JATIMTIMES- Penyebaran penyakit sifilis di Kabupaten Blitar kembali menjadi perhatian serius. Dari awal tahun 2024 hingga April, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar melaporkan peningkatan kasus sifilis dengan jumlah 11 orang yang terkonfirmasi terinfeksi.
Mirisnya, beberapa penderita masih berusia belasan tahun, yakni 18 dan 19 tahun, yang semuanya tertular melalui hubungan seksual.
Baca Juga : Lonjakan Kasus TBC Kabupaten Blitar: Lima Bulan Pertama 2024, 30 Orang Meninggal Dunia
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto, mengungkapkan bahwa dari 11 penderita yang tercatat, terdapat perbedaan jenis kelamin, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
"Penemuan kasus ini berasal dari berbagai sumber. Beberapa ditemukan karena kesadaran diri pasien untuk menjalani tes, terutama saat pemeriksaan kehamilan, sedangkan lainnya diketahui saat petugas kesehatan memeriksa gejala yang mengarah ke sifilis," ujar Anggit pada Jumat (21/6/2024).
Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Anggit menjelaskan bahwa meskipun penyakit ini bisa disembuhkan, penularannya dapat sangat meresahkan, terutama jika tidak ditangani sejak dini.
"Penyakit ini bisa ditularkan melalui kontak seksual tanpa pengaman, berganti-ganti pasangan, dan juga dari ibu ke janin selama kehamilan," jelas Anggit.
Menyadari meningkatnya kasus ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini. "Dengan semakin banyak orang yang sadar untuk memeriksa kesehatannya, terutama mereka yang berisiko, kita bisa mendeteksi sifilis lebih awal dan memberikan penanganan yang lebih cepat," tambah Anggit.
Pada tahun 2023, kasus sifilis di Kabupaten Blitar mencapai angka yang cukup tinggi dengan total 92 orang terkonfirmasi positif sepanjang tahun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan angka pada awal tahun 2024, pencegahan dan pengobatan tetap harus menjadi prioritas.
Baca Juga : Pemkot Blitar Perketat Pengamanan untuk BEN Carnival 2024: Barikade di Alun-Alun Akan Ditambah
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar juga berencana untuk meningkatkan upaya penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya sifilis dan pentingnya hubungan seksual yang aman. “Kami berharap melalui edukasi yang berkelanjutan, masyarakat akan lebih memahami risiko dan cara pencegahan sifilis. Langkah ini penting untuk mengurangi angka penyebaran penyakit ini di masa depan,” kata Anggit.
Di sisi lain, masyarakat juga didorong untuk tidak merasa malu atau takut menjalani pemeriksaan kesehatan terkait sifilis. "Penanganan dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang aktif secara seksual, untuk rutin memeriksa kesehatan mereka," ujar Anggit mengakhiri.
Dengan meningkatnya kesadaran dan partisipasi dari masyarakat dalam memeriksa kesehatannya, diharapkan angka kasus sifilis di Kabupaten Blitar dapat ditekan. Pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan berkomitmen untuk terus mendukung upaya pencegahan dan penanganan penyakit menular ini agar Blitar bisa menjadi wilayah yang lebih sehat dan aman bagi seluruh warganya.