JATIMTIMES– Kabupaten Blitar kembali dihadapkan pada peningkatan kasus positif human immunodeficiency virus (HIV). Dalam periode empat bulan pertama tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat sebanyak 54 warga dinyatakan positif HIV.
Data ini terungkap dari 5.510 tes yang dilakukan baik secara sukarela oleh masyarakat maupun melalui deteksi pada pasien berisiko yang menunjukkan gejala.
Baca Juga : Polisi Ungkap 8.000 Ekor Ayam Terpanggang di Wajak, Alat Pemanas Suhu Jadi Titik Awal Kebakaran
Anggit Ditya Putranto, kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, menjelaskan bahwa dari total jumlah tersebut, mayoritas penderita adalah lelaki dengan persentase mencapai 76 persen.
“Kita melihat ada pola yang perlu diperhatikan, di mana sebagian besar penderita HIV adalah lelaki. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencegahan dan pengobatan,” ujarnya, Selasa (25/6/2024).
Lebih lanjut, Anggit merinci distribusi kasus berdasarkan kelompok populasi. Populasi umum menyumbang angka tertinggi dengan 28 persen dari total kasus, disusul oleh kelompok lelaki seks lelaki (LSL). “Kelompok pelanggan pekerja seks juga cukup signifikan dengan kontribusi 19 persen. Diikuti oleh beberapa populasi lainnya seperti wanita pekerja seks komersial (PSK), anak-anak dengan HIV (ODHIV), ibu hamil, dan pasangan penderita HIV maupun penderita tuberkulosis (TBC),” tambahnya.
Data ini menunjukkan betapa kompleksnya penularan HIV di Kabupaten Blitar. Menurut Anggit, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar telah melakukan berbagai langkah untuk menangani penyebaran HIV. Pengobatan menggunakan antiretroviral (ARV) diberikan secara rutin melalui rumah sakit daerah dan puskesmas kepada penderita HIV, termasuk pengobatan untuk penyakit penyerta yang sering dialami oleh penderita.
“Kami berupaya keras untuk menekan laju penularan HIV/AIDS. Salah satunya dengan melakukan skrining kesehatan melalui tes HIV secara masif,” jelas Anggit. Ia juga menekankan pentingnya kesadaran individu dalam menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti sering berganti pasangan tanpa pengaman.
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar juga terus menggencarkan edukasi dan kampanye mengenai bahaya HIV/AIDS serta cara pencegahannya. Masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. “Kesadaran diri untuk memeriksa kesehatan sangat penting. Kami mendorong masyarakat yang merasa berisiko untuk tidak ragu memeriksakan diri, agar kita bisa mendeteksi dini dan menangani lebih cepat,” tegas Anggit.
Baca Juga : Demo Mahasiswa HMI di Depan DPRD Tulungagung, Singgung Kebijakan Tapera hingga Jalan Rusak
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar pun berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus HIV dan memastikan bahwa layanan kesehatan bagi penderita HIV dapat diakses dengan mudah. Langkah ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka penularan serta memberikan dukungan yang diperlukan oleh penderita untuk menjalani hidup dengan lebih baik.
Dengan angka yang terus meningkat, Kabupaten Blitar kini dihadapkan pada tantangan besar untuk mencegah penyebaran HIV lebih luas lagi. Edukasi, skrining kesehatan, dan penanganan yang cepat menjadi kunci dalam menghadapi ancaman ini. “Ini adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus terlibat dalam upaya pencegahan dan penanganan HIV,” pungkas Anggit.
Masyarakat Kabupaten Blitar diharapkan dapat merespons dengan kesadaran tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan menjalani pemeriksaan rutin. Upaya bersama ini adalah langkah penting untuk memutus mata rantai penyebaran HIV di wilayah tersebut.
