestarian petilasan Eyang Bronto Kusumo. Hal itu disampaikan Arif pada Sabtu 29 Juni 2024 dalam sebuah diskusi yang diadakan di Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, 

Eyang Bronto Kusumo, menurut sejarah, adalah tokoh yang menjadi cikal bakal Desa Plandirejo. Eyang Bronto Kusumo dikenal sebagai keturunan Keraton Mataram yang hijrah ke kawasan yang kini dikenal sebagai Desa Plandirejo sekitar tahun 1830.

Baca Juga : Jemaah Haji Kabupaten Blitar Dijadwalkan Pulang 11-12 Juli, Penjemputan Disiapkan dengan 23 Bus

Suwardi, juru kunci punden petilasan Eyang Bronto Kusumo, menjelaskan bahwa tokoh ini membuka hutan untuk dijadikan pemukiman, menandai berdirinya desa tersebut.

Arif Muzayin menambahkan, jika mempertimbangkan tahun hijrah beliau, sangat mungkin Eyang Bronto Kusumo hidup pada masa perang Pangeran Diponegoro. Hal ini mengaitkan perjalanan Eyang Bronto Kusumo dengan salah satu periode paling signifikan dalam sejarah Jawa, yaitu perjuangan melawan kolonialisme Belanda yang dipimpin Pangeran Diponegoro.

Pentingnya menjaga dan merawat situs-situs bersejarah seperti petilasan Eyang Bronto Kusumo menjadi sorotan dalam diskusi tersebut. Arif Muzayin menjelaskan bahwa para tokoh masa lalu biasanya menandai pendirian desa dengan menanam pohon yang berusia panjang sebagai simbol dan bukti berdirinya desa. “Tidak heran jika di punden petilasan Eyang Bronto Kusumo terdapat pohon besar yang menjadi tanda dokumentasi peresmian desa ini,” ujarnya.

Kasnuri, anggota Badan Permusyawaratan Desa Plandirejo, menyebutkan bahwa setiap bulan November, desa mengadakan serangkaian upacara untuk memperingati berdirinya desa. Kegiatan ini mencakup sedekah bumi, tahlilan, jedoran, dan jaranan pegon di punden petilasan Eyang Bronto Kusumo. Jaranan Pegon sendiri telah menjadi bagian dari tradisi sejak zaman Eyang Bronto Kusumo.

“Jaranan Pegon itu pakem dari Sunan Kalijaga. Oleh karena itu, tarian jaranan Pegon ini mengandung gerakan-gerakan seperti wudu, salat, tawaf, dan lainnya. Ini adalah simbol seni yang diwariskan oleh Eyang Bronto Kusumo,” jelas Arif.

Arif  dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya melestarikan punden petilasan Eyang Bronto Kusumo sebagai penghormatan kepada cikal bakal Desa Plandirejo. Menurut dia, merawat tempat-tempat bersejarah ini sama pentingnya dengan merawat negara.

Baca Juga : AJI Kediri Gelar Diseminasi dan Bedah Buku Suara-Suara Terabaikan

“Merawat punden cikal bakal desa sama pentingnya dengan merawat negara. Perlu diketahui bahwa desa-desa ada lebih dulu daripada negara. Oleh karena itu, kita harus mampu berterima kasih kepada cikal bakal desa dengan cara merawat punden petilasan, makam, dan warisan dari mereka,” tegasnya.

Diskusi ini menjadi ajang bagi masyarakat Desa Plandirejo untuk merefleksikan pentingnya sejarah lokal dan bagaimana menghargai serta melestarikan warisan budaya mereka. Pesan yang disampaikan oleh Arif Muzayin menggarisbawahi pentingnya menjaga warisan ini agar terus dikenal dan dihormati oleh generasi mendatang. Petilasan Eyang Bronto Kusumo bukan hanya simbol sejarah bagi Plandirejo, tetapi juga representasi dari nilai-nilai budaya dan spiritual yang perlu dirawat dengan penuh rasa hormat.

Melalui diskusi ini, harapan agar masyarakat Desa Plandirejo dan generasi penerusnya terus melestarikan situs-situs bersejarah seperti petilasan Eyang Bronto Kusumo semakin kuat. Dengan demikian, warisan dari para pendiri desa ini akan tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi masa depan.

 


Topik

Peristiwa Petilasan Eyang Bronto Kusumo Blitar cikal bakal desa makam leluhur



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy