JATIMTIMES - Kondisi pendidikan di Indonesia, masih belum sesuai harapan. Masih banyak kasus yang mencerminkan bahwa pendidikan di tanah air memerlukan reformasi. Hal inilah yang menjadi pandangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) sehingga menyelenggarakan Seminar Nasional yang mengusung tema "Reformasi Pendidikan Nasional dalam Membangun Karakter dan Moral Bangsa".
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan, Dr. Drs. Choirul Hudha M.Si mengatakan, bahwa melalui penyelenggaraan Seminar Nasional ini, menjadi bukti kepekaan para mahasiswa Unikama terhadap isu-isu strategis, khususnya terkait tentang pendidikan.
Baca Juga : Anji Manji Buka Suara Soal Tudingan Selingkuh dengan Istri Rapper Sexy Goath
Menurutnya, selaras dengan tema, bahwa reformasi pendidikan ini memang harus terus dilakukan. Terlebih para mahasiswa yang nantinya akan menjadi agent of change harus aktif dan turut berpartisipasi dalam mengawal, mendorong dan melakukan langkah kongkrit untuk hal reformasi pendidikan ke arah yang lebih baik.
"Saya sangat mengapresiasi kepada para mahasiswa yang terus menyuarakan reformasi pendidikan," tuturnya.
Para generasi penerus atau anak-anak muda harus semangat mendorong itu. Sebab, ini menjadi support penting dalam upaya mengejar ketertinggalan pendidikan di tanah air. Dijelaskannya, bahwa kenyataannya pendidikan di sini selalu tertinggal 4 tahun dibandingkan dunia luar.
"Tahun 2020 kita benahi kurikulum ternyata ketika mereka telah lulus, dunia luar sudah berubah lagi. Mau tak mau reformasi harus dilakukan," paparnya.
Ketua Pelaksana Seminar Nasional, Emanuel Budiege mengatakan bahwa seminar nasional ini terselenggara atas keprihatinan terhadap tiga dosa besar (perundungan, kekerasan seksual, intoleransi) dalam dunia pendidikan yang hingga kini masih ada.
Maka dari itu, melalui tema "Reformasi Pendidikan Nasional dalam Membangun Karakter dan Moral Bangsa", BEM Unikama hadir untuk bersama saling berdiskusi tentang langkah-langkah strategis yang berhubungan dengan upaya penanganan tiga dosa besar dalam dunia pendidikan.
Maka dari itu, dalam seminar yang melibatkan BEM se-Malang Raya, siswa SMK-SMA, Organisasi Daerah (Orda), Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Omek) dan beberapa peserta lainnya ini, pihaknya berharap akan ada imbas terjadinya reformasi pendidikan dalam membangun karakter dan moral bangsa.
"Siswa maupun mahasiswa harus mempunyai kesadaran untuk bagaimana bijak dalam melakukan langkah-langkah dan menyikapi atas tiga dosa besar dalam pendidikan," katanya.
Dalam seminar nasional itu, juga dihadiri oleh beberapa tokoh, yakni Menko PMK yang diwakili oleh Dr Rohman Budijanto SH MH, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang diwakili Siswanto Spd MT dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Drs Suwadji SIP MSI, serta Budayawan Jawa Timur Kang Cokro Wibowo Sumarsono.
Dr Rohman Budijanto SH MH, menyampaikan, bahwa pemahaman tentang karakter dan sebuah perbedaan menjadi hal yang penting untuk dipahami. Sebab, ini menjadi salah satu yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Terlebih, terjadi pergeseran generasi yang mana karakter positif ini harus ditularkan, termasuk juga dalam upaya reformasi pendidikan yang memang harus dilakukan.
Baca Juga : Gugurnya Sri Makurung Prabu Handayaningrat: Kesetiaan dan Perjuangan Terakhir Pengging untuk Majapahit
"Orang ada generasinya. Mereka yang sudah sepuh harus mentransformasi, membagikan karakter yang baik pada generasi penerus," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Drs Suwadji SIP MSI, menambahkan, bahwa dalam upaya menangani permasalahan yang ada di sekolah, berbagai upaya telah dilakukan.
Seperti, melakukan pencegahan dengan beragam cara, melakukan identifikasi permasalahan yang ada, termasuk juga memberikan pemahaman yang positif kepada orangtua, siswa maupun kepada tenaga pengajar.
"Sehingga proses pembentukan karakter, pendidikan yang diberikan tidak mis persepsi dan komunikasi, serta mampu menangani masalah di sekolah," katanya.
Reformasi pendidikan terus dikuatkan agar tertanam dalam benak para guru, siswa maupun para orang tua. Hal ini mengawal karakter yang tertanam terhindar dari tiga dosa besar pendidikan.
"Siswa, guru, sarana dan prasarana dikuatkan. Kemudian eternal, komite, pemerintah tingkat desa dan lainnya terus bersinergi dalam mencegah hal-hal negatif," pungkasnya.